14. Serigala yang Bangun

12.2K 519 9
                                    

Rumah yang biasanya hanya diisi oleh suara manja Gerald terhadap Gara, kini berisik seperti taman kanak-kanak. Kedua remaja itu berlari-larian, saling mengejar satu sama lain dengan Gerald yang mengejar Pearly. Para pekerja di rumah tersebut hanya menggelengkan kepala melihat kelakuan kedua remaja tingkat akhir tersebut. Lantai rumah menjadi becek karena Gerald berusaha untuk menyiram Pearly menggunakan air panas dalam baskom. Ia ingin balas dendam pada Pearly yang sengaja menjahilinya dengan kompresan air panas.

"IH, GEGE STOP!!"

"Nggak akan gue biarin lo lepas, Ly! Lo pikir jidat gue nggak panas?!"

Pearly berlari sekuat tenaga. Dirinya hampir terpeleset beberapa kali karena air yang dibawa Gerald tumpah ke lantai.

Gerald tidak akan pernah membiarkan Pearly bisa lari begitu saja setelah membuat keningnya merah seperti udang rebus.

Pearly merutuki dirinya sendiri yang telah menjahili Gerald tanpa tahu apa akibatnya. Laki-laki itu tidak akan melepas orang yang telah mengganggunya sekalipun itu presiden. Gerald akan mengejar orang tersebut sampai ke planet lain sampai ia bisa membalaskan dendam.

"OM GARAA TOLONGIN PIEE!!"

Gerald tahu Pearly akan berlindung pada sang ayah. Tidak mau hal itu terjadi, lantas Gerald berlari sekuat tenaga menghampiri Gara sebelum Pearly sampai lebih dulu.

Pearly menghentikan langkah, wajahnya berubah panik saat Gerald mendahului langkahnya untuk menghampiri Gara.

"Hayo, mau ke mana lagi lo?!"

Pearly memutar langkahnya. Kemudian berlari ke arah luar rumah. Gerald tidak bisa membiarkan Pearly kabur, lantas ia mengejar gadis itu dengan langkah besarnya.

Gara masih diam di tempat. Kepalanya yang sudah hampir pecah dengan seluruh keanehan Pearly kini harus dihadapi dengan dua anak kecil yang saling bertengkar. Pria itu mendudukkan diri di sofa sembari memijat kepalanya sendiri.

"Bu, tolong bikinin saya kopi malam ini."

Sementara itu Pearly masih berusaha menghindari kejaran Gerald yang semakin kencang. Jantungnya bertalu-talu, napasnya memburu hebat. Ia takut jika wajahnya yang sudah dipoles skincare ini harus bertemu dengan air panas plus kotoran dari tangan Gerald.

"Gege berhenti, ih! Gue capek!" jerit Pearly.

"Nggak akan sebelum jidat lo merah kayak gue!"

Pearly berlari ke arah pintu, ia berniat untuk keluar rumah dan mencari pertolongan di luar atau bahkan pulang. Namun, baru saja ia hendak menarik gagang pintu, seseorang sudah lebih dulu membukanya dari luar.

Pearly menghentikan langkah, ia megap-megap begitu berharapan dengan sosok Dena. Begitupun dengan Gerald. Laki-laki itu berhenti mengejar Pearly lalu menghampiri keduanya.

Wajah Dena merah padam melihat penampilan Pearly yang hanya memakai piyama tipis untuk tidur. Ternyata kecurigaannya selama ini benar bahwa Pearly tinggal di rumah Gara. Apakah mereka sudah bertunangan? Dena memicing sebal pada Pearly, lalu melangkahkan kaki untuk masuk ke dalam rumah sembari mendorong tubuh Pearly yang menghalangi jalan.

Pearly menepis tangan Dena, kemudian merentangkan tangan agar Dena tidak bisa masuk. "Heh, enak aja main masuk! Nggak boleh masuk ke rumah ini tanpa izin om Gara!"

Dena mendecih, lalu mengalihkan atensinya pada Gerald yang berdiri di belakang Pearly. Ekspresinya berubah hangat ketika bertemu pandang dengan Gerald.

"Hai, Millo! Tante mau ketemu papa kamu. Papa ada?"

Gerald memalingkan wajah. Ia muak melihat wajah bertopeng Dena. Pasalnya Gerald pun mengetahui bagaimana sifat busuk Dena yang sudah menyelingkuhi Gara dengan seenak jidat. Gerald tidak terima saat sang ayah dibuang begitu saja dan dikhianati. Dan sekarang, wanita itu ingin kembali? Tidak akan. Gerald tidak akan membiarkan hal itu terjadi apa pun alasannya.

TAKEN YOUR DADDYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang