01. Malendra bersaudara

1.2K 91 6
                                    


.
.
.
.
.
Suasana ramai dan berisik akan perdebatan menyambut Rain dan Resta saat pulang, mereka berdua baru saja mengecek perusahaan milik sang ayah.

Resta melirik Rain yang hanya menggelengkan kepalanya sambil tersenyum, keduanya jelas tau jika yang tengah berdebat saat ini adalah Kendra dan Axel. Memang sejak Axel meminta maaf dan tidak pernah mengganggu Rain lagi, sikap Kendra pada Axel juga berubah menjadi bersahabat.

Perdebatan yang mereka lakukan tidak pernah lebih dari perbedaan pendapat soal game, makanan atau soal siapa yang akan menemani Rain saat pemuda mungil itu akan keluar rumah. Meskipun akhirnya Rain akan menyeret Resta, Bagas, Noah, Aidan ataupun Gala, meninggalkan keduanya berdebat hingga berakhir cemberut saat tau Rain sudah pergi.

Resta bersyukur saat melihat semua adik-adiknya akur seperti sekarang, Rain dan Gala juga sudah mulai terbuka pada yang lain.

"Kami ngapain ngelamun disana Res?" Resta terkesiap saat mendengar ucapan Rain.

"Siapa yang ngelamun sih? Aku cuma dengerin perdebatan mereka tuh." Rain menaikan sebelah alisnya.

"Ngapain dengerin perdebatan Kendra sama Axel? Nanti juga berhenti sendiri mereka." Resta rasanya ingin mencibir Rain saat ini, biasanya Rain juga sudah mengomeli keduanya.

"Halah ngomong gitu, padahal biasanya kamu yang ngomel." Rain tertawa pelan mendengar gerutuan Resta.

"Capek ngomeli mereka, mereka ribut kita pusing, mereka akur kita malah lebih pusing."
.
.
.
.
.
"Bang Hujan." Rain menoleh saat Noah memanggilnya.

"Ada apa?" Noah tidak segera menjawab justru merebahkan dirinya di kasur Rain.

"Bang, sebentar lagi puasa, lo mau ke jogja gak?" Rain terdiam sebentar kemudian mengangguk.

"Iya, tiga hari lagi aku ke jogja. Aku udah bilang ke Resta tadi, kenapa?" Noah langsung bangkit dan menatap lekat pada Rain.

"Gue ikut ya bang, boleh kan?" Rain mengangguk kecil.

"Boleh, tapi bilang dulu ke Bagas. Nanti Bagas ngambek kalau kamu gak pamit sama dia." Noah dengan cepat mengangguk.

"Bang Hujan." Rain menaikan sebelah alisnya saat Noah kembali menyebut namanya.

"Hm?"

"Sebenarnya lusa gue wisuda, gue mau kalian semua ada disana, tapi bisa gak bang?" Rain terkejut mendengar ucapan Noah.

"Kamu lusa wisuda?" Noah mengangguk. Pemuda tinggi itu menunduk saat Rain menatapnya.

"Iya bang, gue baru bilang ke bunda tadi pagi, terus bunda minta aku bilang ke abang." Rain menghela nafas panjang dan mengangguk.

"Kamu mau kita semua ke bandung dan hadir saat kamu wisuda?" Noah mengangguk.

"Kalau gitu ayo, kita bilang ke Resta dulu." Noah jelas terkejut saat mendengar ucapan Rain.

"Bang, lo serius?" Rain tidak menjawab dan justru langsung menarik tangan Noah untuk menemui Resta.

Beruntung Resta sedang duduk di meja makan saat Rain mencarinya, sepertinya pemuda itu sedang membalas chat seseorang.

"Resta, Noah mau ngomong sama kamu." Resta mendongak dan menatap ke arah Noah yang terlihat bingung, apa lagi saat Rain meninggalkannya kedapur.

"Ada apa Noah?" Noah beberapa kali melirik Rain sebelum menjawab Resta.

"Gak ada apa-apa kok bang, bang Hujan aja tuh." Resta mengernyit saat mendengar jawaban Noah, seingatnya Rain tidak akan bertindak seperti itu jika tidak penting.

Grantha : Ramadhan PertamaWhere stories live. Discover now