02. Persiapan puasa

547 77 0
                                    


.
.
.
.
.
Rumah yang ditinggali para pewaris Malendra terlihat rusuh pagi ini, semua karena Rain dan Resta tiba-tiba saja membangunkan semua penghuni rumah dan meminta mereka semua bersih-bersih rumah.

Lenguhan dan protesan jelas terdengar dari adik-adik mereka yang masih mengantuk, bayangkan saja mereka dibangunkan jam empat pagi dan langsung disuruh mandi.

Alasannya Rain ingin mengajak mereka semua sholat berjamaah, tentu saja semua keinginan Rain langsung diiyakan oleh Resta.

"Ya Allah bang Resta ini masih pagi!" Axel tentu yang pertama kali protes saat dibangunkan.

"Udah ayo bangun, kita harus bersih-bersih rumah sebelum puasa Xel." Axel menggeleng.

"Gak mau bang, ngantuk." Resta tentunya tidak akan membiarkan Axel kembali tidur.

"Ayo bangun, sebelum Rain yang nyeret kamu buat bangun." Mendengar nama Rain, Axel dengan cepat bangkit dari kasurnya. Dia jelas tidak ingin di seret Rain ke kamar mandi, karena meskipun memiliki tubuh mungil Rain bahkan mampu menyeret Noah dari kasur ke kamar mandi, itu lah yang membuat Axel sedikit takut.

"Ck, iya iya bang, selalu aja ngancem nya pakai bang Rain." Resta hanya tertawa mendengar gerutuan Axel.

"Mandi cepetan, habis itu kita jama'ah di musholah. Inget Xel, Rain yang minta loh ini, kalau sampai kamu skip ya siap-siap aja." Axel merengut, tapi keinginan Rain tidak pernah buruk, jadi mereka tidak bisa menolaknya.

"Iya iya, udah sana bang, bang Resta cerewet!"
.
.
.
.
.
"Siapa yang mau bersih-bersih halaman belakang sama samping?" Kendra langsung menarik tangan Gala dan mengajukan diri membersihkan halaman belakang.

"Kita aja bang, aku sama Gala." Resta mengangguk saat Kendra mengangkat tangannya.

"Gue sama Noah ambil halaman depan sama samping kiri ya bang, soalnya gue lihat kemarin banyak banget ranting yang tahun di depan." Resta kembali mengangguk.

"Ya udah kalau gitu Axel sama Aidan bantuin aku sama Rain bersih-bersih dalam." Axel dan Aidan mengangguk paham.

"Kalau gitu ayo kerja sekarang, nanti kalau udah selesai aku traktir ice cream sama pizza." Ucapan Rain mendapat sahutan semangat dari semua adik-adiknya, padahal sebelumnya mereka terlihat sangat malas.

"SIAP BANG!!" Rain dan Resta yang mendengar sahutan adik-adiknya justru terkejut. Sedangkan adik-adiknya tidak peduli dan sudah pergi ke halaman depan dan belakang, bahkan Axel sudah menarik Aidan untuk kembali bekerja.

"Mereka itu gak teriak gak bisa ya? Tadi aja males sekarang semangat banget." Resta merangkul pundak Rain dan tertawa pelan.

"Ya namanya aja bocah Rain, kamu juga bisa kok teriak kayak mereka." Rain menggeleng dan melepaskan rangkulan Resta.

"Aku bayangin nya aja ngeri! Takut sakit telinga."
.
.
.
.
.
Axel dan Aidan sepakan meminta Resta dan Rain mengecek kebutuhan dapur mereka saja, karena bagaimana pun dua kakak tertua mereka itulah yang bertanggung jawab soal asupan gizi mereka.

"Rain, besok mau sahur sama apa?" Rain yang sedang mencatat daftar belanja langsung menoleh pada Resta.

"Tumis kangkung sama telur dadar." Jawaban Rain jelas membuat Resta tersenyum.

Sejak Rain memutuskan percaya pada mereka, Resta jadi tau banyak soal adiknya itu.

"Itu aja?" Rain mengangguk kecil.

"Goreng ikan juga jangan lupa Res, Bagas, Gala sama Aidan suka ikan." Resta mengangguk dan memasukan hal itu pada catatannya yang akan dia tempelkan pada pintu kulkas.

"Rain, puasa hari pertama mau ikut ke kantor apa di rumah aja?" Rain mengernyit mendengar pertanyaan Resta.

"Ngapain ke kantor? Gak ada kamu ke kantor, di rumah aja. Aku udah bilang papa kalau kamu gak akan ke kantor selama seminggu." Resta di buat melongo oleh ucapan Rain.

"Heh! Kok bisa itu loh!!" Rain mengedikan bahunya acuh.

"Ya bisa, pokoknya besok temenin aku dirumah Res."

"Aku biasanya kalau hari pertama puasa suka kelepasan emosi, biasanya ada ibuk yang selalu ngawasin aku biar gak marah-marah ke Kendra, sekarang aku mau kamu ngawasin aku Res." Resta menghela nafas panjang dan akhirnya mengangguk.

"Iya deh iya, gak usah masang wajah melas gitu, aku geli Rain." Rain berdecak kesal, tangan pemuda itu sudah terangkat ingin memukul lengan Resta.

"Jangan lupa beli stock obat Rain, jangan lupa kamu punya maag, sama kayak Bagas, jadi jangan sampai lupa." Rain mengangguk paham.

Meskipun punya maag, dia gak akan terganggu selama dia makan teratur, bahkan sekalipun dia puasa, maaf nya tidak akan kambuh kecuali dia telat makan atau skip makan makanan berat saat buka.

"Res, kamu cerewet sumpah. Bahkan ngalah-ngalahin ibuk." Resta mendelik pada Rain yang sudah beranjak.

"Ya Allah, sabar kan hamba yang ganteng ini menghadapi tingkah Hujan badai itu."
.
.
.
.
.
"Bang Resta, mau belanja sama bang Rain?" Resta mengangguk saat Aidan mendekat.

"Iya, kenapa? Mau ikut?" Aidan menggeleng.

"Gak deh bang, tapi aku titip beliin keripik pisang ya kalau ada." Resta mengangguk dan mencatat pesanan Aidan kedalam buku kecilnya.

"Bang Resta, aku titip sabun muka ya, yang biasanya."

"Bang, gue juga titip. Tolong beliin gue sosis pedes yang siap makan itu loh."

"Bang Resta, boleh titip coklat?" Resta mengangguk sebari menulis pesanan adik-adiknya.

"Yang lain mau nitip juga gak?" Resta menatap kearah Noah dan Kendra yang sedang asik berbicara sendiri.

"Noah, Kendra, mau titip sesuatu gak?" Kedua pemuda yang namanya di sebut itu akhirnya menoleh dan menatap ke arah Resta.

"Titip susu sama bubur bayi rasa pisang." Resta dan yang lain mengernyit mendengar pesanan Kendra.

"Bubur bayi?" Kendra mengangguk.

"Bang Rain tau kok bang." Resta tidak lagi bertanya dan memilih menulis pesanan Kendra.

"Noah?" Noah menggeleng.

"Gak bang, gue lagi gak butuh apa pun dan lagi gak pingin ngunyah camilan." Resta akhirnya menutup buku nya setelah mendengar jawaban Noah.

"Resta ayo!" Suara Rain terdengar tidak lama setelahnya, menandakan pemuda itu sudah siap.

"Jaga rumah, Bagas, Gala titip adik-adiknya, kalau Kendra sama Axel ribut lagi, getok aja kepalanya." Bagas dan Gala tertawa pelan mendengar pesan Rain.

"Oh siap bang, jangan khawatir."
.
.
.
.
.
Resta menghela nafas saat melihat bagaimana troli belanja nya penuh oleh bahan makanan juga barang titipan adik-adiknya, beruntung Resta hanya belanja untuk satu minggu kedepan, jika untuk sebulan sudah dipastikan jika mobil mereka tidak akan muat.

"Rain, mau makan batagor dulu gak sebelum pulang?" Rain melihat ke arah jam tangannya dan menggeleng.

"Habis ini waktunya makan malam Res, Kendra bisa marah kalau aku skip makan malam gara-gara udah makan batagor." Resta menghela nafas, ucapan Rain ada benarnya, mengingat porsi makan Rain itu sama seperti Gala, sedikit.

"Ya udah kalau gitu temenin gue beli batagor, gue lagi pingin." Rain hanya mengangguk.

"Puas-puasin jajan sore gini Res, habis itu sebulan ke depan kamu bisa nya jajan malem."
.
.
.
.
.
Tbc
.
.
.
.
.

Grantha : Ramadhan PertamaWhere stories live. Discover now