Yang Kayak Kamu Cuma Satu

3.8K 284 34
                                    

Hellooo~

Siapa yang udah nungguin cerita ini dari semalam???? Kalian bosan enggak sih guys sama cerita ini??

Oh, iya! Jangan lupa untuk vote dan comment yang banyak di cerita ini. Okeey?? Kalau ada typo yang bertebaran, mohon dimaafkan. Satu lagiii!! Jangan bawa cerita ini ke real life yaa. Cukup baca dan jadikan ini sebagai hiburan, saja. Okeee sayang-sayangku???

Happy reading!

°
°
°
°

"Narendra bilang gitu ke kamu?" Tanya Veve yang sedari tadi menyimak cerita Maisa.

Pagi ini, Maisa sedang duduk bersama dengan Veve di teras depan rumah. Menghabiskan pagi mereka sambil minum teh.

Dengan Maisa yang asik menceritakan kejadian semalam, dimana Narendra yang memancing amarahnya saat liputan debat cawapres.

"Iya, Mah. Ngeselin banget, kan? Padahal Maisa cuma pamit sebentar, ketemu Pakde juga cuma say hi dan ngobrol sebentar. Enggak lama. Balik-balik langsung disemprot sama dia."

Veve hanya menggelengkan kepalanya, selalu seperti ini. Setiap selesai liputan bersama dengan Narendra, Maisa akan selalu mengadukan apa-apa saja yang terjadi kepadanya.

"Mungkin suasana hati Narendra lagi buruk, Mai. Makanya dia emosi terus."

"Setiap ketemu aku juga emosi, emang dasarnya dia tempramental."

"Maisa, enggak boleh ngomong seperti itu, ah." Ucap Veve memperingati.

Maisa hanya mendengus pelan. Suasana hatinya dari semalam masih buruk karena perdebatan antara dirinya dengan Narendra.

"Daripada kamu suntuk dan badmood terus, mending ikut Mamah aja, yuk. Kerumah Pakde, Mamah mau kasih berkas titipan Papi ke Pakde." Ajak Veve pada Maisa yang sedang cemberut.

"Enggak mau ah, Mah. Mager."

"Mager?"

"Males gerak." Sahut Maisa sambil memejamkan matanya.

Veve pun menyentil dahi Maisa pelan, "Yaudah, buat enggak mager. Ayo, ikut Mamah. Masa kamu tega sih, Mai, biarin Mamah pergi sendiri?"

"Kan ada Pak Tias, Mah..."

"Ayo dong, Nak. Sholehahnya Mamah, cintanya Mamah, sayangnya Mamah. Temenin Mamah, ya?" Rayu Veve sembari mengelus sayang kepala Maisa.

"Iya, iya. Mamah nih kalau ada mau nya aja, baru panggil-panggil aku sholehah. Coba kalau enggak." Sungut Maisa.

"Nah, gitu dong. Kalau nurut gini kan, anak Mamah makin cantik." Ucap Veve tersenyum penuh kemenangan.

Veve pun menyuruh Maisa untuk bersiap-siap segera. Veve juga menyuruh Maisa untuk memakai make up.

"Kenapa harus pakai make up? Cuma mau kerumah Pakde, Mah. Bukan ke acara formal."

"Siapa tau ada yang kepincut sama kamu. Kasian, masa anak Mamah cantik begini jomblo, sih~" Sahut Veve yang langsung masuk kedalam rumah. Meninggalkan Maisa yang tercengang mendengar ucapan Veve.

"Mamah! Yang bener aja!"

Terdengar gelak tawa Veve dari dalam rumah, Maisa pun hanya bisa mengelus dadanya sabar.

"Ibunya siapa sih, itu.." Gumam Maisa pelan.

Maisa masuk kedalam rumah, menuju kamarnya dan bersiap-siap. Tak perlu menggunakan riasan wajah, biar saja Veve marah.

Major Let Me Love You Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang