19. Perbandingan Agama Bagian Dua

17 4 0
                                    

Happy reading :)

“Apakah itu kitab suci agama Buddha?” tanya Fajar dengan pandangan yang tak lepas dari buku tersebut.

Ahmad tersenyum seraya mengangguk. “Iya, ini tripitaka, kitab suci agama Buddha,” tutur Ahmad menjawab.

“Jadi, hari ini kita akan mengenal agama Buddha?” simpul Fajar.

Ahmad menggelengkan kepalanya. “Nggak cuman agama Buddha, Hari ini saya ingin memperkenalkan agama Buddha dan agama Tao.”

“Oh, kalau gua denger agama Tao, gua jadi keingat Cina deh,” balas Fajar berkomentar.

Ahmad hanya terkekeh sambil berujar, “nanti kita akan mengenal agama itu, tapi sekarang saya akan menjelaskan dulu agama Buddha.”

Fajar menganggukan kepalanya dan mulai mendengarkan penjelasan serta cerita dari Ahmad mengenai agama Buddha. “agama Buddha bermula pada abad keenam sebelum Masehi di wilayah yang sekarang dikenal sebagai India Utara-Nepal. Siddharta Gautama, yang kelak menjadi Buddha, dilahirkan sekitar tahun lima ratus enam puluh tiga sebelum Masehi di kota Kapilavastu, yang terletak di Nepal saat ini. Ia lahir dalam keluarga bangsawan dan hidup dalam kemewahan. Namun, pada usia dua puluh sembilan tahun, Siddharta Gautama meninggalkan kehidupan istana dan memulai pencarian spiritual untuk mencari pemahaman yang lebih dalam tentang penderitaan dan arti sejati kehidupan. Ia meninggalkan keluarganya, kekayaannya, dan kenyamanan hidupnya untuk menjadi seorang pertapa. Selama bertahun-tahun, Siddharta Gautama belajar dari berbagai guru spiritual dan menjalani praktik meditasi yang keras. Tapi, ia merasa bahwa praktik-praktik tersebut tidak membawa pemahaman yang memuaskan tentang penderitaan dan jalan keluar dari siklus kelahiran dan kematian.”

“Akhirnya, pada usia tiga puluh lima tahun, Siddharta Gautama mencapai pencerahan di bawah pohon Bodhi di Bodh Gaya, India. Ia mencapai pemahaman yang mendalam tentang Penyebab Penderitaan atau yang biasa dikenal dengan istilah ‘dukkha’, Jalan Keluar dari Penderitaan yang dikenal dengan istilah ‘nirodha’, dan Jalan Menuju Pembebasan atau yang dikenal dengan istilah ‘magga’. Dalam momen ini, Siddharta Gautama menjadi Buddha, yang berarti "yang telah mencapai pencerahan". Setelah mencapai pencerahan, Buddha menghabiskan sisa hidupnya untuk mengajar dan menyebarkan ajaran-ajaran yang ditemukannya. Ia melakukan perjalanan ke berbagai tempat di India dan mengajar tentang Empat Kebenaran Mulia atau istilah kerennya ‘Four Noble Truths’ dan Jalan Tengah atau ‘Middle Way’ sebagai jalan menuju pembebasan dari penderitaan. Buddha juga mengajarkan tentang konsep hukum Karma sebab-akibat, Reinkarnasi, dan pewarisan kondisi atau ‘Dependent Origination’. Ia mendirikan komunitas para biksu dan biksuni yang dikenal dengan nama ‘sangha’ yang mengikuti ajarannya,” ujar Ahmad bercerita.

“Pada usia delapan puluh tahun, Buddha wafat di kota Kushinagar, India. Sebelum wafat, ia memberikan ajaran terakhirnya kepada para pengikutnya, menekankan pentingnya mengandalkan diri sendiri dan mengembangkan pemahaman pribadi terhadap ajaran-ajarannya. Setelah wafatnya Buddha, ajaran-ajarannya terus berkembang dan menjadi dasar agama Buddha. Ajaran-ajaran tersebut terbagi menjadi berbagai tradisi dan aliran, seperti Theravada, Mahayana, dan Vajrayana, yang memiliki perbedaan dalam praktik dan penekanan ajaran. Sekarang mari kita mendalami kitab suci agama Buddha,” kata Ahmad sambil menatap tripitaka yang berada di depannya.

“Dalam agama Buddha, Tripitaka yang memiliki arti tiga Keranjang, adalah kitab suci utama yang berisi ajaran-ajaran Buddha.” Ahmad membuka lembaran-lembaran tripitaka sambil menjelaskan, “sesuai namanya, kitab suci tripitaka ini memiliki tiga bagian. Pertama, Bagian Vinaya Pitaka. Bagian ini berisi aturan-aturan monastik untuk komunitas biksu dan biksuni. Ini mencakup berbagai aturan perilaku, tata cara upacara, dan petunjuk tentang tata kelola komunitas monastik. Kalau kamu nggak tahu apa itu monastik, dalam agama Buddha, monastik adalah pencarian keselamatan secara penuh waktu. Monastisisme Buddha adalah ordo para rahib dan rubiah agama Buddha yang didirikan oleh Gautama Buddha sekitar dua ribu lima ratus tahun yang lalu. Ordo monastik Buddhis terdiri dari dewan para bhikkhu laki-laki dan dewan para bhikkhuni perempuan. Para bhikkhu dan bhikkhuni hidup dengan peraturan disiplin yang dimaksudkan untuk menciptakan kehidupan yang sederhana dan terfokus.”

Teologi Dealektikaحيث تعيش القصص. اكتشف الآن