Part 27

676 92 9
                                    

Kertanegara
10.00 WIB

Sang Menteri menyambut keluarga Wijaya dengan sangat hangat. Rasa rindu akan kehadiran cucunya terbayar sudah. Kirana mengangkat kedua tangannya menghadap sang Menteri pertanda ingin digendong.

"Cucu kakek apa kabar? Kakek rindu sekali" ucap sang Menteri menyambut tangan Kirana. Begitu senangnya melihat tumbuh kembang Kirana yang sehat dan semakin cantik seperti mamanya.

"Kirana baik kakek" ucap Abel pada sang Menteri. Abel tersenyum bahagia melihat interaksi putri kecilnya. Sifatnya menurun pada putrinya. Begitu hangat pada orang sekitar.

"Ayo masuk dulu" ajak sang Menteri mempersilakan Abel dan Teddy memasuki ruang tengah yang sudah penuh dengan sederetan makanan.

Tidak hanya sang Menteri, dua anak laki-laki sang Menteri pun turut menyambut Abel dan Teddy

"Pagi mba Abel, bang Teddy" sapa Rajif

"Eh ada mba Abel. Pagi mba, pagi bang Teddy" sapa Lino dibelakang Rajif

"Pagi mas Rajif, pagi Lino" sapa Abel pada kedua laki-laki berbatik coklat.

Sama seperti Rajif dan Lino, Teddy pun turut menggunakan batik coklat berlengan pendek dipadukan dengan celana bahan hitam. Abel menyesuaikan penampilan sang suami dengan menggunakan kebaya putih dan bawahan kain batik sepanjang kakinya. Untuk rambutnya, Abel lebih memilih menyangulnya secara sederhana.

"Mas Teddy, nanti saya ajak Kirana untuk menyambut tamu ya. Jadi jangan cariin anaknya ya" ucap sang Menteri dengan nada bercanda disambut gelak tawa oleh Abel, Rajif, dan Lino

"Siap Bapak boleh" jawab Teddy yang turut tertawa mendengar perkataan sang Menteri

"Tenang bang, hari ini Kirana kita semua yang pantau. Sama Bapak nanti diajak kenalan sama pejabat pemerintah" goda Rajif

"Keren juga Kirana ya. Sekecil ini udah kenal orang pemerintahan" celetuk Lino

Sesuai agendanya, Kertanegara sedang mengadakan acara internal bersama jajaran pemerintah dan pejabat tinggi lainnya. Tidak hanya itu, acara internal ini juga dihadiri oleh sederet pekerja partai sang Menteri.

Satu per satu tamu disambut oleh sang Menteri sembari mengendong Kirana. Semua tamu yang disambut pun merasa gemas dengan Kirana yang selalu tersenyum dan mengoceh jika diajak bicara. Seakan mengerti jika hari ini ia dan kakeknya menjadi bintang utama.

Berbeda dengan Kirana, Abel lebih memilih untuk bergabung di meja berisikan sekretaris pribadi sang Menteri. Lain lagi dengan Teddy, ia turut menyambut tamu dan meladeni permintaan foto yang tiada hentinya.

Sudah dipastikan bahwa permintaan foto itu datang dari para wanita. Entah sudah berapa kali Teddy berinteraksi dengan wanita lain hanya untuk berfoto. Hal tersebut tidak lepas dari pandangan Abel.

Mata tajamnya terus mengikuti gerak-gerik Teddy. Tidak hanya mata, bahkan hatinya pun mulai memanas. Aneh memang. Tidak biasanya ia seperti ini. Mungkin sudah terlalu banyak wanita yang dekat dengan suaminya.

"Mba minum mba" Lino menyodorkan segelas air mineral pada Abel. Lino yang duduk di samping kanan Abel pun bisa merasakan hawa panas dari wanita yang telah ia kenal semenjak berkunjung ke Kertanegara.

Tanpa memandang wajah Lino, Abel meminum air mineral dengan begitu cepat. Matanya masih setia mengikuti kemana pun Teddy melangkah. Ada senyum dan tawa yang ia tangkap dari wajah suaminya.

Abel meletakkan gelas pemberian Lino itu di atas meja dengan sedikit menekannya. Lino menyadari akan ada perang dunia antara Abel dan Teddy setelah acara ini selesai. Lino segera menarik gelas dari tangan Abel dan menjauhkannya.

POLAROIDWhere stories live. Discover now