19. Behind The Scenes

21.5K 1.4K 69
                                    

[Part 5]

Hema melirik kembali bangku Milka yang kosong. Telunjuknya mengetuk-ngetuk permukaan meja dengan resah. Sangat bukan Milka yang pergi di saat jam pelajaran seperti ini. Terlebih ini terlalu lama untuk ukuran ke toilet.

Hema pun mengeluarkan ponselnya. Bertanya pada Tio tentang keberadaan gadis itu. Lima menit menunggu, akhirnya Tio mengirim jawaban.

"Di UKS? Dia kenapa?" Hema bergumam.

- Buat Melody masuk UKS

Hema mengirim pesan itu sambil menanti jawaban dengan cemas.

Begitu mendapatkan jawaban dari Tio, Hema segera bergegas  menuju UKS. Entah keberuntungan yang harus disyukuri atau tidak. Hema berpapasan dengan Milka di pintu UKS dengan wajah gadis itu yang begitu pucat.

Serenanya sakit.

"Ikut," ucap Hema lalu membawa Milka untuk pergi dari sana. Ke tempat yang lebih sepi untuk bicara berdua.

"Apa yang terjadi sama Melody?"

--sama kamu? ralat Hema dalam hati. Dia memperhatikan wajah Milka dengan seksama. Dia terfokus pada bibir Milka yang terlihat lecet akibat digigiti pemiliknya sendiri.

"Apa kamu pikir aku serendah itu?"

"Hanya khawatir aku terlalu tinggi nilai seseorang," balas Hema yang jelas akan melukai Milka. Itu tak sia-sia karena sekarang Milka menunjukkan rasa kesalnya. Hema bangga.

"Milka Sashikiran yang selalu mengedepankan pendidikan, tiba-tiba bolos 4 jam pelajaran dan tiba-tiba juga ada di UKS." Mata Hema menyipit. "Ada yang salah?"

"Apa pun itu, nggak ada hubungannya sama hal yang jadi 'urusan' kamu itu."

Mata yang selalu menantang dengan kata-kata yang cerdas. Hema nyaris ingin menyerah dan memeluk gadis itu saja.

oOo

[Part 6]

Hema bersenandung senang seraya menggerak-gerakkan jemarinya di atas kemudi. Dirinya baru saja selesai mengantar pulang Melody, tapi tentunya bukan itu yang membuat suasana hatinya senang. Sekarang Hema akan menjemput Milka.

Gadis itu tengah membuat kue untuk Miriam. Acaranya memang masih beberapa jam lagi, tapi Hema juga membuat rencananya sendiri. Hema memesan sebuah gaun untuk Milka. Hema yang membuat desainnya sendiri meski sambil menahan tatapan Tio yang seolah mengejek untuk apa penerus Danuarta bergadang hanya demi satu desain baju.

Hema menjemput lebih awal agar gadis itu belum siap-siap dan Hema punya alasan untuk memberikan gaunnya.

"Jadi, gaun ini dari Mama." Hema mencoba memikirkan kalimat yang cocok untuk dirinya katakan nanti. Hema tidak bisa jujur karena misinya sekarang membuat Milka berpikir bahwa Hema menyukai Melody.

Hema sampai di tempat Milka biasa kursus memasak. Rumah pribadi dari seorang Chef terkenal. Hema tentu sudah mencicipi masakan Milka, tapi itu berupa makanan yang disajikan untuk bersama. Hema ingin suatu saat Milka membuatkan secara khusus hanya untuk dirinya. Hema tidak sabar.

Hema menekan bel. Menunggu dengan tidak sabar seraya menghafalkan alasan yang logis untuk gaun itu--atau tidak perlu.

Hema mematung menatap Milka yang sudah begitu siap dengan gaun berwarna hitam.

Dia sangat cantik.

Luar biasa, seperti biasnya.

Dibanding dengan gaun Hema, Hema bangga karena Milka memakai gaun pilihannya sendiri. Terlebih dia bisa segesit itu dalam bersiap-siap.

Fight for My Fate [TAMAT]Where stories live. Discover now