22. Dunia Luar

128 30 2
                                    

Yuma terlelap sebentar untuk memulihkan tenaganya. Ia membuka matanya kembali saat mendengar teriakan dari bawah sana, teriakan dari suara yang tidak lagi asing sekarang.

"Nona malaikat! Nona malaikat! Anda dimana??" Marow berteriak. "Nona dimana?! Kami sudah kembali! Apelnya banyak sekali dan airnya segar!"

"Nona, kami kembali!! Kami membawakan apel. Nona malaikat??" Ramon menimpali. "Apa nona mau?! Nona?? Anda dimana?? Nona keluarlah!"

"Hei, apa jangan-jangan dia benar malaikat?" celutuk Lion saat ia tidak menemukan jejak Nona malaikat itu dimanapun. Energinya juga tidak terasa lagi.

Merasa ide itu ada kemungkinan terjadi, Marow dan Ramon saling pandang seolah mereka setuju dengan apa yang Lion katakan.

"Itu mungkin saja... Mana mungkin ada manusia di dugeon tertutup penuh monster ini. Ah, jika benar dia malaikat, bukankah itu artinya kita sudah mati? Apa kita berada di surga sekarang?!" Marow semakin menjadi.

Ramon malah ikut percaya juga. "Benarkah itu?! Apa kita benar-benar sudah mati?! Ugh, pantas saja ada pohon apel dan air di tempat seperti ini. Sepertinya kita memang sudah mati... Uh... Waahhhhhh!!!"

"Waahh!!!!"

"Waahhh!!!"

Mereka bertiga kembali menangis.

Yuma yang melihat 3 Hunter menyedihkan itu pun hanya terdiam. Mereka sungguh konyol. Dampak terpapar radiasi Heartcore memang mengerikan. Psikis mereka terkikis sampai tahap yang agak... Kurang waras(?)
Daripada semakin menjadi, Yuma memutuskan untuk turun dan menghampiri mereka.

"Aku disini, mengapa kalian menangis?"

"Nona malaikat!" Marow dan Ramon berlari mendekat. Mereka seperti dua anak anjing yang berlari saat melihat pemilik mereka. Sampai di depan Yuma, mereka menunjukkan apel yang diwadahi kain.
"Anda darimana? Kami mencari anda dimana-mana ."

Apa psikis mereka turun sampai tahap mereka menjadi anak kecil?
Yuma horor sendiri membayangkan Hunter ini dulunya gagah dan penuh wibawa, sekarang malah berubah menjadi anak kecil yang senang berjumpa dengan orang dewasa.

"Aku tidak lapar, untuk kalian saja."

"Yah... Padahal kami sudah memetiknya...." Ramon terlihat murung. "Ini tanda terimakasih kami pada Nona malaikat sudah menolong kami ini... Dan khususnya saya. Jika bukan karena wavelength Nona, saya pasti masih gila."

"Connecting yang aku berikan cukup untuk mengeluarkanmu dari situasi Rage. Kamu dan Lion harus mendapatkan Connecting lagi agar tenagamu kembali pulih. Hm? Dimana Lion?" Yuma bertanya karena laki-laki satunya tidak menghampirinya.

Dari belakang, Lion melambaikan tangan. Ada tumpukan ranting dan bekas daun berguguran di depannya. Ia lalu mematik api, membuat daun dan ranting itu terbakar.

"Disini Nona malaikat! Silahkan menghangatkan diri!"

Yuma berjalan mendekat. Marow segera menyiapkan batu pipih berbentuk menyerupai balok lalu melepaskan jaket outernya sebagai alas untuk batu tersebut agar tidak terlalu tajam saat diduduki.

Ramon meletakkan apel dan sebuah batu yang ia bentuk menyerupai gelas di dekat tempat duduk tersebut.

"Silahkan nona malaikat."

Yuma termangu. Dia tidak percaya akan jadi seperti ini. Namun ia tidak membencinya. Perlahan ia pun duduk di batu yang disediakan. Tiga Hunter tersebut duduk mengelilingi api unggun membentuk empat arah mata angin berbeda.

Marow membuka pembicaraan.

"Nona, Nona, saya penasaran. Apa yang Nona malaikat lakukan di dugeon ini?"

COLD NIGHT : Fragmented Dreams ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang