Restu Tak Langsung

3.5K 319 46
                                    

Hellooo~

Ternyata semakin hari semakin banyak pembaca baru, ya. Salam kenal semua!

Pesanku cuma satu, jangan bawa-bawa dan sangkut pautkan cerita ini dengan real life para visual yaa. Ayo sama-sama jadi pembaca yang bijak <3

Oh, iya! Jangan lupa untuk vote dan comment yang banyak di cerita ini. Okeey?? Kalau ada typo yang bertebaran, mohon dimaafkan.

Happy reading!

°
°
°
°

"Selamat ya, Pi. Jabatan baru dan tugas yang baru. Semoga kamu selalu bisa menjaga amanah ini." Ucap Veve memeluk singkat Heru, suaminya.

Hari ini, di Mabes TNI Angkatan Darat, Heru telah resmi menjadi Mayor Jenderal. Dipundaknya, sudah tidak berdiri satu bintang lagi, melainkan dua bintang.

Heru pun tersenyum manis melihat istri dan putrinya yang ikut menemani Heru hari ini.

"Terima kasih. Doakan saya selalu, ya. Agar tuhan selalu jaga saya setiap waktu."

Maisa pun menghambur kedalam pelukan Heru. Memeluk erat tubuh tegap Heru. Mengucapkan satu kalimat yang mampu membuat seorang Mayor Jenderal ini menitikkan air matanya.

"Congratulations, Papi. I'm so proud of you."

Heru mengeratkan pelukannya, dikecupnya puncak kepala Maisa dengan sayang.

"Thank you, my little princess."

Veve yang menyaksikan juga ikut menitikkan air mata, moment yang jarang ia lihat semenjak Maisa tumbuh dewasa.

Maisa yang saat ini, telah tumbuh menjadi seorang perempuan yang tertanam begitu banyak kekuatan dan keberanian dalam dirinya. Sampai terkadang, ia merasa tak butuh perlindungan dari siapa-siapa.

"Walaupun setelah ini Papi akan semakin sibuk dengan semua tugas-tugas, Papi. Tapi, yang harus Papi tau, kalau Maisa dan Mamah akan selalu disini, menunggu kepulangan Papi dirumah. Jadi, sejauh apapun Papi bertugas, jangan lupa pulang ya, Pak Jenderal!"

"Iya, nak. Maisa juga harus jaga diri, saling menjaga satu sama lain dengan Mami, bisa?"

Maisa mengangguk kecil mengiyakan permintaan Heru, lalu kembali memeluk erat tubuh Heru. Bersamaan dengan Heru yang ikut menarik tubuh Veve untuk ia peluk.

"Sayang kalian~" Ucap Heru pelan.

Setelah acara peluk-pelukan itu, Heru mengajak Maisa dan Veve untuk makan siang di salah satu restaurant Padang favorite mereka. Membuat perayaan kecil-kecilan ala mereka bertiga.

"Pi, jangan makan yang berlemak. Nanti kolesterol."

Heru yang mendengar menyentil pelan kening Maisa, "Kamu ini kalau bicara suka sembarangan."

Maisa hanya cekikikan, Veve yang berada tepat disebelah Heru pun ikut tertawa kecil.

"Pekerjaanmu gimana, Mai?"

"Lancar, Pak Jenderal."

Heru tampak diam sebentar sebelum kembali bersuara, "Kantormu gimana? Enggak ada yang macam-macam sama kamu, kan?"

"Aman, Pi. Enggak ada yang berani macam-macam sama Maisa. Santai~"

"Laki-laki itu? Masih coba mendekati kamu?"

Maisa pun tersentak kecil, ia tampak melirik Veve sebentar sebelum menjawab pertanyaan Heru. "Enggak, Pi. Maisa jarang ketemu dia."

"Bagus. Ingat, dia bukan laki-laki yang baik untuk kamu."

Major Let Me Love You Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang