Hari Minggu Maisa

7.8K 397 19
                                    

Hellooo~
Ini adalah chapter pertama di cerita ini, jangan lupa untuk berikan masukan dan komentar membangun kalian, ya!

Oh, iya! Jangan lupa untuk vote dan comment yang banyak cerita ini. Okeey?? Kalau ada typo yang bertebaran, mohon dimaafkan.

Happy reading!

°
°
°
°

Minggu siang, waktu yang sangat cocok dipakai untuk bermalas-malasan diatas kasur. Tak ada liputan memusingkan yang harus Maisa lakukan hari ini.

Ia hanya perlu menghabiskan waktunya dengan bergelung manja dibawah bedcover kasurnya. Tapi semua itu buyar ketika suara merdu sang ibu sedikit mengejutkannya.

"Mai! Turun sebentar sini!"

Dengan malas Maisa melangkahkan kakinya ke lantai bawah, dengan wajah yang sedikit ditekuk ia menghampiri sang ibu.

"Kenapa Ma? Mai baru aja mau tidur."

Sang ibu hanya terkikik melihat wajah semrawut Maisa, "Maaf deh, Mamah mau minta tolong sama kamu. Tolong antar bolu sama kue kering ini ke rumah Pakde, ya?"

"Ah, Mamah, kenapa enggak suruh Pak Tias aja, sih?"

"Pak Tias lagi antar Papi ke Batalyon, kamu antar lah, nak."

Maisa menghela nafas kecil, "Mai suruh Mas Raja atau Mas Agam ambil kesini aja, ya, Ma? Serius deh, Mai ngantuk banget."

"Enggak enak lah, kamu aja yang kesana. Sekalian ketemu Pakde, kemarin kamu dicariin loh, sama beliau."

Mau tak mau Maisa mengalah, "Yaudah, Mai mandi dulu. Mamah kabarin Pakde kalau Mai mau kesana."

Maisa pun meninggalkan sang ibu, dengan langkah gontai ia melangkah menuju kamar untuk bersiap-siap.

Setelah menghabiskan waktu sekitar dua puluh lima menit, Maisa pun pamit ke sang Mamah, "Mai jalan dulu."

"Hati-hati, Mai! Pakai helm jangan lupa!"

Maisa hanya membalas dengan anggukan kecil, rasa malas yang sedari pagi menyerang membuat suasana hatinya sedikit memburuk.

"Anjir, mana panas banget lagi." Keluhnya melirik matahari yang tepat berada diatas kepalanya.

Setelah memanaskan motornya, Maisa pun mulai meninggalkan pekarangan rumahnya. Dilihat Jakarta siang ini tak begitu ramai, hanya ada segelintir mobil dan motor yang berlalu lalang.

Jarak tempuh dari kediamannya ke rumah Kertanegara memang tak begitu jauh, hanya perlu menempuh sekitar dua puluh menit saja.

Disana, ia melihat tenda berwarna merah putih yang terpasang, maklum, sedang musim politik. Rumah Kertanegara pun dijadikan sebagai Media Center kemenangan sang Pakde dan Cawapresnya. 

"Mas Raja!" Teriak Maisa ketika melihat seorang laki-laki yang ia kenal.

"Oi, Mai! Ngapain kesini?"

Maisa pun memberikan kode singkat untuk membukakan pagar rumah kepada Raja.

"Oh iya, lupa. Bentar, bentar. Gue bukain."

Setelah memarkirkan motornya, Maisa pun melepas helm yang ada di kepalanya.

"Pakde mana?" Tanya Maisa tanpa basa-basi.

"Di dalam, tumben lo kesini? Ngapain?"

Maisa pun menunjukkan paper bag yang ia bawa kepada Raja , "Nih, bawain titipan dari nyonya besar."

Major Let Me Love You Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang