25. The Game

19.2K 1.4K 61
                                    

Milka bersiap untuk pergi ke lab. Semua sudah keluar seperti biasa. Milka hendak menoleh ke arah Hema, tapi pria itu sudah melenggang ke depan lalu bergabung dengan yang lain, tanpa melirik ke arah Milka sedikit pun.

Milka sedikit termenung, tapi kemudian dirinya pun melangkah keluar.

Saat tiba di lab, Hema mengambil duduk yang sangat berjauhan, begitu saat kembali ke kelas, tak sedikit pun Hema menatap ke arahnya.

Waktu istirahat, Milka memutuskan untuk pergi ke atap. Dia berpapasan dengan Hema, tetapi pria itu hanya berlalu begitu saja. Hanya sekedar mengusap kepalanya pun tidak.

Milka tidak tahu ini hanya sekedar perasaannya atau tidak. Hari ini Hema benar-benar dingin terhadapnya. Maksudnya 12 tahun ini Milka memang selalu mendapat respon seperti itu dari Hema, jika dibilang wajar, memang wajar karena seperti dulu.

Namun, karena belakangan ini sikap Hema berubah, entah mengapa rasanya aneh sekali saat Hema dingin padanya. Bahkan saat mereka berpapasan di tempat yang sepi, Hema melewatinya begitu saja.

Bukan hanya sekali, hari ini keberadaan Milka seolah tidak terlihat oleh pria itu.

Apa yang sebenarnya terjadi?

Milka menggeleng, memangnya apa yang dirinya harapkan? Hema yang bersikap manis padanya? Kenapa Milka berharap untuk hal seperti itu?

Milka mengetuk-ngetuk kepalanya. Sepertinya pemikiran dia cukup kacau.

oOo

Milka sedikit menepi begitu melihat banyak gerombolan orang yang berlari dengan tergesa-gesa. Milka merapatkan dirinya ke arah pagar pembatas dari lantai dua. Dirinya baru turun dari atap, mengisi waktu istirahatnya dengan berdiam diri di sana.

"Hema mau nembak Melody di lapangan."

Beberapa orang juga ikut ribut meneriakan kalimat itu. Milka pun melihat ke arah lapangan. Sudah banyak sekali orang di sana. Membuat formasi melingkar dengan Hema yang sudah berlutut membawa buket bunga di hadapan Melody

Milka tertegun. Untuk sesaat dia merasa jantungan tercabut hingga dia tidak merasakan detaknya.

"Terima! Terima! Terima!"

Milka sama sekali tidak bisa menggerakkan tubuhnya. Harusnya dirinya pergi dan tidak perlu menyaksikan semua itu. Namun, Milka tetap mematung hingga Melody mengangguk lalu Hema memeluk gadis itu. Tepuk tangan yang riuh seperti kabut hitam yang semakin lama membuat Milka kesulitan bernapas.

Ini sama saja dengan membunuh Milka secara perlahan.

oOo

Milka mencoba melepas tangan Damian saat pria itu mencekiknya lalu mengangkat tubuh Milka. Dengan kaki yang sudah berjinjit, Milka terus berusaha untuk lepas.

Napas Milka sudah terputus-putus. Tenaga pada tangannya sudah mulai berkurang. Milka pikir dirinya akan mati, tapi tiba-tiba Damian menghempaskannya. Membuat tubuhnya terjatuh ke atas lantai.

Milka terbatuk-batuk ia menepuki dadanya yang terasa sakit. Milka berusaha bangkit, tapi kembali jatuh karena terlalu lemas.

Kabar soal Hema yang menyatakan cinta pada Melody langsung membludak. Banyak video yang tersebar yang secara berkesinambungan panas juga kabar soal Milka yang gagal menjadi tunangan pria itu. Keadaan ini tentu lebih parah dari sekedar Hema berselingkuh. Secara tidak langsung posisi Milka benar-benar di ujung tanduk sekarang. Atau bahkan mungkin sudah berakhir.

Harga saham merosot, para investor langsung berlari, perusahaan Damian langsung anjlok ke posisi yang sulit.

Milka menahan sakit begitu rambutnya ditarik dan dipaksa mendongak oleh Damian. "Kenapa kamu menghancurkan perusahaan saya? Kenapa kamu menghancurkan semuanya?!"

Fight for My Fate [TAMAT]Where stories live. Discover now