26. Sains Dalam Islam

15 6 0
                                    

Happy reading :)

Fajar mendongakkan kepalanya ke atas dan memandang langit-langit atap rumah Ahmad sambil berpikir. “ah, gua tahu. Planet yang bisa dilihat tanpa menggunakan alat bantu di malam hari itu adalah planet Venus. Jadi, yang dilihat Nabi Ibrahim adalah planet Venus?” Fajar menjawab pertanyaan Ahmad dengan excited.

“Yap, kamu benar, Jar. Planet Venus adalah planet yang paling terang dan bisa kita lihat di malam hari tanpa menggunakan alat bantu apapun jika cuacanya cerah. Jadi, kita bisa memahami ayat-ayat Alquran ini jika dibantu dengan ilmu-ilmu sains. Nah, yang terakhir Allah menyinggung tata surya kita dalam surat al-mu'minun ayat tujuh belas. Allah subhanahu wa ta'ala berfirman ‘wa laqad khalaqnâ fauqakum sab‘a tharâ'iqa wa mâ kunnâ ‘anil-khalqi ghâfilîn’.” Ahmad menarik nafasnya sejenak sebelum membaca terjemahannya.

“Artinya, ‘Sungguh, Kami telah menciptakan tujuh langit di atas kamu dan Kami tidaklah lengah terhadap ciptaan (Kami)’. Di sini ada problem lagi. Kata ‘tharâ'iq’ pada ayat ini malah diterjemahkan sebagai lapis langit, padahal sebenarnya kata ‘tharâ'iq’ lebih tepat jika diterjemahkan sebagai jalan, jalur, atau lintasan. Saya yakin kamu pasti ngerti kalau Allah menyinggung tujuh jalan, jalur, atau lintasan,” ucap Ahmad pada Fajar.

Fajar mengangguk dan merespon, “Tujuh jalan, jalur, atau lintasan itu pasti merujuk pada tujuh planet selain bumi yang bergerak memutari matahari pada jalurnya masing-masing atau lintasan orbitnya masing-masing.”

Ahmad mengangkat jempol tangan kanannya. “Iya, benar sekali. Tapi, ada yang lebih menakjubkan lagi, Jar.”

Ahmad membuka lembaran-lembaran Alquran dan mencari sebuah ayat. “nah, pada surat Yusuf ayat empat, kita akan melihat bagaimana Allah membuat satu ayat berfungsi sebagai dua informasi yang berbeda. Allah subhanahu wa ta'ala berfirman ‘idz qâla yûsufu li'abîhi yâ abati innî ra'aitu aḫada ‘asyara kaukabaw wasy-syamsa wal-qamara ra'aituhum lî sâjidîn’ yang artinya ‘(Ingatlah) ketika Yusuf berkata kepada ayahnya (Ya‘qub), "Wahai ayahku, sesungguhnya aku telah (bermimpi) melihat sebelas bintang, matahari, dan bulan. Aku melihat semuanya sujud kepadaku.".’. kamu masih ingat kan kalau nabi Yusuf itu dua belas bersaudara? Sebenarnya mimpi Nabi Yusuf itu adalah nubuat atau ramalan mengenai sebelas saudara-saudaranya yang kelak berperilaku jahat pada nabi Yusuf dan akan meminta maaf. Tapi, ternyata terdapat easter egg yang Allah masukan dalam mimpi Nabi Yusuf.”

“Nah, bintang dalam ayat itu lagi-lagi digambarkan sebagai kaukab. Namun, ada yang aneh. Tata surya kita hanya memiliki delapan planet, Mengapa nabi Yusuf bermimpi sebelas planet?” Fajar pun ikut berpikir setelah mendapatkan pertanyaan dari Ahmad.

Melihat Fajar yang berpikir, Ridho pun ikut berpikir. “hahaha, Saya yakin kalian berdua pasti sekarang sedang kebingungan. Tiba-tiba berubah jadi penafsir mimpi nih,” ujar Ahmad sambil tertawa.

“Hmm, Apakah ini ada hubungannya dengan planet-planet kerdil ya?” terka Fajar  sambil masih berpikir.

Ahmad menjentikan jarinya. “yaps, kamu benar, Jar. Nabi Yusuf itu melihat sebelas planet yang terdiri dari tujuh planet di tata surya. Bumi tidak termasuk, karena nabi Yusuf sendiri melihat planet-planet itu dari planet bumi sehingga bumi tidak dihitung. Selain itu, artinya sisa planet-planet yang tersisa adalah planet-planet kerdil.”

“Tapi, Bukankah itu artinya planet-planet kecil itu ada empat, sedangkan planet-planet kerdil yang tercatat secara resmi ada lima ya, Mad?” tanya Fajar penasaran.

“Iya, tapi ada satu planet yang sebenarnya kontroversial dan tidak semua ilmuwan setuju bahwa planet itu adalah planet kerdil. Lima planet kerdil itu kan adalah Ceres, Pluto, Haumea, Makemake, dan Eris. Tapi, planet Ceres menjadi kontroversial, karena planet ini tidak memiliki satelit dan ukurannya lebih kecil dari empat planet lainnya. Jadi, bisa kita simpulkan bahwa mimpi Nabi Yusuf dalam surat Yusuf ayat empat menginformasikan mengenai nubuat atau ramalan masa depan Nabi Yusuf dan sekaligus menginformasikan mengenai planet-planet di tata surya kita,” jawab Ahmad menjelaskan.

Teologi DealektikaWhere stories live. Discover now