PMB 11 : Pungguk, Dan Alasan

33.2K 3.9K 318
                                    

Rasty sedang belajar ketika ada yang mengetuk pintu kamarnya. Berpikir itu Ayah atau Ibu yang mungkin ingin menemaninya belajar, gadis itu membuka pintu hanya untuk mendapati Sabda yang kemudian menerjangnya sampai jatuh ke atas kasur dengan gaya smack down.

"Ayah!" Pekik Rasty kesal setengah mati, "LIHAT NIH BANG SABDA! USIL LAGI!"

"Ayah dengan Ibu sedang keluar, ada undangan makan malam dari teman katanya!" ucap Sabda sambil menyeringai jahat, "Siapa cowok yang tadi siang ngunggah foto kamu, hm?"

"KERAN!" Pekik Rasty sambil berusaha berontak dari tindihan Abangnya, "BANG SABDA NIH!"

Pintu penghubung antara kamar Rasty dan Randy terbuka, menampilkan Randy yang sedang mengusap handuk kecil ke rambutnya yang basah. Pria itu langsung berdecak begitu melihat Rasty yang tak berdaya karena dianiaya abangnya.

"Lepasin Bang." Perintahnya dengan nada datar.

"Kalau Abang nggak mau?" tanya Sabda sambil mengangkat alisnya tinggi-tinggi.

"Kena tendang di titit itu nggak enak loh," Nasihat Randy dengan ekspresi bersungguh-sungguh, "Ngilu."

"Kamu mau ngelawan Abang?" tanya Sabda sambil tertawa jahat, "Coba sini kalau berani. Sambil tidur juga Abang bisa ngelawan kalian berdua."

Randy berdecak, kembali mengusap rambutnya dan memberi perintah, "Tendang Ras!"

Lolongan Sabda setinggi langit ketika pria itu melepaskan pelukannya pada Rasty yang langsung melarikan diri ke balik punggung Randy. Randy sendiri meringis, namun tak berhenti mengusap-usap rambutnya, tak perduli meski masa depan Abangnya sedang terancam.

"Dibilangin nggak percaya." Begitu Omel Randy sambil meraih gelas di atas meja belajar dan menyesap isinya.

"Siapa yang ngajarin Beras buat nendang kayak gitu?" tanya Sabda masih bergulingan.

"Aku," jawab Randy cuek, "Supaya nggak ada yang berani macam-macam sama dia."

"Ya Tuhan," Sabda merangkak duduk dan mengintip ke dalam celananya, "Kalau dia nggak bisa bangun lagi gimana?"

"Bang?" Teriak Rasty dan Randy berbarengan.

Sabda terkekeh dan sudah akan menerjang Rasty lagi, ketika Randy mengangkat gelas di tangannya tinggi-tinggi sebagai bentuk ancaman. Sabda cemberut, namun tak ingin menjadi korban kekerasan Randy. Akhirnya ia hanya bisa duduk di atas kasur sambil memberi kedua adiknya pandangan bertanya.

"Siapa yang tadi siang mengunggah foto Beras?"

"Kok Abang bisa nemuin foto itu?" tanya Rasty sambil mengintip dari balik punggung Randy.

"Abang ngecek kegiatan Keran. Dia ngomentari foto, Abang buka fotonya dan ternyata foto kamu." Jawab Sabda dengan lugu.

"Keran kok bisa tahu foto itu?" kali ini Rasty menginterogasi adiknya.

"Aku mengikuti akun si brengsek itu." Jawab Randy enteng.

"Nah sekarang," Sabda kembali menyeringai, "Kenapa foto kamu ada di akunnya si Kabel Kabel itu?"

"Raffael, bukan Kabel!" jawab Rasty sambil manyun, "Dia tutorku."

"Tutor dalam dunia percintaan?" tanya Sabda sambil mengurut dagu.

"Ih, bukan Bang!" ucap Rasty menghentakkan kakinya, "Senior di kampus. Dia bantuin aku belajar."

"Kenapa dia punya foto kamu?"

"Aku yang ngirimin."

"Apa?" Randy berbalik dan memelototi Kakak kembarnya yang tersentak saking kagetnya, "Ngapain kamu kecentilan ngirimin dia foto?"

Pungguk Yang Merindukan Bulan - Slow UpdateWhere stories live. Discover now