29. Dilamar?!

9.1K 377 46
                                    

HALO BEB! AKU BALIK NICH!

SYAPA YANG UDAH KANGEN SAMA PIEE??

ABSEN DULU YUK!

Jumlah kata di part ini sekitar 2k lebih, semoga kalian suka yaaa

Yu baca yu!





_-00-_

Peristiwa Gara mengamati foto almarhumah Noa di dalam kamar yang berakhir ngambeknya Pearly sekarang membuat Gara kelabakan sendiri mengejar langkah anak itu. Nampan yang berisi sarapan tadi Pearly letakkan begitu saja di lantai. Kini, Gara masih mengejar langkah Pearly yang sudah mulai masuk ke dalam kamar.

Brakk

Gadis itu menutup pintu kamar dengan keras, hampir menubruk dahi Gara jika pria itu tidak segera menghindar. Pearly duduk di pinggir ranjang sembari mengamati pintu dengan mata basahnya.

"Om Gara masih belum bisa move on, dan dia lampiasin itu ke gue ...."

"Pie! Pie, buka pintunya!"

Sementara, di luar Gara masih berusaha untuk membuka pintu kamar yang dikunci Pearly dari dalam. Gara makin panik saat indera pendengarannya hanya menangkap suara isak tangis.

"Pie, saya minta maaf. Saya tidak bermaksud menjadikanmu sebagai pelampiasan rindu. Saya---"

"Buktinya Om bicaranya kayak gitu tadi!" Pearly menyahuti dari dalam, masih diselingi isak tangis lumayan keras.

Pria itu mendesah frustasi sembari mengacak rambut, lalu menyandarkan tangannya pada pintu kamar Pearly. "Pie, saya akui saya memang merindukan istri saya, tetapi saya tidak ada niatan menjadikanmu sebagai pelampiasan."

"Situasinya seperti ini, Pie. Saya hanya merindukan Noa yang sama persis dengan kamu. Kalian berdua mirip, apakah saya salah merindukannya?"

"Tuh kan! Berarti Om masih melihat tante Noa di diri Pie!" dengkus Pie kesal. Ia berderap turun dari ranjang dan berdiri menghadap pintu yang terkunci. Kini posisi mereka saling berhadapan dengan pintu sebagai penghalang.

"Kalian memiliki tempat tersendiri di hati saya. Noa adalah ratu di hati saya, tetapi itu dulu. Sekarang, kamulah yang menempati tempat tersebut."

"Bohong! Coba buktiin!" sambar Pie dari dalam. Gadis itu bahkan sempat meninju pintu karena saking emosionalnya.

"Sekarang berganti ke kamu. Saya bertanya, apakah saya menempati tempat terluas di hati kamu?"

Pearly geming akan pertanyaan yang baru saja Gara lontarkan. Apa maksudnya? Jelas saja sedari dulu pria itu sudah menempati hatinya. Namun, bukan itu masalahnya. Yang Pearly takutkan saat ini adalah jika Gara mencintainya hanya karena dirinya mirip dengan mendiang sang istri.

"Jujur Pie cemburu ...." Bersamaan dengan itu Pearly membuka pintu, tubuh mungilnya langsung disambar oleh pelukan secara tiba-tiba dari Gara.

"Om masih belum bisa move on sama tante Noa, 'kan? Kenyataannya hati dan pikiran Om masih buat tante Noa ...." imbuh Pearly.

"Kamu tidak perlu cemburu. Untuk urusan move on, saya sudah mengikhlaskan dia sejak lama." Gara merenggangkan pelukan mereka, kemudian menunduk untuk menatap Pearly yang masih enggan mempertemukan maniknya.

"Meski kalian memiliki banyak kesamaan, kalian tetaplah dua jiwa yang berbeda. Lagipun kamu salah, hati dan pikiran saya hanya untuk kamu. Saya kepada Noa hanya rindu. Saya mencintaimu bukan semata karena kamu mirip dengan Noa, tetapi ...."

TAKEN YOUR DADDYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang