Part 28

875 95 16
                                    

Disclaimer!!
Spoiler attack (spinoff "POLAROID")

🧸🧸🧸🧸



Rumah
23.00 WIB

Teddy memasuki ruang depan dengan disambut oleh sang istri. Seperti biasa, Abel membantunya menyimpan keperluan kantornya. Tidak ada suara yang keluar dari istrinya.

"Masak apa hari ini?" Tanya Teddy pada istrinya yang sama sekali tidak memandangi wajahnya.

"Nasi goreng" jawabnya singkat dan dingin.

"Jaketnya harum ya mas" sindir Abel pada Teddy. Abel mengibaskan jaket milik Teddy dan menciumnya.

"Beli parfum baru?" tanyanya lagi

"Parfum? Engga. Mas ga beli" jawab Teddy jujur.

"Ga beli atau abis meluk cewek? kok parfumnya nempel banget" ucap Abel ketus lalu berjalan menuju ruang mencuci. Abel melempar jaket itu dengan kencangnya. Bisa dipastikan suara lemparan itu terdengar oleh Teddy.

Kejadian hari ini benar-benar membuatnya tidak bisa berpikir jernih. Istri mana yang bisa terima jika melihat suaminya kembali berinteraksi dengan wanita yang pernah ia sakiti beberapa hari yang lalu?.


🧸🧸🧸🧸🧸



Tepatnya siang tadi, Abel mendapatkan kabar dari Gia bahwa suaminya masuk ke dalam berita yang disiarkan secara langsung. Acara itu memberitakan kunjungan sang Menteri ke gedung partainya.

"Bel, suami lo ni" tunjuk Gia pada Teddy yang beberapa kali muncul di layar berita siaran langsung. Pada saat Abel mencari sang suami di antara ratusan orang, Abel justru melihat adegan yang tidak ia harapkan.

Detik itu juga, Gia langsung mematikan ponselnya dan memandangi wajah Abel yang sedang menahan amarahnya.

"Bel, mau makan ga?" tanya Gia mengalihkan topik pembicaraan

"Engga gi, makasih" jawab Abel dingin sembari mencari kunci mobil miliknya.

"Mau kemana lu?" tanya Gia panik menahan tangan Abel. Gia tidak ingin melihat Abel kesetanan di dalam mobil. Cukup di masa kuliahnya saja yang menjadi saksi bahwa Abel pernah membawa mobil dengan kecepatan penuh, layaknya pembalap profesional.

"Pulang"

"Gue aja yang bawa, lo diem" Gia menarik kunci mobil itu dari tangan Abel.

"Kal-" tiba-tiba Andrew masuk dengan perasaan paniknya. Menatap Abel dan Gia secara bergantian. Ruangan Abel saat ini seperti kutub selatan. Benar-benar dingin. Dinginnya AC dan Abel sangat menyatu.

"Mau kemana?" tanyanya kembali

"Nganter Abel pulang. Mau ikut?" Gia mengangkat kunci mobil milik Abel. Berharap Andrew bergabung untuk mengantarkan Abel yang menahan jiwa kesetanannya.

"Gue aja yang bawa" Andrew mengambil kunci mobil itu dan segera menuju parkiran yang berada di depan lobby studio. Bahkan Andrew pun sudah mengetahui apa yang terjadi pada Abel.

Bagaimana tidak?. Andrew pun menyaksikan berita itu dari dalam ruangannya. Tidak bisa dibayangkan posisi Teddy nanti jika berhadapan dengan jiwa setan Abel.

Perjalanan itu tidak kalah dinginnya. Abel hanya diam dan memandangi jalan yang menurutnya tidak menarik. Gia yang berada di belakang pun masih mengawasi Abel.

"Udah sampe" ucap Andrew saat memarkirkan mobil di halaman depan. Beruntungnya, supir pribadi di rumah Abel dan Teddy sedang bertugas.

"Siang Pak Surya" sapa Andrew saat membuka pintu mobil.

POLAROIDWhere stories live. Discover now