Back To Routinity

2.1K 266 47
                                    

Hellooo~

Mohon baca pesan singkat dibawah ini yaa sayang-sayangku.

Pesanku cuma satu, jangan bawa-bawa dan sangkut pautkan cerita ini dengan real life para visual yaa. Ayo sama-sama kita jadi pembaca yang pintar dan bijak <3

Oh, iya! Jangan lupa untuk vote dan comment yang banyak di cerita ini. Okeey?? Kalau ada typo yang bertebaran, mohon dimaafkan.

Happy reading!

°
°
°
°

Sekiranya, sudah cukup untuk Maisa mengambil waktu cuti beberapa hari. Seperti saran dari Theo tempo lalu, Maisharus bangkit. Mengikhlaskan kepergian Heru adalah salah satu cara untuk berdamai dengan rasa sakit yang ia rasakan.

Mungkin, memang berat rasanya. Namun, kalau tidak dirinya coba dari sekarang? Kapan lagi. Begitu bukan?

Hari ini, setelah hampir sepekan meliburkan diri, Maisa kembali pada rutinitasnya. Kerja. Berusaha untuk menyibukkan dirinya agar tak semakin berlarut-larut dalam kesedihan.

Di kantornya, banyak ucapan semangat yang ia terima. Dari rekan satu divisi, juniornya, bahkan sampai seniornya turut memberikan Maisa semangat. Maisa tersenyum tipis, setidaknya ia tau kalau ia tidak akan sendirian.

"Mai, hari ini bisa ikut lembur?" Tanya Dewi, salah satu rekan satu divisi nya.

"Bisa. Kenapa? Ada artikel yang mau terbit, ya?" Tebak Maisa.

Dewi mengangguk lemah, "Iya, nih. Biasa, deh. Bahas masalah politik enggak kelar-kelar. Kerja rodi terus dari kemarin."

"Berapa kali revisi?" Tanya Maisa penasaran.

"Tiga, Mai. Pak Narendra perfeksionis banget, anjir." Keluh Dewi.

Maisa hanya bisa terkekeh kecil, Narendra yang tidak pernah berubah. Selalu menyusahkan karyawannya.

Dewi menyandarkan tubuhnya di kubikel Maisa, "Lo harus tau, ya. Kemarin, selama lo cuti, itu orang kayak perempuan pms. Semua orang kena omelan." Adu Dewi.

"Sabar, namanya juga atasan. Kalau lo bantah, kena potong gaji." Sahut Maisa.

Dewi hanya bisa berdecak sebal, setelahnya perempuan itu memilih untuk kembali ke meja kerjanya. Mulai menyelesaikan pekerjaannya yang sempat tertinggal.

Maisa pun sama. Ia memilih lanjut menyelesaikan tugasnya. Beberapa kali ia melihat ponselnya yang memunculkan notifikasi pesan masuk.

Maisa menyunggingkan senyum manisnya melihat balasan pesan dari Theo

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Maisa menyunggingkan senyum manisnya melihat balasan pesan dari Theo. Laki-laki itu sangat manis. Atau, Maisa saja yang terlalu senang karena melihat Theo yang mengiriminya emoticon hati?

Major Let Me Love You Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang