PMB 13 : Pungguk, Dan Statistik atau Raffa?

30.5K 3.8K 279
                                    

Mulmed : Stone Cold - Demi Lovato.
**

"Kenapa Kakak nggak ngajak Kak Alia jadian?"

Ardo yang sedang menikmati makannya siang, mengangkat kepala untuk menatap Rasty yang menempelkan pipi di meja kantin dengan pandangan merana.

"Apa?"

"Kenapa Kak Ardo nggak ngajak Kak Alia jadian? Kak Ardo suka kan, sama Kak Alia?"

"Nggak." Jawab Ardo sambil mencomot perkedel dari piring Rasty.

"Masa sih nggak suka?" tanya Rasty penasaran, "Kan Kak Alia cantik."

"Menurut kamu, Alia cantik?" tanya Ardo dengan pandangan penasaran.

Rasty mengangguk, "Udah cantik, ramah, jago masak, lucu pula. Masa Kak Ardo nggak naksir sama yang begitu? Kurang apalagi coba?"

"Kurang gede dadanya." Jawab Ardo sambil mengangkat bahu.

Wajah Rasty merah padam, namun ia penasaran, "Emangnya Kak Ardo penah lihat?"

"Lihat apa?"

"Dadanya Kak Alia."

Ardo terbatuk-batuk dan menyambar gelas minumannya. Dengan cepat pria itu menghabiskan isi gelasnya sebelum akhirnya memberi Rasty pelototan.

"Kamu ngomong apa?"

"Kak Ardo duluan kan? Kayak udah pernah ngelihat aja." Ucap Rasty sambil bersungut-sungut.

"Dari luar juga kelihatan." Ucap Ardo sambil memutar bola mata.

"Iya sih," desah Rasty sambil bertopang dagu, "Tapi serius, cuma karena itu aja Kak Ardo nggak ngajak Kak Alia jadian?"

"Alia itu temanku. Harus berapa kali ku ulangin sampai kamu ngerti?" Ardo bertanya dengan jengkel namun tangannya tetap sigap menerima piring berisi bakwan penyet yang baru saja diantarkan ke meja mereka.

"Terus, Kak Ardo punya pacar?"

"Nggak. Kenapa emangnya?" tanya Ardo sambil menusuk sepotong bakwan dengan garpunya, "Kamu mau jadi pacarku?"

Rasty mengangguk-angguk dengan ekspresi gembira, "Mau! Mau! Boleh?"

Pandangan Ardo turun ke dada gadis itu sebelum nada mencelanya kembali terdengar, "Nggak ah. Nggak nafsu."

"Yah Kak Ardo," sungut Rasty cemberut, "Aku aja bisa nerima kalau perut Kak Ardo buncit. Masa Kak Ardo nggak bisa nerima kalau aku kerempeng?"

Ardo tertawa sebelum berkata, "Bukannya buncit itu seksi ya?"

"Kata siapa?"

"Alia."

"Cieeee," seru Rasty sambil mencolek-colek lengan seniornya itu, "Yang gedein perut karena gebetannya bilang seksi. Yang gebetannya jadian sama cowok lain. Cieeee."

Ardo mengangkat alis dan membalas dengan ekspresi datar andalannya, "Cieee, yang gebetannya udah punya tunangan."

"Yah Kak Ardo!"

Ardo hanya tersenyum dan kembali meneruskan makannya. Akhirnya Rasty ikut meraih sendok dan garpunya dan mulai makan. Ia baru mencomot bakwan penyet milik Ardo ketika pria itu bersuara lagi.

"Kenapa?"

"Mmh," Gumam Rasty yang lebih dulu menelan makanannya sebelum menjawab, "Kayaknya Abang sama adikku nggak setuju kalau aku dekat-dekat sama Kak Raffa."

"Emangnya kalian dekat? Maksudku, dekat lebih dari teman?"

Wajah Rasty bersemu dan gadis itu menggeleng, "Nggak kok. Cuma Bang Sabda dan Randy aja yang selalu curiga, dan nanya-nanya aku punya hubungan apa sama Kak Raffa."

Pungguk Yang Merindukan Bulan - Slow UpdateWhere stories live. Discover now