Theo dan Tugas Baru

1.7K 172 15
                                    

Hellooo~

Mohon baca pesan singkat dibawah ini yaa sayang-sayangku.

Pesanku cuma satu, jangan bawa-bawa dan sangkut pautkan cerita ini dengan real life para visual yaa. Ayo sama-sama kita jadi pembaca yang pintar dan bijak <3

Oh, iya! Jangan lupa untuk vote dan comment yang banyak di cerita ini. Okeey?? Kalau ada typo yang bertebaran, mohon dimaafkan.

Happy reading!

°
°
°
°

"Makan pecel lele ditempat? Atau mau didalam mobil saja?" Tawar Theo ketika melihat warung tenda itu sedikit ramai dengan pembeli.

"Di tempat, dong. Supaya lebih afdol!"

"Tapi ramai, Mai...." Ujar Theo.

"Kenapa, sih? Takut ketemu fans kamu?"

Theo menggeleng cepat, "Takut kamu enggak nyaman."

"Enggak apa-apa, Mas Theo. Makan pecel lele gini, tuh, lebih seru ditenda langsung."

Usai mengatakan hal itu, Maisa langsung menggandeng tangan Theo ke tenda warung pecel lele. Memesan dua porsi untuknya dan Theo.

Beberapa orang disana sempat melirik kearah Theo dan Maisa. Entah mereka tau siapa Theo atau tidak, atau bingung melihat kedatangan tentara berbaju dinas pdh.

Maisa dan Theo duduk di kursi kayu, menunggu pesanan mereka datang.

"Oh, iya. Mai, kamu sudah tau berita tentang saya?"

Maisa mengerutkan keningnya bingung, "Berita apa?" Tanyanya tak paham.

"Penugasan baru saya."

Maisa membulatkan bibirnya, "Aku baru dengar. Memang, Mas Theo akan di tugaskan kemana? Enggak jauh-jauh, kan?"

Maisa bisa melihat Theo menggeleng kecil, "Saya di tempat tugaskan di salah satu Batalyon Infanteri, Mai."

"Sebagai?"

"Wakil komandan batalyon." Sahut Theo pelan.

Maisa menyunggingkan senyum tipisnya, "Keren! Selamat, ya, Mas Theo."

"Kamu... Enggak keberatan?"

Maisa terdiam sejenak, "Enggak, Mas. Aku enggak keberatan. Justru, aku bangga sama kamu. Maaf, ya, kalau sikapku kemarin terkesan egois."

"Saya enggak mempermasalahkan itu, Mai. Saya paham, kok."

"Sprint tugas barumu sudah keluar?" Tanya Maisa penasaran.

"Sudah. Tapi, masih dalam tahap pengurusan administrasi."

Maisa mengangguk paham, "Kalau nanti kamu sudah enggak bertugas sebagai Ajudan, jam kerjamu enggak akan sesibuk itu kan, Mas?"

"Kenapa? Takut rindu, ya?" Tanya Theo jahil.

"Iya. Kamu jadi ajudan Pakde saja kita jarang ketemu." Keluh Maisa.

Theo terkekeh kecil, "Nanti saya usahakan untuk terus meluangkan saya buat kamu, ya..."

"Harus itu!"

Theo tersenyum manis. Bersyukur karena Maisa mau memahami semua tentangnya.

Makanan pesanan mereka pun tiba, Maisa dengan semangat langsung menyantap pecel lele miliknya.

Major Let Me Love You Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang