28. Ngurus Bayi

10.9K 432 57
                                    

HALOO! SIAPA YANG NAGIH MINTA UP?!

Kayaknya udah kangen banget sama aku, ya? 😚💅

BACANYA DIHAYATI YA, MANTEMAN!

GAS BACA!

_-00_

Insiden Gara memuntahkan obat yang telah kadaluarsa sebulan lalu itu akhirnya membuat Pearly harus mengantarkan sang pacar ke rumah sakit. Beruntung Gara langsung memuntahkannya, jadi obat tersebut belum sempat bereaksi apa pun pada tubuhnya. Kini kondisi Gara sudah sedikit baikan. Gemetar di tubuhnya perlahan menghilang. Napasnya pun sudah kembali normal. Namun, pria itu masih demam dan ada sedikit gejala flu akibat reaksi alergi.

Kini mereka sudah kembali ke rumah, Pearly menidurkan Gara di kasur, lalu pergi ke dapur untuk memanaskan bubur yang sempat dingin karena belum disentuh sama sekali. Para asisten rumah tangga sudah tertidur pulas, beruntung para supir dan satpam masih berjaga hingga ia tidak perlu repot menyetir mobil sendirian saat membawa Gara ke rumah sakit tadi.

Rambut panjang yang masih terurai itu akhirnya dicepol asal menggunakan sumpit, Pearly terlalu malas untuk mengambil ikat rambut di kamar. Dengan mata setengah mengantuk ia menaruh bubur dalam panci ke mangkuk, lalu mengisi air di gelas dan tak lupa obat-obatan dari rumah sakit.

Pearly kembali ke kamar, ia meletakkan nampan berisikan bubur, gelas, dan obat itu di atas nakas sementara dirinya duduk di pinggir ranjang.

"Om? Om makan dulu, yuk?" panggil Pearly pelan sembari mengusap dahi hangat Gara.

Gara hanya berdeham tanpa mau membuka mata, lantas Pearly mengambil mangkuk bubur tadi dan bersiap menyuapkan ke mulut Gara.

"Om, makan dulu biar perutnya ada isinya."

Lambat laun pria itu membuka mata, lalu beranjak bangun dan kembali menyandar pada susunan bantal. "Kamu yang suapin, ya?"

"Aaaa ...."

Satu suapan bubur berhasil mendarat di mulut Gara. Dua suap, tiga suap, dan tepat di suap yang keempat Gara menutup mulut. Ia menggelengkan kepala tanpa mau membuka mulut sehingga bubur tersebut menodai area mulutnya. Pria dewasa itu benar-benar tampak seperti bayi yang enggan makan.

Pearly mendesah frustasi dibuatnya. Padahal porsi bubur yang ia berikan pada tiap suapan Gara sudah amat sedikit. Dan kini pria itu menolak suapan ke empat.

"Om, ayo makan lagi yang banyak. Nanti malah masuk angin kalau perutnya nggak diisi, lho. Baru tiga suap, itupun dikit-dikit. Masakan Pie nggak enak, ya?"

Gara menggeleng, lalu meneguk segelas air. "Pahit mulut saya. Mual, Pie ...."

"Saya mau tidur aja---"

"Eits!" Pearly menahan tangan Gara yang hendak mengambil selimut.

"Habisin dulu makannya, seenggaknya setengah mangkuk. Terus minum obat, habis itu tidur biar besok paginya sehat lagi."

Gara kembali menggeleng. Lantas pria itu membaringkan tubuhnya ke samping dengan posisi membelakangi Pearly. Gara meringkuk, persis seperti anak kecil yang ngambek karena dipaksa makan oleh sang ibu.

"Om, makan dulu, ih! Kapan sembuhnya kalau gini?"

"Saya tidak suka dipanggil 'Om'," sahut Gara tanpa mau menoleh pada Pearly.

Gadis dengan cepolan asal itu menghela napas, kemudian mengelus dada sembari memaksakan senyum.

Pearly menarik napas, kemudian membelai kepala Gara dari belakang. "Sayangnya Pie, big boy-nya Pie, belahan jiwanya Pie, Paduka Raja, Tuanku, mam dulu, ya?"

TAKEN YOUR DADDYWhere stories live. Discover now