PMB 6 : Pungguk, Yang Patah Hati

29.9K 4K 182
                                    

"Kamu nggak bisa tiba-tiba datang ke kampusku, nanyain status hubungan temanku, dan ngerampas handphoneku!" Rasty mengatakan itu dengan suara melengking sambil tak lupa menudingkan jemari telunjuknya ke arah Randy yang tampak tak kalah kesalnya.

"Apa yang kamu harapkan dari cowok kayak gitu hah? Kamu nggak malu, dicium sama cowok punya pacar? Nggak malu?"

"Kamu pikir, aku yang minta supaya dia nyium aku? Lagipula, itu bukan urusan kamu!"

"Oh, itu urusanku!" Balas Randy membuat Rasty membesarkan mata dengan tatapan tak percaya, "Ingat Ayah bilang apa? Aku harus jagain kamu! Kalau kamu mau protes, sana protes ke Ayah."

"Ayah bilang, kamu harus nganter dan jemput aku, Randy! Bukannya bersikap sok jagoan di depan temanku. Demi Tuhan, dia itu tutorku!"

"Twinnie?"

Satu suara dalam menyela pertengkaran itu, membuat Rasty dan Randy terdiam. Keduanya menoleh ke arah seorang pria paruh baya yang sedang menggeleng-gelengkan kepala karena melihat tingkah kedua anak itu.

"Kenapa lagi kalian?" Frans, Ayah mereka bertanya dengan nada menginterogasi.

"Ayah," Rasty memulai sebelum Randy sempat memulai, "Adek ngambil handphone, Beras."

Randy melotot dipanggil seperti itu. Ia lebih baik dipanggil Keran daripada dijuluki adek yang menjelaskan posisinya sebagai anak bungsu di rumah ini. Dan Randy tahu betul kalau Rasty yang licik sengaja menggunakan panggilan itu, agar Ayah mereka menegurnya.

"Kenapa adek ngambil handphone Kakak?"

"Beras pacaran dengan cowok yang udah punya pacar!" Randy berkata tanpa menghiraukan pelototan saudari kembarnya, "Aku liat mereka ciuman. Di kampus!"

Randy tertegun ketika Rasty menatapnya dengan airmata berlinang. Kakaknya itu tak mengatakan apapun, melainkan langsung berlari menuju kamarnya, dan kemudian terdengar suara pintu dibanting dan tangisan menyayat hati. Mendadak Randy sadar kalau ia sudah keterlaluan.

"Bukan gitu caranya menjaga kakak kamu," ucap Frans sambil mendengus, antara gemas dan geli, "Kalian ini udah besar, tapi masih aja kayak anak-anak. Kemarikan handphonenya. Biar Ayah yang ngomong dengan Kakak."

"Aku aja," ucap Randy sambil cemberut, "Sekalian minta maaf."

"Ingat, minta maaf. Bukannya ngajakin Kakak kamu bertengkar."

"Rasty cuma lahir delapan menit lebih awal, Ayah. Dia nggak pantes dipanggil Kakak." Omel Randy sambil melangkah menjauh dengan kesal.

"Well, delapan menit itu lama. Kamu tertinggal delapan menit olehnya, jadi dia kakak kamu."

"Aku bukan tertinggal," ucap Randy sambil berlalu, "Aku mengalah dan membiarkan dia lahir lebih dulu karena aku lebih kuat daripada dia. See? Aku yang Kakak, dan Beras yang adek."

Dan Frans terbahak-bahak mendengar penjelasan itu, membuat Randy semakin kesal. Kenapa tidak ada yang percaya kalau seharusnya Rasty menjadi adiknya?

*

*

Pungguk Merindukan Bulan – JessJessica

*

*

Lala sedang menuangkan segelas jus ke dalam gelas ketika mendengar suara langkah di belakangnya. Berpikir kalau yang datang adalah Rasty, gadis itu langsung berbalik dengan senyuman lebar, namun segera memekik ketika melihat Randy berdiri sambil mengacak-acak rambutnya. Pria itu jelas baru bangun tidur, kalau ditilik dari wajah dan rambutnya yang kusut. Dan kenyataan kalau pria itu hanya mengenakan boxer yang menggantung rendah di pinggulnya, membuat Lala hampir melarikan diri, namun terpaksa menahan diri karena Randy masih berdiri di pintu.

Pungguk Yang Merindukan Bulan - Slow UpdateWhere stories live. Discover now