PMB 12 : Pungguk, Dan Badai Menghadang

31.7K 3.9K 283
                                    

Rasty sudah berjalan memasuki selasar kampus ketika handphonenya bergetar. Gadis itu sedikit mengerutkan kening ketika melihat nama Sabda tertera di layar handphonenya. Bukannya Abangnya itu baru saja pulang setelah mengantarnya ke kampus?

Hari ini Rasty memang diantarkan oleh Sabda karena Randy tidak punya kelas pagi, dan masih terkapar di atas kasur setelah semalaman mengerjakan laporan. Sabda yang tidak punya kegiatan, mengajukan diri untuk mengantarkan Rasty ke kampus, karena tidak tega membiarkan adiknya naik bus, dan lebih tidak tega lagi melihat Randy memaksakan diri untuk mengantar Rasty.

"Ya Bang?" Sapa Rasty setelah menempelkan handphone ke telinganya.

"Beras di mana?" tanya Sabda, "Abang di lantai dua nih. Minum kamu ketinggalan."

Rasty menatap tangannya yang kosong dan menepuk jidat, baru tersadar kalau ia meninggalkan botol minumannya, "Aku di lantai dua juga kok. Abang di ruangan berapa?"

"Mmm," ucap Sabda yang mungkin sedang mencari penunjuk di mana dirinya berada, "Ruang multimedia."

"Aku ke sana sekarang," ucap Rasty terburu-buru, "Abang di situ aja. Jangan ke mana-mana, dan jangan godain anak-anak yang lewat!"

Sabda terkekeh saja, dan memutuskan panggilan. Setengah berlari Rasty menuju ruang multimedia, dan menghentikan langkah kakinya ketika melihat Sabda berdiri memunggunginya. Pria itu tak sendiri, ada Raffael di depannya.

"Bang?" panggil Rasty dengan nada tercekat.

Sabda berbalik, tersenyum dan mengguncang botol di tangannya, "Dasar ceroboh."

Rasty menerima botolnya dan bertanya dengan kikuk, "Mmm, Abang lagi ngapain?"

"Ngobrol dengan Kabel." jawab Sabda sambil menunjuk Raffael dengan bahunya.

"Kak Raffael, Bang." Tegur Rasty masih dengan nada kikuk yang sama.

Sabda mengangguk dengan ekspresi polos, "Iya, Kabel."

Rasty jadi senewen, sementara Raffa tertawa, "Jadi, Abang yang mengubah nama Rasty dan Randy jadi Beras dan Keran?"

Sabda menyeringai bangga dan Rasty menyahuti, "Iya. Itu kenapa cuma nama Bang Sabda yang nggak berubah di rumah. Soalnya, dia pelaku kejahatannya."

Sabda terkekeh dan mengacak-acak rambut Rasty, "Sana ke kelas. Nanti kamu telat."

"Abang nggak pulang?"

"Masih mau ngobrol dengan Kabel."

"Pulang aja. Ngapain ngobrol-ngobrol?"

"Memangnya kamu pacarnya Kabel? Ngelarang-larang Abang ngobrol dengan dia?"

"Ih, Abang!"

Raffa tersenyum dan berkata, "Nanti kamu telat loh, Ras." Dan pria itu memberi Rasty anggukan singkat, tanda ia tidak keberatan menghabiskan sedikit waktu dengan Sabda.

Dengan berat hati akhirnya Rasty berlalu, setelah lebih dulu mengancam abangnya agar tidak berbuat macam-macam pada Raffael. Meskipun Rasty tahu, Sabda tidak akan melayangkan tinjunya secara sembarangan. Kalau ada orang yang harus dikhawatirkannya akan berbuat brutal, sudah pasti Randy orangnya.

Masalahnya, Rasty ragu kalau tinju adalah tingkat tertinggi dari kejahatan. Karena dalam beberapa kasus telah terbukti, orang dengan sifat ceria dan konyol seperti Sabda, bisa jadi lebih mengerikan daripada mereka yang berdarah panas seperti Randy sekalipun.

*

Pungguk Merindukan Bulan - JessJessica

*

Pungguk Yang Merindukan Bulan - Slow UpdateWhere stories live. Discover now