Bab 38 - Seorang Gadis Kecil Berpakaian Putih

694 44 5
                                    

***

Wei Qian sangat marah dengan Song Xiaobao sehingga telinganya berdengung dan seluruh tubuhnya terasa lemah. Tubuh tinggi dan besar Wei Zhiyuan menekannya. Dia meronta beberapa kali dan masih tidak bisa melepaskan diri.

Song-laotai, yang berada di dapur, segera melemparkan sapunya dan cepat-cepat masuk. Melihat situasi, dia sungguh khawatir bahwa Wei Qian akan secara gegabah memukul Xiaobao sehingga dia dengan cepat melindungi anak itu menggunakan cara yang licik dan halus. Dia pertama-tama menampar ringan punggung Xiaobao dan memarahinya, "Bagaimana bisa kau berbicara seperti itu pada ge-mu? Apakah kau gila?"

Song Xiaobao mengerutkan kening, masih ingin menunjukkan sikapnya yang tangguh dan tidak mau berkompromi, tetapi air matanya sudah tumpah.

Song-laotai menghela napas, berdiri di tengah pusaran konflik keluarga antara Wei Qian dan Xiaobao, dan dengan sikap mengambil alih situasi secara umum, dia berkata dengan cara yang memediasi, "Menurut pendapatku, Xiaobao, kau yang salah. Apakah ge-mu salah dalam perkataannya padamu? Kau masih muda sekarang, jika kau tidak belajar dengan giat, apa yang akan kau lakukan di masa depan? Saat kau pergi ke pasar bersamaku untuk membeli barang, kau bahkan tidak bisa menghitung kembalian, padahal kau seorang siswa sekolah menengah, huh!"

Xiaobao dengan kasar menghapus air matanya. "Siswa sekolah menengah tidak belajar menghitung kembalian!"

Song-Iaotai menjawab dengan keyakinan diri yang berani dan pandangan tidak terpelajar yang khasnya, "Omong kosong! Sekretaris desa kita dulu lulusan sekolah menengah. Dia hebat menggunakan sempoa waktu itu."

Dengan adanya kegaduhan yang tidak masuk akal dari nenek tua itu, pikiran Wei Qian yang mendidih akhirnya sedikit mereda. Dia mendongakkan kepalanya ke atas, menatap langit-langit sebentar, kemudian mengambil napas dalam-dalam, melembutkan nada suaranya, dan berkata kepada Wei Zhiyuan, "Lepaskan aku."

Wei Zhiyuan telah menekannya dari tadi. Merasakan detak jantung Wei Qian yang ganas akhirnya mereda sedikit demi sedikit, dia perlahan-lahan melepaskan tangan yang menekan pergelangan tangan Wei Qian. Ketika dia menundukkan kepala dan melihat, dia menemukan bahwa pergelangan tangan dage telah memerah karena cengkeramannya.

Wei Zhiyuan dengan lembut buru-buru memegang pergelangan tangan Wei Qian di telapak tangannya dan menggosoknya dengan ujung jarinya. "Ge, ketika kau tidak ada di sini, Xiaobao sangat berperilaku baik. Dia hanya sedang bersikap manja padamu. Lihatlah gadis itu, dia hampir menangis seperti Nyonya Meng Jiang*. Jangan marah lagi."

*Lady Meng Jiang (孟姜女) adalah sebuah cerita rakyat Tiongkok. Suami Lady Meng Jiang dikirim untuk membangun Tembok Besar China. Lady Meng Jiang tidak mendengar kabar apa pun setelah kepergiannya, jadi dia berangkat membawakan pakaiannya untuk musim dingin. Sayangnya, ketika dia mencapai Tembok Besar, suaminya sudah meninggal. Mendengar kabar buruk tersebut, dia menangis dengan sangat sedih sehingga sebagian Tembok Besar roboh, dan menampakkan tulang belulang suaminya.

Song-laotai yang berdiri di samping terus mengangguk dan dalam hatinya meratapi, ini adalah perbedaan antara yang berpendidikan dan yang tidak. Mengapa dia tidak bisa mengucapkan kata-kata yang menyenangkan?

Song-laotai segera menyela, "Benar, bicaralah dengan baik."

Sejak Wei Qian lahir, dia tidak pernah belajar apa artinya "bicara dengan baik." Pada saat ini, dia sudah tidak ingin berbicara lagi. Rasa kelelahan yang hampir terasa seperti orang yang kelaparan dan kedinginan menyergap hatinya, meskipun dia tidak ingin makan apa pun dan udara sudah cukup hangat.

Wei Qian bangkit perlahan, dadanya terasa sedikit sakit. Sepertinya dia tidak ingin lagi melirik Song Xiaobao, dia langsung melewatinya, pergi ke kamarnya, dan menutup pintu dengan keras.

[BL] Dage (大哥) | Big Brother by Priest [Terjemahan Indonesia]Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon