Bagian 23

1.7K 89 0
                                    

Aku kembali menatap bayangan wanita di dhadapanku. Rambut hitam sepunggung ku biarkan tergerai. Wajahku di beri riasan senatural mungkin karena aku memang tidak suka dengan sesuatu yang berlebihan. Dress yang kupakai pun terbilang sopan. Warnanya yang hijau mengingatkanku akan Kevin.

"nih" dari belakang Kyla menyodorkan sepasang wedges berwarna hijau muda.

AKu menerimanya lalu memakainya dengan tidak yakin. Decakan sebal terdengar membuatku mengerucutkan bibir "aku sedang deg-degan La. Jangan membuatku semakin tidak karuan" cecarku

Kyla memegang kedua pundakku. Memutar tubuhku dengan pandangan menilai "perfect. Mereka pasti akan suka"

Kududukkan diri di atas ranjang "kenapa lagi?" tanya Kyla

"aku takut" lirihku mengundang tawa Kyla yang membahana.

Deruman mesin mobil membuat kami terdiam. Aku berusaha mengatur detak jantung yang begitu cepat. Kyla mengahmpiri lalu menggenggam tanganku "aku pernah bertemu Mr.Marku dan istrinya. Mereka orang yang baik dan ramah. Aku yakin mereka akan menerima sahabatku dengan tangan terbuka"

Ucapan Kyla sedikit membuatku tenang. Perlahan kulangkahkan kaki ku ke depan. Menghampiri Kevin yang telah menungguku di ruang tamu.

Pipiku merona mendapati tatapan Kevin yang begitu intens. Dari matanya aku tau Kevin menyukai penampilanku malam ini "berangkat sekarang?" tanyaku memecah kesunyian

Kevin tersenyum menghampiri lalu meraih tanganku "ya, sekarang"

Dalam perjalanan Kevin lebih banyak mengajakku bicara. Sedikit bisa mengalihkanku dari rasa gugup akan bertemu orangtuanya. Bibirku sedikit terbuka melihat rumah besar bergaya eropa di hadapanku. Khas keluarga Kevin sekali.

aku menggenggam jemari Kevin dengan kencang membuatnya tersenyum kearahku. Dilepaskannya kaitan tangan kami. Lalu tangannya beralih ke pinggangku membawaku semakin merapat padanya "tenang sayang. Mereka tidak menggigit" bisiknya yang ku abaikan.

Beberapa undakan tangga kami naiki kemudian Kevin membuka pintu besar berwarna putih gading dan membawaku semakin masuk kedalam.

Beberapa kali aku mengatur napas. Menetralkan debaran jantung yang semakin menjadi melihat kedua orang tua Kevin yang tengah berjalan mendekat dengan senyuman.

Kevin melepaskan tangannya dari pinggangku. Membiarkan kedua orangtuanya bergantian memelukku.

"hai sayang akhirnya kalian datang juga" sapaan akrab dari ibu Kevin sedikit membuatku bergidik.

Awalnya aku sempat terkejut bahwa pasangan suami istri yang beberapa waktu lalu bertemu denganku adalah orangtua Kevin. Bahkan tatapan tajam dan menilai yang ditujukan wanita ini untukku masih terasa.

"ayo dong mom, kita langsung makan saja. Rika pasti sudah lapar. Ya kan cantik?" tatapan om Ervin dan istrinya tertuju padaku.

Aku hanya mengangguk kecil tak tau harus berkata apa. Kevin berjalan lebih dulu bersama ayahnya memberikan kesempatan untukku agar lebih dekat dengan ibunya.

"Jangan kaku begitu dong Ri, mom senang sekali saat tau bahwa kamulah yang dipilih Kevin" aku tersenyum simpul. Mencoba menyesuaikan diri disini. Sikap yang ditunjukkan tante Alexa membuatku nyaman.

"terimakasih sudah mau menerima Rika tan" tante Alexa menatapku tak suka membuatku cepat- cepat merubah kataku yang salah "maksudku mom" ralatku melukiskan senyum di bibir indah tante Alexa.

Selesai makan malam yang di selingi perbincangan serta perdebatan antara ayah dan anak Kevin membawaku ke taman belakang rumahnya. Tanpa melepaskan tautan jari kami tubuhnya menghadapku. Menatapku dengan kelembutan yang dia pancarkan "cantik" katanya sembari mengusap pipiku dengan sebelah tangannya yang bebas.

Rika's StoryWaar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu