22. Abrahamic Religion Bagian Satu

17 6 0
                                    

Happy reading :)

Bel masuk pun berbunyi. Usai Ahmad, Fajar, dan Ridho berbincang-bincang mengenai agama zoroaster atau majusi, Mereka pun kembali ke kelas karena waktu jam pelajaran berikutnya akan segera dimulai. Seluruh siswa dan siswi memasuki kelasnya masing-masing dan kini kegiatan pembelajaran pun berlangsung seperti biasanya.

Setelah melangsungkan kegiatan pembelajaran yang memusingkan, Fajar, Ahmad, dan Ridho pun memutuskan untuk bermain di rumah Ahmad. Kali ini Ridho ikut bersama Fajar dan Ahmad, sebab Ridho penasaran dengan isi rumah Ahmad. Ridho, Fajar, dan Ahmad masuk ke dalam mobil sopir pribadi Ahmad, lalu pergi menuju rumah Ahmad.

Setelah mereka sampai dan Ridho berkenalan dengan Nia, mereka bertiga pun masuk ke dalam kamar Ahmad dan duduk di karpet yang terhampar di atas lantai dekat rak buku-buku Ahmad. Mata Ridho berbinar, memandangi buku-buku yang berjejer rapi di rak tersebut. Dia tak habis pikir, sahabatnya ini begitu suka dalam membaca berbagai buku, bahkan hingga memiliki beberapa kitab suci dari berbagai agama.

"Gila, banyak banget buku lu, Mad. Gua mungkin nggak akan sanggup kalau baca buku sebanyak ini," puji Ridho kagum.

Fajar terkekeh dan berkata, "gua juga terkejut waktu pertama kali datang ke sini, tapi sekarang udah terbiasa, Do."

Ahmad tersenyum dan menyamankan posisi duduknya sambil bersila. "Nah, Sekarang kita akan membahas mengenai agama besar Abraham atau Ibrahim. Agama besar ini terdiri dari tiga agama utama, yaitu Yahudi, Kristen, dan Islam. Tapi, sebelum kita akan membahas ketiga agama ini, mari kita lihat dulu Seperti apa kisah hidup sosok Ibrahim atau Abraham ini."

"Ibrahim, yang juga dikenal sebagai Abraham, dilahirkan di Ur Kasdim, Mesopotamia kuno, sekitar tahun seribu delapan ratus dua belas sebelum Masehi. Ayahnya, Terah, adalah seorang pembuat patung berhala. Sejak kecil, Ibrahim menunjukkan kecerdasan dan keingintahuan yang luar biasa. Dia mengamati alam semesta dan merenungkan asal-usulnya, mempertanyakan kepercayaan masyarakatnya yang menyembah berhala. Pertanyaan Ibrahim tentang berhala membuatnya berkonfrontasi dengan ayahnya dan masyarakatnya. Dia secara terbuka menentang penyembahan berhala dan menghancurkan patung-patung di kuil. Ibrahim kemudian mulai mengajarkan konsep tauhid, keyakinan pada satu Tuhan yang menciptakan dan mengatur alam semesta. Dakwah Ibrahim tentang keesaan Tuhan mendapat banyak perlawanan. Raja Namrud, pemimpin Babilonia saat itu, merupakan salah satu penentang terberatnya. Ibrahim diuji dengan berbagai cara, termasuk dibakar api, tetapi dia selalu diselamatkan oleh Tuhan Yang maha esa," ucap Ahmad menceritakan kisah Ibrahim.

"Ibrahim menikah dengan Sarah dan Hajar. Sarah mandul, sehingga Hajar melahirkan Ismail atas perintah Tuhan. Sarah kemudian melahirkan Ishak di usia tua. Ibrahim dikaruniai banyak keturunan, yang menjadi leluhur bangsa-bangsa di Timur Tengah, termasuk Bani Israel dan bangsa Arab. Tuhan menguji ketaatan Ibrahim dengan memerintahkannya untuk mengurbankan Ismail. Ibrahim patuh dan siap melaksanakan perintah Tuhan. Ketika Ibrahim hendak menyembelih Ismail, Tuhan menggantinya dengan seekor domba jantan. Peristiwa ini menunjukkan ketaatan Ibrahim yang luar biasa kepada Tuhan Yang maha esa. Ibrahim dan Ismail diperintahkan oleh Tuhan untuk membangun Ka'bah di Mekkah. Ka'bah menjadi tempat suci bagi umat Islam dan menjadi tujuan ibadah haji. Ibrahim juga mengajarkan ritual haji sebagai bentuk ketaatan kepada Tuhan Yang maha esa." Ahmad menunda penjelasannya sejenak untuk beristirahat dan menarik nafas.

"Ibrahim wafat di usia lanjut dan dimakamkan di Gua Makhpela di Hebron. Dia meninggalkan warisan yang luar biasa, yaitu ajaran tauhid, konsep kenabian, dan tradisi haji. Ibrahim dihormati sebagai nabi dan leluhur oleh banyak agama, termasuk Islam, Kristen, dan Yudaisme atau agama Yahudi. Kisah hidup Ibrahim dicatat dalam berbagai teks kuno, termasuk Al-Qur'an, Taurat, dan Injil. Teks-teks ini memberikan informasi tentang kehidupan dan ajaran Ibrahim, meskipun terdapat beberapa perbedaan dalam interpretasi dan detailnya. So, jadi itulah kisah singkat kehidupan Ibrahim atau Abraham. Kurang lebih, apa yang Ibrahim atau Abraham alami itu sama seperti kamu, Jar. Beliau mempertanyakan mengenai Tuhan yang diimani oleh masyarakat pada zaman itu. Dia menyadari bahwa patung atau berhala itu tidak sepatutnya dijadikan sebagai sesembahan sebab patung atau berhala adalah benda mati yang tidak bisa mengabulkan apapun," ucap Ahmad menerangkan.

Teologi DealektikaOnde histórias criam vida. Descubra agora