19. Hari ke-15: Kenalan Resta?

441 79 15
                                    


.
.
.
.
.
Resta tidak tau apa yang membuat gadis itu tiba-tiba datang ke rumah, Resta mengenalnya saat mengikuti sebuah acara di kampus. Gadis itu adalah mahasiswa dari kampus lain yang menjadi perwakilan.

Resta sebenarnya tidak terlalu dekat, karena bagi Resta gadis itu akan sangat merepotkan dimasa depan. Resta hanya sekedar berteman, namun entah kenapa pagi ini dia melihat gadis itu berdiri di depan rumah nya, di solo.

Rumah yang mana sahabat-sahabatnya sendiri tidak tau dan tidak diperbolehkan datang oleh resta.

"Kak Resta hai." Resta menatap datar pada gadis itu, meskipun gadis itu tersenyum namun Resta tidak akan tertarik padanya.

"Gimana bisa lo disini?" Gadis itu masih tersenyum manis pada Resta.

"Oh aku disini karena di undang tante Nita, tapi kenapa kak Resta juga disini?" Resta menatap curiga pada gadis di depannya, terlebih saat mendengar nama Nita di sebut.

"Oh lo tamu nya tante Nita, masuk aja." Resta membuka pintu rumah lebar-lebar, mempersilahkan gadis itu untuk masuk.

"Duduk aja di situ, lo bisa tunggu tante Nita disini. Tante Nita masih keluar sama papa, inget Anya jangan coba-coba buat masuk kedalam." Gadis bernama Anya itu merengut saat Resta memperingatkannya.

"Memang nya aku keliatan kayak orang yang suka masuk rumah orang sembarangan ya?" Resta mengangguk tanpa rasa bersalah.

"Iya, dimata gue lo kayak gitu." Anya semakin merengut, terlebih saat melihat Resta akan meninggalkannya.

"Eh eh kak Resta, kakak mau kemana?" Resta menghela nafas panjang saat Anya menahannya.

"Apa lagi? Gue mau masuk lah. Lo tunggu aja tante Nita disini."

"Kakak belum jawab pertanyaan ku loh, kenapa kak Resta bisa disini?" Resta memejamkan matanya sejenak, mencoba menahan emosi nya yang entah kenapa tiba-tiba naik.

"Ini rumah gue sama adek-adek gue, dan tante Nita yang lo maksud itu istri nya bokap gue, udah jelas?" Anya mengangguk polos.

"Jelas, tapi kak Resta gak usah pergi, temenin aku disini lah. Lagian aku tamu loh, kak Resta juga gak mau suguhin aku minum gitu?" Resta mengernyit kemudian menggelengkan kepalanya.

"Denger ya Anya, pertama gue gak mau duduk berdua sama lo, kedua gue gak punya waktu buat ngeladenin omong kosong lo, ketiga sekarang bulan puasa, dan gue gak akan menjamu orang yang gak puasa." Setelah mengatakan itu Resta bergegas pergi, namun pemuda itu meminta salah satu bodyguard sang papa untuk mengawasi Anya.

"Cewek gila itu jangan sampai ketemu Noah, bisa habis di roasting nanti."
.
.
.
.
.
Anya terlihat senang saat Nita memperlakukannya dengan baik, dia bahkan dijamu dengan sangat istimewa.

Nita mengatakan jika Anya bisa menginap disini sehari, Anya juga mengatakan jika dia mengenal Resta, mereka berteman. Itu kenapa Nita menjanjikan jika Anya boleh menginap disini, karena dia teman Resta.

Nita sebenarnya mempunyai niat lain, sama seperti saat meminta Mawar ke rumah solo waktu itu, Nita juga memiliki niat menjodohkan Anya dengan salah satu pewaris Malendra.

Nita tidak mengatakan niat nya pada Bian, karena sudah dipastikan jika Bian akan menolak saat Nita mengatakan jika Anya ingin dia jodohkan dengan Rain.

Anya yakin Rain tidak akan menolak gadis secantik, semanis dan sebaik Anya, lagi pula mereka sama-sama berasal dari jogja.

"Tante, nanti beneran aku boleh nginep?" Nita mengangguk.

"Iya Anya, lagi pula kamu temen Resta, pasti Resta juga kasih izin buat nginep." Anya tersenyum mendengar ucapan Nita.

Grantha : Ramadhan PertamaWhere stories live. Discover now