13. Simulasi Jadi Mommy

11.4K 478 1
                                    

Pearly membantu merapikan alat-alat bekas memasak bersama bu Nonik dan bu Nanda. Sudah berkali-kali bu Nonik melarang Pearly untuk membantu pekerjaan ini, tetapi gadis itu enggan dan memilih untuk turut andil karena dirinya yang meminta untuk memasak malam-malam demi Gara.

Sesekali Pearly melirik ke arah bu Nanda, wanita berseragam asisten rumah tangga dengan rambut dicepol rapi. Pearly memiliki firasat aneh dengan wanita itu. Pasalnya, sedari tadi bu Nanda tampak memperhatikan seluruh gerak-geriknya. Jujur saja ia tak nyaman. Jika bukan dirinya yang pertama kali meminta untuk diajari masak, maka ia tidak mau ikut campur di sini.

Pearly menepis semua kemungkinan buruk itu dan kembali mengelap meja makan. Sebuah tangan dari arah kiri menyenggol sikutnya, lantas Pearly menoleh dan mendapati sosok bu Nanda tersenyum kepadanya. Senyum yang mengisyaratkan sesuatu.

"Ada apa, Bu?" tanya Pearly.

Bu Nanda berdeham. "Ah, nggak ada. Ibu cuma bingung, kamu kok kelihatannya kayak deketin bapak dari pada mas Gerald, ya? Nggak baik lho, kayak gitu."

Pearly menaikkan sebelah alis sembari bersedekap dada. "Ada urusan apa ya, sama Ibu?"

Gerak-gerik bu Nanda tampak gelisah begitu Pearly menatapnya tajam dengan ekspresi tenang.

"Ibu suka sama om Gara? Ngomong aja."

Bu Nanda menggeleng kuat. Ia takut jika anak ini mengatakan hal yang tidak-tidak pada Gara. "Tidak jadi, Non. Maaf, saya pergi dulu."

Pearly memicing tajam pada sosok bu Nanda yang kembali melakukan pekerjaannya. Firasat Pearly semakin kuat bahwa salah satu asisten rumah tangga Gara itu menyukai Gara. Pearly berdecak lidah, lalu melempar lap meja ke sembarang arah. Mood-nya sudah hancur, Pearly tidak bisa melanjutkan pekerjaan. Ia harus berhati-hati terhadap wanita itu.

Ceklek. Ting!

Seluruh atensi ketiga orang yang masih berada di dalam dapur lantas beralih kala mendengar seseorang yang baru saja memasuki rumah. Pearly melepas celemek yang dikenakan, lalu berjalan keluar untuk mengecek siapa yang baru datang.

Tampak di sana sosok berantakan Gerald sedang menutup pintu. Tubuhnya tampak lesu dengan seragam basket melekat di tubuh. Ranselnya dilempar ke lantai, wajah pucat laki-laki itu menarik atensi Pearly. Pearly berjalan menghampiri Gerald, tatapannya sendu bak seorang ibu yang menyambut kepulangan anaknya.

Lain halnya dengan Gerald. Laki-laki itu hanya diam memandangi Pearly dari bawah hingga atas dengan pandangan sendu. Penampilan Pearly benar-benar persis seperti mendiang ibunya dahulu. Ada aroma masakan, juga noda-noda bumbu di sekitar tubuh Pearly.

"Ma ...."

Pearly tertegun kala Gerald memanggilnya dengan sebutan mama. Suara anak itu berat sekali, sepertinya sedang tidak enak badan.

"Eh? Gue bukan---"

Belum saja Pearly menyelesaikan ucapan terkejutnya, Gerald sudah berhambur memeluk Pearly. Pelukannya erat, seperti anak kecil yang tengah mengadu pada ibunya ketika sakit.

"Mama .... Badan Gege nggak enak, Ma ...." Laki-laki itu merajuk.

Suhu tubuh Gerald terasa panas, Pearly bisa menyimpulkan bahwa anak ini sedang tidak enak badan yang mengakibatkan Gerald menjadi halusinasi. Pearly tidak masalah, toh ia bisa latihan sebelum menjadi ibu sungguhan.

Pearly mengelus pucuk kepala Gerald yang mendusel di dadanya. Lelaki itu persis seperti bayi. Ingin sekali rasanya ia menjitak kepala Gerald ketika mengingat kejadian beberapa waktu lalu.

Dasar anak kampret. Kalau di luar aja sok banget gaya lo! Giliran di rumah kayak bayik!

Dengan rasa kesal yang masih tersisa, Pearly menjitak kening panas Gerald yang membuat laki-laki itu sontak mengaduh.

TAKEN YOUR DADDYWhere stories live. Discover now