Part 18

768 73 12
                                    

Kertanegara
07.00 WIB

Suasana Kertanegara saat ini dipenuhi oleh pejabat pemerintah dan rekan bisnis dari sang Menteri. Kebetulan, hari ini ada acara internal setelah kenaikan pangkat sang Menteri. Sama seperti sebelumnya, sang Menteri menggunakan jasa studio milik Abel.

"Adek disini jangan nangis ya, papa sama kakek, mama bantu tante Gia sama om Andrew" Teddy mengelus pipi Kirana lalu beranjak pergi untuk mendampingi sang Menteri

"Izin bu mayor, Kirana bisa sama saya aja" Rajif tiba-tiba datang seorang diri

"Astaga mas, panggil nama aja, biar ga kaku" jawab Abel santai

"Gapapa ni mas? engga repot?" sekali lagi Abel memastikan untuk meninggalkan Kirana bersama Rajif

"Engga kok, sini dek sama om" Rajif mengambil Kirana dari gendongan Abel dan mengajaknya berkeliling

Setelah menyerahkan Kirana pada Rajif, Abel mulai kembali bekerja bersama tim intinya. Ada banyak tim yang ia gunakan untuk mengambil berbagai moment.

"Bel, ada kamera nganggur ga? kamera gue mati, lupa bawa baterai cadangan" Andrew datang menampilkan kamera utamanya yang mati total

"Ada di tas item, di tempat biasa" Abel menunjuk tas hitam yang ia letakan pada salah satu kursi di ruang belakang.

Tidak hanya Abel, Gia dan Andrew pun kewalahan dengan kegiatan hari ini. Ada banyak moment yang harus mereka abadikan.

Kesibukan Abel pada timnya seketika terhenti karena ia mendengar sorakan dan nama putrinya disebut. Abel berjalan ke arah sumber suara yang menampilkan banyak pejabat dan rekan bisnis sang Menteri

"Kali ini, saya ingin mengenalkan cucu pertama saya" sang Menteri mengambil mic sembari menggendong Kirana

"namanya Kirana Nadilia Wijaya. Putri dari ajudan serta anak kesayangan saya, Mayor Teddy dan Mba Abel" lanjutnya. Suara tepuk tangan dan sorakan bergema di ruang tengah Kertanegara

Teddy dan Abel yang disebut namanya hanya tersenyum dan membiarkan Kirana tetap di gendongan sang Menteri.

"Bener-bener tahta tertinggi cucu perempuan ya" Agung bersuara di tengah-tengah tamu undangan

"Kesayangan pakle itu" Rizky turut bangga dengan keponakannya. Disaat yang lain di panggil "Om", hanya ia yang di panggil "Pakle" karena ingin tampil beda

Kirana menjadi kesayangan Kertanegara untuk saat ini, mungkin hingga ia dewasa. Kasih sayang yang Kirana kecil dapatkan tidak hanya ada pada sang Menteri, tapi juga datang dari anak-anak sang Menteri.

"cantiknya"

"mirip mas Teddy ini"

"putih ya Kirana"

Pujian demi pujian terus Kirana dapatkan dari tamu undangan kakeknya. Tidak jarang juga, Kirana berpindah-pindah tangan karena ia di gendong beberapa tamu undangan sang Menteri. Beruntungnya, Kirana tidak rewel dan tidak menangis. Kirana mengerti bahwa ia sedang menjadi bintang utama setelah kakeknya. 

"Liat deh, anak kita ngalahin papanya" tunjuk Teddy pada Abel saat melihat Kirana yang sedang dikelilingi tamu undangan

"Iya ya, kamu udah kalah viral tu mas"

"Izin bang, itu Kirana harus pake ajudan tu" Rajif datang bersama Rizky, Lino, dan Agung

"Setuju saya bang, keponakan saya harus ada ajudannya. Biar ga asal di colek-colek pipinya' Lino bersuara

"Ga pake ajudan pun, papanya udah protektif tau mas" jawab Abel dengan nada bercanda

Acara hari ini menjadi lebih berwarna karena kehadiran Kirana di tengah-tengah tamu undangan sang Menteri dan bersyukur Kirana disambut dengan hangat oleh semua orang.

POLAROIDWhere stories live. Discover now