Part 23

635 83 8
                                    

Supermarket
12.00 WIB

Sabtu siang ini Teddy gunakan untuk menemani Abel berbelanja kebutuhan dapur dan rumah.

"Banyak banget catatannya, yang" ucap Teddy melihat catatan milik Abel. Maklum, ini pertama kalinya bagi Teddy menemani sang istri berbelanja

"Biasanya segini mas" Abel berjalan menelusuri lorong supermarket diikuti oleh Teddy yang mendorong troli berukuran besar.

Satu persatu produk kebutuhan rumah Abel masukan ke dalam troli. Tidak hanya kebutuhan rumah, Abel juga membeli kebutuhan dapur, seperti bumbu masak, daging, sayur, dan buah.

"Yang, ini perlu ga?" Teddy mengambil dan menunjukkan sabun bayi pada Abel

"Engga mas. Buat adek belinya ditempat lain" jawab Abel dan fokus lagi pada catatannya.

Baiklah, selain toko mainan dan pakaian, Teddy harus mengingat dimana tempat membeli kebutuhan Kirana lainnya.

Teddy terus mengikuti arah Abel melangkah. Selama itu juga, Teddy berusaha mengingat produk apa saja yang Abel ambil untuk kebutuhan rumah. Hitung-hitung latihan untuk Teddy jika sang istri memintanya membeli kebutuhan rumah diluar jadwal belanja bulanan.

Satu troli besar sudah terisi dengan berbagai kebutuhan rumah dan hal itu membuat Teddy kaget bukan main. "Ternyata sebanyak ini kebutuhan rumah" pikirnya

Teddy dan Abel berjalan menuju kasir untuk membayar semua belanjaannya. Layaknya melihat artis besar, banyak yang memanggil nama Teddy dan merekam kegiatannya.

Seorang Teddy Indra Wijaya masih di masa viralnya, ditambah kabar pernikahannya kala itu. Berbagai portal membuat berita pernikahannya sampai masuk ke berbagai acara televisi nasional.

"Totalnya jadi 3.950.000 rupiah" ucap kasir wanita itu

"Ini mba" Teddy memberikan kartunya untuk membayar belanjaannya

"Mas, itu pada ngevideoin" bisik Abel sambil mengarahkan matanya pada orang-orang yang masih mengambil foto dan video

"Biarin aja. Aku ga bakal diambil mereka" ledek Teddy gemas saat melihat wajah Abel yang sedikit takut karena banyak ponsel yang mengarah pada mereka

"Mas malu ih" Abel mencubit lengan Teddy dengan gemasnya. Memang betul ia sedikit takut dengan banyak ponsel yang mengarah pada dirinya, terlebih pada Teddy.

Setelah selesai membayar, Teddy dan Abel segera menuju parkiran dan melajukan mobilnya ke rumah mama Patris.

Sebelum ke supermarket, Teddy dan Abel menitipkan Kirana di rumah mama Patris yang kebetulan sedang kedatangan keluarga dari Manado

"Nah, ini mama papanya" sambut mama Patris pada pasutri yang baru sampai

"Nangis tu pa anaknya" tunjuk mama Patris pada Kirana yang digendong oleh salah satu keluarga dari Manado

"Cinta papa. Kenapa nak? kangen ya?" Teddy mengendong Kirana yang tidak bisa jauh dari papa tercintanya.

Meninggalkan Kirana dengan papanya, Abel menyempatkan waktu untuk berkumpul bersama keluarga suaminya. Ada banyak perbincangan yang dilakukan. Layaknya keluarga yang sudah lama tidak bertemu

"Mba Abel ga mau kasih adek buat Kirana?" tanya seorang wanita yang sudah dipastikan adalah tante dari suaminya

"Belum kepikiran tan. Kirana masih kecil" jawab Abel dengan nada lembut

"Nambahnya pas Kirana gedean dikit" mama Patris bergabung dalam obrolan

"Tergantung papanya juga" kembali Abel menjawab

POLAROIDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang