19. Bonding

343 48 15
                                    

Berbekal ilmu yang sudah ia pelajari selama tiga bulan di kelas Stabilizer, Yuma sudah mempersiapkan dirinya sebaik mungkin. Dia juga sudah menyiapkan bagian bawahnya menggunakan cara dan panduan dari pelajaran yang ia dapatkan sehingga nanti saat Key melakukan Connecting, dia tidak akan terlalu kesakitan.

Bayangkan saja benda keras dan tajam seperti itu akan ditusukkan ke dalam tubuhnya. Awalnya Yuma merinding hebat membayang hal tersebut, tapi kemudian seiring berjalannya waktu, dia semakin tahu posisinya sekarang dimana. Dia bisa hidup sejauh ini adalah karena Key.

Bonding yang dilakukan tanpa persetujuan hanya akan terasa menyakitkan. Daripada menyakiti dirinya sendiri, Yuma memilih untuk menerima Key dan melakukan Bonding ini dengan hati terbuka.

Meskipun dia takut pada Key, namun selama ia tidak melanggar batas, Key akan bersikap 'baik' kepadanya. Itu semua lebih dari cukup.

Saat ini Yuma menarik nafas dalam-dalam. Wajah datar Key membuat ia merasa lebih santai. Ia pun melepaskan pakaiannya, tidak ingin bajunya robek hanya karena Key merasa itu menghalangi jalannya.

"Biarkan aku mempersiapkan diriku dulu," pinta Yuma seraya memasukkan jarinya ke dalam mulut agar basah.

Setelahnya dia mengarahkan dua jari basah itu ke bagian bawahnya, memasukkan pada lubang hangat yang perlahan-lahan mulai ikut basah karena rangsangan yang membelai pelan dinding daging tersebut.

Key menatapnya. Dia melihat pemandangan yang disuguhkan begitu menggoda.

"Apa ini yang diajarkan di Stabilizer Center?" tanya Key tiba-tiba.

"Hmh? Ya, ini yang mereka ajarkan... Agh...." Yuma berusaha membuat dirinya sebasah mungkin.

Mata Key menggelap. Warna ungu itu semakin gelap saat Yuma mulai melenguh dan mengeluarkan suara desahan yang menggoda indera pendengarannya.

"Kamu terlihat sudah ahli."

"Ya, itu karena aku mempraktikkan ini hampir setiap hari."

"Setiap hari?"

Thrust—

"AH!" Yuma tersentak, tiba-tiba saja lubangnya kedatangan dua jari asing yang mendadak masuk, menyodoknya dengan sangat kasar. "K-key? Apa-apa yang kamu lakukan... Agh... K-keluarkan...."

Dua jari Key ikut masuk ke lubang Yuma. Lubang itu terbuka lebih lebar karena empat jari yang membukanya. Dua jari tebal Key benar-benar menggetarkan seluruh dinding dalam Yuma. Cairan pelumas mulai keluar deras.

"Kamu melakukannya setiap hari? Dimana kamu melakukannya?"

"Ugh... Keluarkan, biarkan ... Ah... Ak-aku yang melonggarkannya sendiri... Uh..."

Key mendekatkan tubuhnya, menempelkan bibirnya di telinga Yuma dan mencium pipinya.
"Jawab pertanyaanku dan aku akan mencabutnya keluar."

Kepala Yuma mulai berkabut. Ini berbeda. Ini sungguh berbeda dengan melakukannya sendirian!
Jari-jari Key terasa sangat hangat dan besar, berbeda jauh dengan jarinya. Ia tidak pernah merasakan sensasi ini sebelumnya.

"Hah... Hah... D-di toilet Stabilizer!" Yuma memekik.

"Siapa yang melihatmu?"

"Tidak ada!"

"Berani bersumpah?"

"Aku bersumpah tidak ada... Ah... Hah... Ugh... Yang melihatku...."

"Siapa yang mengetahui tindakanmu ini?"

"Yumi, hanya Yumi yang tahu karena dia yang menjaga pintu... Ah... Ah... K-kenapa kamu semakin cepat?! Lepaskan... Keluarkan!"

Jemari Key semakin ganas mengoyak dinding Yuma. Rasanya seperti dinding bagian dalamnya runtuh akibat keganasan dua jari Key yang dijejalkan ke dalamnya.
Yuma berusaha untuk mengatur nafasnya. Dia tanpa sengaja bertemu tatap dengan mata Key yang seketika membuatnya membeku.

COLD NIGHT : Fragmented Dreams ✓Kde žijí příběhy. Začni objevovat