27. Alergi

8.3K 372 75
                                    

SELAMAT PAGI SEMUANYAA!!

Siapa yang udah kangen sama Pie? Apa kangen sama aku? Hehe

Dah, langsung baca yuk!

AYO KAWAL TERUS SAMPAI ENDING!



_-00-_


Angin berembus kuat, menerbangkan tiap jarum-jarum air dari langit yang bertugas membasahi seluruh bagian bumi. Petir saling sahut menyahut disertai cahaya kilat merambat sampai inti bumi. Malam ini Pearly sedang berada di meja makan bersama Gara dan Gerald. Menyantap hidangan bertemakan laut, tentu saja ide Gerald sebagai pecinta makanan laut. Gara sengaja mengabulkan permintaan sang anak agar Gerald tidak terus-menerus marah padanya.

"Kamu suka makanannya?" tanya Gara berbasa-basi pada Gerald yang tampak asyik mengunyah.

Gerald hanya mengangguk tanpa mau membalas tatapan sang ayah. Bukan marah pada Gara, ia hanya malas melihat pemandangan menjengkelkan di depan matanya. Sebab kini sudah dipastikan Gara sedang ditempeli oleh Pearly, mantan kekasihnya.

Dering ponsel milik Gerald mengalihkan seluruh atensi yang berada di meja makan. Penasaran dengan siapa yang menelepon di malam hari seperti ini, lantas Gerald meraih ponsel tersebut sampai menjumpai nama kontak bernama Kalea yang ternyata sedang menghubungi.

Gerald mencuri pandang pada Gara dan Pearly yang sedang asyik berdua. Sepertinya ini kesempatan yang bagus untuk mengangkat panggilan Kalea. Gerald bangkit dari sana, meninggalkan makanannya yang masih tersisa setengah.

"Mau ke mana kamu?" cegat Gara menghentikan laju jalan Gerald.

"Gege mau angkat telepon dari pelatih basket sekolah, Pa."

Gerald, laki-laki itu melangkah cepat keluar dari dapur dan segera mengangkat panggilan sang pacar setelah tiba di ruang tengah.

"Ada apa, Lea?"

"Sekarang malam Minggu nih, Ge. Ayolah sekali-kali ikut dunia gue. Lo harus tau dunia malam seasyik apa! Masa pacaran pegangan tangan doang? Nggak mau coba hal lain kah, sayang?"

Gerald tersenyum getir. Ia bukan anak-anak yang tidak mengerti ke mana arah ucapan Kalea sekarang. Jujur saja, ia pun ingin masuk dan melihat bagaimana pergaulan Kalea yang mengasyikkan di luar sana. Gerald merasa dirinya sudah cukup umur untuk mengetahui semuanya. Namun, sialnya sekarang ini ia sedang berada dalam jeratan Gara. Tidak mungkin ia bisa kabur keluar, apalagi ada Pearly yang setia mengompori nantinya.

"Gue mau banget, tapi---"

"Mau alasan hujan? Apa nggak diizinin?Sayang, orang tua gue juga aslinya nggak akan izinin gue. Ayolah, kita udah cukup umur, Sayang. Alasan aja, nggak akan ketahuan karena tempat bar yang gue datengin lumayan jauh. Ayo, senang-senang!"

Gerald menggigit bibir ragu. Berkali-kali dia menoleh ke belakang untuk memastikan bahwa Gara maupun Pearly tidak mendengar obrolannya dengan Kalea.

"Katanya sayang sama gue. Tunjukin dong! Gue rasa pacaran sama lo nggak ada timbal baliknya buat gue. Lo nggak bisa nurutin kemauan gue, di sini cuma gue yang puasin lo."

Ucapan Kalea benar adanya. Gerald tak enak hati pada Kalea yang memang sedari awal mampu membahagiakannya setelah putus dari Pearly. Namun, sampai sekarang ia tak kunjung mampu membalas semua yang sudah Kalea lakukan. Tiap kali gadis itu mengajaknya keluar malam, Gara pasti tidak pernah mengizinkan karena Gara menentang hubungannya. Selama ini ia hanya mampu berkomunikasi dengan Kalea di sekolah, paling larut jam sembilan malam, itupun jika ada latihan basket.

TAKEN YOUR DADDYHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin