Potongan Mimpi

148 37 3
                                    

Siapa sangka takdir begitu lucu dan berbaik hati kepada Yuma. Dia dan Yumi berhasil selamat dari insiden besar itu dan bertemu dengan pria paruh baya yang sudah cukup berumur bernama Sar yang menjadi wali mereka di dunia luar ini.

Sar bercerita awal mula bagaimana dia bisa menemukan mereka berdua. Pada saat itu ia ditugaskan ikut dalam penyerangan Forecemium dan tak sengaja bertemu dengan mereka berdua saat membereskan puing-puing. Awalnya dia ingin menempatkan keduanya di tempat yang mudah untuk dikremasikan, tetapi ajaibnya setelah dinyatakan mati, Yuma dan Yumi menunjukkan adanya tanda-tanda kehidupan.

Mengambil keputusan yang cukup berani juga ceroboh, Sar membawa mereka berdua pulang ke Epsilon dan merawat keduanya di rumahnya sendiri.

"Kalian mengingatkanku kepada mendiang putriku," pungkasnya di akhir cerita.

Yuma mendengar dari awal sampai akhir alasan mengapa Sar mau merawatnya dan Yumi. Rupanya dia teringat akan mendiang kedua putri kembarnya yang mati karena serangan monster dungeon. Sebagai bentuk penebusan dosa dan rasa bersalah, Sar memungut mereka untuk dirawat dan diasuh.

Duduk dengan perban yang melilit sekujur tubuhnya, Yuma memegang cawan berisi air hangat seraya mengeluas surai Yumi pelan.

Yumi tampak tertidur damai.

"Dia saudariku, dia bisu sejak kami lahir. Tubuhnya lemah namun ia memiliki wavelength yang lebih kuat dariku. Itu sebabnya dia sering diburu oleh Hunter-Hunter kelas bawah di Forecemium yang menginginkan Connecting gratis."

Sar bersandar pada kursi dan menyimak penjelasan Yuma.

"Tuan, apa Anda—"

"Sar, cukup panggil aku Sar."

Yuma mengangguk, dia lalu meraba lehernya, menemukan adanya lilitan kalung collar masih mengikat erat disana. Heh, rasanya ingin tertawa. Bahkan di alam kematian pun Key tetap tidak melepaskannya.

Sar menyadari ekspresi di wajah itu. Ia menyulut rokok dan menghela nafas. "Informasi mengenai Forecemium masih sangat sedikit, tetapi beberapa informasi penting mengenai sistem yang ada disana sudah mulai bermunculan. Dilihat dari kalungmu, sepertinya engkau melakukan Bonding dengan Hunter yang berkelas cukup tinggi."

"Ya, itu benar." Yuma tertunduk, ia tidak begitu bisa berpikir sekarang. Efek anestesi dari obat yang diberikan Sar membuatnya agak linglung dan melantur.

Anestesi itu diberikan oleh Sar karena melihat luka Yuma dan Yumi, hampir mustahil untuk dua perempuan ini bertahan dari rasa sakit saat operasi pengobatan.

"Partnerku... Adalah surga dan nerakaku. Di tangannya lah hidupku menjadi tenang dan aman, tetapi di tangannya juga hidupku hancur berantakan. Aku sengaja memilih kematian daripada dirinya karena aku berharap, dengan memeluk kematian, aku bisa terbebas dari rantai belenggunya. Tetapi tampaknya, sejauh manapun aku pergi, dia tetap tidak akan melepaskanku."

Keheningan mewarnai sunyinya kamar bercahaya redup dari atap kaca, membiaskan cahaya bulan untuk masuk sebagai satu-satunya penerangan.

"Jika memang kematian yang kamu inginkan, maka aku tidak akan menghalangi."
Yuma menoleh. Sar melanjutkan ucapannya, "Tetapi lakukanlah sendiri, jangan kau membawa adikmu. Dia adalah orang baik yang bahkan ikut mati denganmu karena tidak ingin kakaknya sendirian di alam kematian."

Melihat pada Yumi, terbesit rasa sakit di hati Yuma. Dia telah begitu egois dan kejam merenggut impian Yumi dan malah mengajaknya untuk mati bersama. Padahal mereka punya mimpi besar, padahal mereka punya harapan bersama, namun Yuma malah dengan egoisnya menimbun semua harapan itu hanya karena ia putus asa.

Padahal setelah diingat kembali, mereka bertahan selama itu di Forecemium karena harapan akan dunia luar. Menggengam impian yang entah hanya bualan belaka, mereka berdua bergandengan tangan untuk terus maju dan bertahan.

COLD NIGHT : Fragmented Dreams ✓Where stories live. Discover now