16. Hari ke-12: Prank

641 72 7
                                    


.
.
.
.
.
Semalam Noah sudah mengajak saudara-saudaranya berunding, tentu saja kecuali Bagas, bahkan mama Lily, mama Salma dan bunda Fatma pun tau tentang apa yang ingin dilakukan oleh Noah.

Ketiga nya tidak melarang karena Noah sudah mengancam akan mogok makan jika yang lain tidak setuju, ancaman Noah jelas membuat yang lain khawatir, mengingat saat Noah bertengkar dengan Axel saja di sudah mogok makan selama lima hari.

Axel menghela nafas panjang, tugasnya akan terasa berat hari ini. Axel berharap ada Resta dan Rain saat ini, dia tidak mau di musuhi oleh Bagas lagi.

"Aduh, kenapa aku semalem setuju sama Noah sih? Kalau Bagas marah gimana?" Axel mengacak rambutnya, dia kesal tapi dia tidak bisa menolak.

"Kamu kenapa sih? Ayo sahur dulu." Axel menatap Gala yang baru saja kembali ke kamar nya.

"Aku takut Gal, kalau Bagas marah gimana?" Gala menghela nafas panjang.

"Sebenernya aku yo khawatir, tapi kan memang itu tujuan Noah."

"Udah ayo sahur dulu, jangan nyapa Kendra hari ini. Pasang wajah kayak dulu aja, yang serem." Axel merengut mendengar ucapan Gala.

"Jangan jauh-jauh dari aku ya, takut aku kelepasan nyama Kendra." Gala mengangguk.

"Iya, tenang aja."

Lain Axel, lain pula Kendra yang udah merengut sambil menatap ke arah Noah.

"Noah, gak jadi aja ya?" Noah menggeleng.

"Harus jadi Ken, gak susah kok diemin Bagas." Kendra semakin merengut mendengar itu.

"Takut Bagas marah beneran, nanti dia ngadu ke bang Rain sama bang Resta gimana?" Noah terdiam, pemuda itu tampak berpikir sejenak.

"Kita kasih tau bang Resta sama bang Hujan duluan, aku semalem udah sempet ngomongin ini sama bang Hujan sih." Kendra akhirnya mendengus pelan.

"Pokoknya kalau Bagas beneran marah, Noah yang tanggung jawab."
.
.
.
.
.
Bagas menatap bingung pada Kendra dan Axel ya g saling diam, sejak sahur tadi dua pemuda itu saling duduk berjauhan dan saling melempar tatapan sinis.

"Ken, kamu lagi marahan sama Axel?" Kendra yang tangannya di tahan oleh Bagas, langsung menarik tangannya dan beranjak pergi, tanpa ada niat menjawab pertanyaan Bagas.

Bagas sendiri terdiam saat Kendra melakukan itu, sejak mereka bertemu Kendra tidak pernah bersikap seperti itu.

"Anak itu kenapa?" Bagas mendengus kesal, jika saja Resta dan Rain tidak memintanya mengawasi yang lain, Bagas pasti sudah mengacuhkan mereka.

"A' kenapa?" Bagas menoleh dan menatap ke arah sang bunda.

"Axel sama Kendra aneh deh bun, mereka lagi marahan lagi ya?" Fatma tersenyum, namun juga mengangguk, hal itu membuat Bagas terkejut.

"Mereka berantem bun?" Fatma kembali mengangguk.

"Semalem mereka berantem waktu kamu sama Gala keluar." Bagas terdiam.

"Siapa yang mulai duluan?" Bunda Fatma menggeleng.

"Bunda gak tau, kata Noah mereka awalnya berdebat soal game, tapi malah jadi panjang."

"Udah gak usah di pikirin, bunda tinggal masak dulu ya. Besok Resta, Rain sama Aidan pulang, pasti mereka berdua besok udah baikan." Bagas hanya bisa mengangguk, namun dia tetap tidak bisa diam saja, dia harus bertanya langsung pada Kendra.

Bagas pergi ke kamar Kendra, di banding bertanya langsung pada Axel, Bagas lebih memilih bertanya pada Kendra terlebih dahulu.

Tok

Grantha : Ramadhan PertamaDove le storie prendono vita. Scoprilo ora