30. Di balik Alasan

155 35 9
                                    

"Bagaimana tubuhmu? Apa yang kamu rasakan?" tanya Emily.

Key masih terdiam. Seluruh tubuhnya diikat pada tempat pembaringan untuk membatasi gerak fisiknya. Dia hanya bisa berkedip dan menggerakkan mulut, tetapi ia masih enggan untuk menjawab.

Dokter Hagan sudah memeriksa kondisi fisiknya dan dinyatakan 100% sehat. Key sudah bisa dilepaskan tetapi demi keamanan bersama, lebih baik dia masih dalam posisi itu untuk sementara waktu. Dan Key pun sama sekali tidak mempermasalahkannya. Dia malah juga tidak terlihat ada niatan untuk lepas dari ikatan ini.

Matanya menyapu pada langit-langit hitam-putih yang tampak monokromatik.

Emily mendekat. Dia duduk di samping Key dan menghela nafas panjang. "Sudah? Sudah puas dengan ujicoba mu itu? Sekarang katakan padaku, bagaimana perasaanmu."

"... Perasaan?"

"Emosi yang kamu rasakan."

"Aku tidak memiliki emosi." Key terdiam sejenak. "Tapi Yuma sudah mengajariku apa itu emosi. Haruskah aku mulai menerapkannya?"

"Ya, siapa tahu setelah menerapkan emosi itu kamu bisa menjadi lebih hidup. Katakan padaku, Key. Dengan kekuatan seperti ini, dengan kemampuan seperti ini, bagaimana bisa kamu kehilangan partnermu di hari penyerangan Forecemium?" Emily mulai menginterogasi.

"Karena dia lebih memilih kematian daripada meminta tolong kepadaku."

"Bagaimana itu bisa terjadi? Bukankah Bonding kalian itu Consent?"

Key masih menatap langit-langit dan terdiam sesaat sebelum menjawab, "... Karena dia... Membenciku."

Sepertinya efek pasca Rage membuat Key seperti orang terkena anestesi. Dia mabuk, dia akan menjawab apa saja pertanyaan Emily saat ini. Ini adalah kesempatan langka yang akan membuat Emily menyesal seumur hidup jika tidak memanfaatkannya.

Ia pun membuat gestur tangan pada Skye. Mengisyaratkan untuk mengambilkan alat tulis dan perekam. Meskipun ruangan ini sudah dipenuhi dengan alat pengawas dan perekam, Emily masih ingin berjaga-jaga. Skye mengangguk dan segera mengambilkan apa yang diminta Emily.

"Lalu apa yang terjadi saat penyerangan itu? Kenapa kamu tidak melindungi Forecemium?"

"Karena itu tidak ada di sistemku. Aku tidak diperintahkan untuk melindungi tempat itu."

"Tapi setidaknya kamu bisa melindungi partner mu, kan?"

"Aku tidak bisa. Sistem dan tubuhku dilumpuhkan oleh serangannya.

"Serangan? Apa itu bekas goresan pisau di perutmu?"

"Ya, Yuma yang meninggalkan ini."

Jika itu sekelas Key, tentu saja Emily tidak akan percaya bahwa Key terluka saat penyerangan tersebut terjadi. Jadi dugaannya benar, bahwa bekas luka di perut itu tidak disebabkan dia terkena serangan, melainkan karena Key sengaja membiarkan orang itu untuk menyerang dan melukainya.

Emily lanjut bertanya, "Apa kamu tidak menyukai Bio Weapon yang kamu ciptakan itu, Key?"

"Iya, dia bukan Yuma."

"Jika sudah tahu itu bukan Yuma, lantas mengapa kamu menciptakannya?"

"Karena aku kira aku bisa menciptakan yang sama seperti sebelum-sebelumnya."

"Apakah itu artinya kamu pernah menciptakan Bio Weapon sebelum Yuma?"

"Ya, mereka bertiga adalah anggota IGC, Alfa Team. Marow, Ramon, dan Lion."

Mendengar jawaban itu, seketika mata Emily terbuka lebar. Dia hampir tidak mempercayai indera pendengarannya tapi kemudian dia harus kembali tenang dan sadar. Itu mungkin saja terjadi mengingat kontak terakhir dengan Alfa Team adalah di dungeon Ram yang tertutup.

COLD NIGHT : Fragmented Dreams ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang