24 (MeloDylan)

639K 35.6K 5.4K
                                    

Bagian dua puluh empat

MeloDylan

Jika waktu kembali, akankah semua kenangan terhapus?

Kata-kata yang tak sempat ku katakan dulu, apa kamu ingin mendengarnya?

***

"Mel, lo gak mau gue berhenti?"

Alexa menundukkan kepalanya, di dalam otaknya dia mencari-cari jawaban yang pas untuk Dylan. Mengapa hatinya diam, seolah mengatakan bahwa dia tidak mau Dylan berhenti.

"Gak mau jawab atau gak bisa jawab?" tanya Dylan

Alexa menaikkan kepalanya, kemudian dia menatap Dylan. Matanya diam disatu titik dimana Dylan ada disana. Alexa ingin menguji perasaannya, seberapa kuat pengaruh Dylan di dalam hidupnya.

"Jangan natap gue kaya gini. Entar gue suka." Dylan tersenyum, "sama mata lo soalnya bagus" tambahnya

Senyum Alexa melengkung ke atas membuat matanya terangkat naik dan berubah menjadi garis saja. Ketika dia senyum, matanya seperti bulan sabit. Entah, benar kata Angga ketika seorang cewek sedang tersenyum akan lebih cantik dari biasanya.

"Aku gak akan nyuruh kak Dylan berhenti, aku juga gak akan nyuruh kak Dylan buat lanjut."

Dahi Dylan terlihat bergelombang, dia bingung dengan apa yang dikatakan oleh Alexa barusan. Rasanya terlalu gantung, akan banyak persepsi yang bertentangan dengan maksud yang sebenarnya.

"Kalo aku minta kak Dylan berhenti, secara tidak langsung aku egois. Kalo aku nyuruh kak Dylan lanjut, kesannya aku yang maksa. Terserah kak Dylan, mau kak Dylan lanjut atau enggak aku gak akan komentar lagi" Alexa memberikan penjelasan yang begitu detail

Dylan tersenyum simpul ke arah Alexa, entah bagaimana bisa Dylan mempresepsikan bahwa Alexa menyukainya. Meski Dylan takut menyakiti Alexa nantinya, tapi dia sudah terlanjur mengatakan bahwa dia tidak akan pergi ketika Alexa masih membutuhkannya.

"Lo tau Melody?" tanya Dylan

"Apa?"

"Hati gue itu rusak" kata Dylan, "perlu dibenerin" Dylan memberi jeda sebelum melanjutkan kalimat yang akan dikatakannya, "pake cinta"

Alexa mengalihkan tatapannya ke arah lain. Dia tidak tahu jika Dylan akan mengatakan hal itu, Alexa tidak tahu apakah itu semacam kode atau emang Dylan bercanda. Terkadang, Alexa tidak bisa mengerti apa yang ada di pikiran Dylan, semuanya selalu tiba-tiba dan terlihat natural.

"Lo gak buru-buru kan?"

Mata Alexa teralih ke arah jam tangannya, dia kembali menatap Dylan.

"Aku harus balik ke tenda kan mau api unggun entar malem" jawab Alexa sambil berdiri dari duduknya

Dylan menggeleng, bukan itu maksud dari pertanyaannya. Baru pertama kali Dylan menemukan seseorang seperti Alexa, rasanya Dylan selalu ingin mengenal Alexa lebih dalam lagi. Bukan apa-apa, Dylan hanya ingin membuktikan apakah perasaannya real hanya penasaran atau ada maksud lain.

"Bukan itu" kata Dylan

"Lalu apa?"

"Kita jalannya pelan-pelan aja ya"

"Aku gak ngerti" kata Alexa sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal

"Gak usah ngerti gapapa, yuk balik ke tenda gue anterin" ajak Dylan

SLS [2] MeloDylan [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang