Part 3

1K 66 0
                                    

Pertemuan dengan orang tua Abel membawa Teddy untuk lebih serius menjalin hubungannya. Jika dulu ia langsung berangkat menuju Kertanegara, kini ia mewajibkan dirinya untuk mengantar Abel dahulu ke Studio

"Mas, hari ini aku pulangnya abis makan siang soalnya jadwalnya ga begitu banyak"

"Kalo gitu, abis makan siang mas anter pulang ya"

"Ga dicariin Pak Prabowo nanti? Kalo bapak butuh sesuatu gimana?"
Dalam hati Abel bertanya-tanya bagaimana pria ini membagi waktu antara dirinya dan urusan pekerjaan. Padahal ia tahu pria yang sedang menyetir ini merupakan ajudan seorang calon Presiden

"Nanti bisa minta gantian sebentar sama Rajif atau Rizky"

"Tap....." belum sempat menyelesaikan kalimatnya, Teddy sudah menolak

"Ga boleh nolak"

"Serem banget pak, ampunnn" ledek Abel

"Sudah jadi prioritas saya untuk mastiin kamu aman. Kan calon istri"
Oke, sejak kapan kulkas 1000 pintu ini bisa semanis ini

"Apa sih mas, udah ah" ucap Abel menutupi wajah merahnya sembari membuka pintu mobil di depan lobby

"Main turun aja, pamitnya mana"

"Byee calon suami Abel Liana Ruby"
Perkataan itu membuat Teddy tersenyum lebar


🧸🧸🧸🧸



07.15 WIB
Kertanegara

"Izin bang, tumben jam segini baru keliatan" Rajif datang dengan selembar dokumen yang harus ditandatangani oleh Pak Prabowo

"Tadi nganter orang dulu"

"Siapa? Mba Abel ya"
Seperti petasan, Rajif mencari tahu bagaimana perkembangan dari hubungan kedua orang ini

Terakhir yang Rajif tahu, Mayor Teddy kepergok melihat Abel saat diruangan Pak Prabowo. Semenjak itulah Rajif bergerak menjadi mak comblang

"Huss huss udah sana kasih dulu ke bapak dokumennya"

"Ni diusir ni? Busetttt" canda Rajif meninggalkan Teddy seorang diri

Baru saja bertemu 1 jam lalu, hati seorang Teddy sudah dilanda rindu. Setelah sekian lama, akhirnya ia merasakan jatuh cinta dengan cara yang berbeda.

Polaroid inilah menjadi jalan hubungannya dengan Abel. Entah bagaimana cara takdir bekerja untuknya. Yang pasti, ia bersyukur di kehidupan saat ini bertemu dengan Abel

Kembali ke dunia nyata, Teddy bergegas menuju ruangan Bapak untuk memastikan agenda hari ini. Setelah semua terselesaikan, ia bergegas melajukan mobilnya ke Studio Abel.

"Mas udah dibawah"
Begitulah pesan yang Abel baca dan bergegas untuk turun menggunakan lift.



🧸🧸🧸🧸


Selama diperjalanan menuju rumah, Abel sibuk menceritakan bagaimana keadaan studio dan Teddy berperan sebagai pendengar setia saja.

"Minggu nanti mas ketemu ayah sama bunda ya"

"Sejak kapan manggilnya jadi ayah bunda?" Ledek Abel. Fakta barunya adalah Abel gemar sekali meledek calon suaminya ini, apapun itu bentuknya

"Sejak mas ketemu waktu itu"

"Mas mau ngapain emangnya?"

"Mau ngelamar lah apa lagi"

"Mas?"
Kali ini Abel benar-benar kaget

"Serius"

"Kita belum pacaran udah main lamaran aja"

"Ngapain pacaran kalo bisa lamaran? Takut kamu diambil orang"

Abel hanya bisa menatap Teddy dan begitu juga sebaliknya. Rasanya ia ingin melipat dunia ini karena perkataan laki-laki yang sebentar lagi menjadi bagian hidupnya.

"Nanti kalo ayah sama bunda setuju, mas kasih berkas buat kamu pelajari sebelum pengajuan ya"

"Mas kenapa bisa yakin sama aku ya?

"Kenapa ya? Ga tau juga mas. Mungkin karena cinta banget jadi ga punya alasan"

"Ih apasih mas udah ya" Abel benar-benar dibuat berbunga hari ini.


🧸🧸🧸🧸


Seperti janjinya, Teddy datang dengan lamarannya serta kedua orang tua dan kakak perempuannya

"Bapak dan ibu, adik saya datang dengan lamaran untuk Abel. Jika berkenan bapak, ibu, dan Abel menerima maksud baik kami" ucap kakak perempuannya

"Bagaimana bel?" Tanya Bunda pada putrinya yang menggunakan kebaya putih lengkap dengan sanggul sederhana

"Diterima bun" jawab Abel dengan yakin

"Gimana mas? Seneng ga dapet anak saya?" Goda bunda pada calon mantunya

Tersangka yang ditanya hanya bisa tersenyum. Acara lamaran sederhana berlangsung intim. Hanya kedua keluarga saja yang menyaksikan pertukaran cincin sebagai simbol keseriusan hubungan Abel dan Teddy

"Nanti mau pakai adat apa mas?" Tanya Abel yang sedang menikmati pemandangan luar villa. Kebetulan lamaran ini dilakukan di villa pribadi milik keluarga Abel

"Kamu maunya apa? Jawa? Sunda?" Tawar Teddy

"Aku ngikut mas aja sebenernya"

"Jawa?"

"Boleh"

"Aduh aduhh udah ngomongin mau pake adat apa aja nii" ucap Tika, kakak tertua dari Mayor Teddy

"Eh kakak, astaga" Abel menyambut calon kakak iparnya untuk bergabung

"Mau pake adat apapun yang terpenting kaliannya seneng. Dek, kamu jaga Abel baik-baik ya dan Abel terima kasih sudah menerima Teddy"

"Iya kak sama-sama, saya yang bangga bisa sama mas Teddy. Saingannya seindonesia" ledek Abel

"Iya ni. Duh astagaaa bel banyak banget" timpal Tika tak mau kalah

"Ini konsepnya ngomong di depan orangnya kah?

Obrolan tersebut berlanjut dengan pembahasan tanggal pernikahan dan lain sebagainya. Mengingat Teddy sangat sibuk dan harus memastikan jika ada tanggal kosong untuk bisa dilaksanakan pernikahan





POLAROIDWhere stories live. Discover now