23. Abrahamic Religion Bagian Dua

13 6 0
                                    

Happy reading :)

"Nah, kita sudah membahas mengenai agama Yahudi atau yudaisme, Sekarang mari kita bahas mengenai agama Kristen," ajak Ahmad sambil menyimpan TaNaKh dan mengambil kitab suci Bibel.

"Kita akan mulai dari segi sejarah agama Kristen yang akan berhubungan dengan kelanjutan dari sejarah agama Yahudi atau yudaisme." Fajar dan Ridho masih setia mendengarkan.

"Setelah penghancuran Bait Suci, Yudaisme berkembang sebagai agama yang terus berlanjut. Banyak orang Yahudi yang tersebar di berbagai wilayah di bawah kekuasaan Romawi. Mereka mempertahankan keyakinan dan praktik agama mereka, termasuk penghormatan terhadap Taurat dan ibadah di sinagoge. Pada awal abad pertama Masehi, Yesus Kristus muncul sebagai seorang guru dan pemimpin spiritual di wilayah Palestina yang didominasi oleh Romawi. Ajaran-ajarannya yang mengutamakan kasih, pengampunan, dan kehidupan yang benar menarik banyak pengikut. Yesus mengajarkan tentang kerajaan Allah dan melakukan mujizat sebagai tanda kekuasaan-Nya. Yesus adalah keturunan dari Raja Daud melalui garis keturunan ayahnya, Yusuf. Silsilah ini menunjukkan hubungan keluarga Yesus dengan Daud dan bahkan dengan Musa. Yesus lahir di Betlehem, sebuah kota kecil di Yudea, sekitar tahun empat sebelum Masehi. Kelahiran-Nya dikaitkan dengan nubuat-nubuat dalam Alkitab Ibrani, termasuk nubuat tentang Mesias yang akan datang. Setelah kelahiran-Nya, Yesus tumbuh di Nazaret dan hidup sebagai seorang tukang kayu. Pada usia sekitar tiga puluh tahun, Ia datang kepada Yohanes Pembaptis untuk dibaptis di sungai Yordan. Pembaptisan ini menandai awal pelayanan publik Yesus," kata Ahmad bercerita.

"Setelah pembaptisan-Nya, Yesus memulai pelayanan-Nya dengan mengajar dan melakukan mujizat. Ia mengajarkan tentang kerajaan Allah, mengajak orang untuk bertobat, dan menunjukkan kasih serta belas kasih kepada semua orang. Ajaran-Nya menekankan pentingnya kasih, pengampunan, dan hidup yang benar di hadapan Allah. Selama pelayanan-Nya, Yesus melakukan banyak mujizat, seperti menyembuhkan orang sakit, mengusir roh jahat, membangkitkan orang mati, dan mengendalikan alam. Mujizat-mujizat ini menunjukkan kuasa dan keilahian-Nya, serta menguatkan keyakinan orang-orang pada-Nya. Meskipun banyak orang yang terkesan dengan ajaran dan mujizat Yesus, ada juga yang menentang-Nya. Para pemimpin agama Yahudi dan otoritas Romawi melihat-Nya sebagai ancaman terhadap kekuasaan dan otoritas mereka. Mereka mencoba mencari alasan untuk menangkap dan mengadili-Nya," lanjutnya menerangkan.

"Akhirnya, Yesus ditangkap dan diadili atas tuduhan penistaan agama oleh otoritas Yahudi dan Romawi. Ia disalibkan pada sekitar tahun tiga puluh Masehi di luar kota Yerusalem. Penyaliban-Nya adalah pengorbanan yang diyakini sebagai penebusan dosa dan keselamatan bagi umat manusia. Tiga hari setelah kematian-Nya, Yesus bangkit dari kematian. Kebangkitan-Nya menjadi dasar iman Kristen dan menegaskan kuasa-Nya atas dosa dan kematian. Setelah kebangkitan-Nya, Yesus muncul kepada para pengikut-Nya dan memberikan instruksi terakhir sebelum naik ke surga. Ia juga memberikan kuasa Roh Kudus kepada mereka untuk melanjutkan pelayanan-Nya di dunia. Ajaran-ajaran Yesus, seperti yang tercatat dalam Injil-injil, meliputi kasih, pengampunan, keadilan, kerendahan hati, dan hidup yang benar di hadapan Allah. Ia mengajarkan tentang pentingnya mengasihi sesama, mengampuni orang lain, dan menjalani hidup yang sesuai dengan kehendak Allah. Ajaran-ajaran ini menjadi dasar bagi iman dan praktik Kristen hingga saat ini," tutur Ahmad memaparkan.

Ahmad pun melanjutkan kisahnya, "salah satu tokoh penting dalam sejarah awal agama Kristen adalah Paulus. Awalnya dia seorang penganiaya Kristen, Paulus mengalami pengalaman yang mengubah hidupnya ketika ia bertemu dengan Yesus dalam penglihatan. Ia menjadi seorang rasul yang gigih dalam menyebarkan ajaran Kristen di berbagai wilayah di luar Palestina. Melalui surat-suratnya yang kemudian menjadi bagian dari Perjanjian Baru, Paulus memberikan pengajaran teologis dan praktis yang penting bagi perkembangan agama Kristen. Seiring dengan penyebaran agama Kristen, hubungan antara umat Kristen dan umat Yahudi semakin tegang. Perbedaan keyakinan dan pandangan teologis menyebabkan perpecahan yang semakin jelas. Pada tahun tujuh puluh Masehi, Yerusalem dan Bait Suci kedua dihancurkan oleh Romawi, dan ini memperkuat pemisahan antara agama Kristen dan Yudaisme. Pada abad keempat, Kaisar Konstantinus mengeluarkan Edict of Milan pada tahun tiga ratus tiga belas Masehi, yang memberikan kebebasan beragama bagi umat Kristen di Kekaisaran Romawi. Ini memungkinkan agama Kristen berkembang dengan lebih bebas dan mendapatkan pengaruh yang lebih besar. Pada tahun tiga ratus delapan puluh Masehi, Kekaisaran Romawi secara resmi mengakui agama Kristen sebagai agama negara."

Teologi DealektikaWhere stories live. Discover now