28. Jawaban

18 5 0
                                    

Happy reading :)

Fajar terkejut mendengar hal itu. “emang iya, Mad?” tanya fajar pada Ahmad.

Ahmad mengangguk dan mengambil Bible dari raknya. Dia meletakkan Bible itu di depan Fajar dan mulai membuka Biblenya. Fajar memperhatikan Ahmad yang sepertinya sudah hafal betul mengenai letak-letak surat di Bible, terbukti dari gestur Ahmad yang begitu cepat mencari ayat yang ingin dia perlihatkan pada Fajar.

“Sekarang, coba kamu baca Markus pasal dua belas, ayat dua puluh delapan sampai dua puluh sembilan,” instruksi Ahmad pada Fajar.

Fajar pun mengangguk dan menatap tulisan di Bible itu. “oke, ini dia. Ayat dua puluh delapan berbunyi ‘ Maka datanglah seorang ahli Taurat, yang mendengar pertanyaan-pertanyaan mereka, lalu melihat, bagaimana Yesus memberi jawaban yang baik kepada mereka. Ia bertanya kepada Yesus: "Manakah hukum yang terutama dari segala hukum?".’. ayat dua puluh sembilan berbunyi ‘Jawab Yesus: "Yang terutama ialah, "Dengarlah, hai orang Israel, Tuhan Allah kita, Tuhan itu esa".’.”

“Nah, dari sini tanpa tafsiran apapun juga kita bisa lihat secara tekstual bahwa Yesus menyatakan kalau Tuhan Allah kita Dan Tuhan itu esa. Sebenarnya, terjemahan Bibel itu kurang tepat, karena Bible menggunakan kata Allah sebagai generic name atau nama umum yang seharusnya menggunakan kata Tuhan, sedangkan Allah itu adalah proper name atau nama pribadi. Jadi Tuhan itu ada banyak tapi Tuhan yang patut disembah hanyalah Allah. Sehingga, Tuhan merujuk pada nama general sedangkan Allah merujuk pada nama spesifik atau pribadi satu-satunya Tuhan dari banyaknya Tuhan yang patut disembah.” Ahmad menghentikan penjelasannya sejenak.

“Bahasa Ibrani dari ayat dua puluh sembilan itu sendiri adalah ‘Sh'ema Yisrael, Adonai Eloheinu, Adonai Ehad’. Nah, masih ingat kan penjelasan saya kalau umat Yahudi itu tidak akan menyebut proper name Tuhan, yaitu YHWH. Mereka menggantinya dengan kata adonai. Jadi, kata ‘adonai’ dalam ayat itu merujuk pada YHWH,” ujar Ahmad memaparkan.

Fajar terdiam sejenak kemudian berkomentar, “berarti, kalau adonai itu artinya tuan atau pemilik, harusnya terjemahan yang tepat itu ‘dengarlah bangsa Israel, Tuan Tuhan kita, Tuan itu esa’.”

Ahmad tersenyum dan mengangguk. “benar, hanya saja kita sudah terbiasa menggunakan kata tuan untuk merujuk pada manusia saja, sehingga akan aneh ketika Tuhan dipanggil dengan sebutan tuan. Padahal, kata tuan dalam bahasa Indonesia, adonai dalam bahasa Ibrani, lord dalam bahasa Inggris, dan RAB dalam bahasa Arab itu sama dan setara. Semuanya merujuk pada penguasa dan penguasa ini tidak harus selalu manusia, melainkan bisa disematkan juga pada proper name Tuhan. Jadi, dalam ayat dua puluh sembilan itu sendiri sudah jelas memperlihatkan Yesus yang mengajarkan bangsa Israel mengenai hukum taurat yang paling utama, yaitu tauhid. Sekarang, coba kamu lanjutkan ayatnya.”

Fajar pun melanjutkan bacaannya. “ayat tiga puluh berbunyi ‘Kasihilah Tuhan, Allahmu, dari segenap hatimu dan dari segenap jiwamu dan dari segenap pikiranmu dan dari segenap kekuatanmu’. Dan ayat tiga puluh satu berbunyi ‘Hukum yang kedua, yang sama dengan itu ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Tidak ada hukum lain yang lebih utama dari pada kedua hukum itu’.”

“Kalau kita perhatikan lagi, Yesus mengajarkan kita untuk mencintai Tuhan dan mencintai manusia, ini sama dengan hablum minallah dan hablum minannas. Yesus mengajarkan kita untuk menjaga hubungan antara diri kita dengan Tuhan, tetapi mengajarkan juga untuk menjaga hubungan antara diri kita dengan manusia lainnya,” terang Ahmad menjelaskan.

Kemudian Ahmad membuka Bible dan menunjukkan gospel Lukas pasal dua belas ayat dua puluh satu. “coba baca, Jar.”

Fajar melihat ayat yang Ahmad maksud dan mulai membacanya. “ayat ini berbunyi ‘Dan ketika genap delapan hari dan Ia harus disunatkan, Ia diberi nama Yesus, yaitu nama yang disebut oleh malaikat sebelum Ia dikandung ibu-nya’.”

Teologi DealektikaWhere stories live. Discover now