01 - Please, Come Back with Me

106K 5.2K 135
                                    

C O M E B A C K... B E H E R E
This is falling in love in the cruelest way.
This is falling for you and you are worlds away.
- Taylor Swift -

- Taylor Swift -

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

I CHAPTER I

"Selamat malam, Rully!" sapaku seraya berjalan menuju ruang ganti.

Rully mengangkat kepalanya yang tertunduk -untuk melihat catatan pembayaran-, dan membalas sapaanku, "Hei, Irina!"

Aku tersenyum dan masuk ke ruang ganti. Kuletakkan tasku ke dalam loker, lalu kurenggangkan tubuhku dan tak lupa membersihkan debu dikacamataku sebelum kembali ke dapur untuk membantu yang lain seperti biasanya.

Setiap hari aku harus melakukan ritual membosankan ini, berdesakkan di angkutan umum, merasakan panasnya udara di dapur dan ditambah dengan kemarahan nenek sihir yang merupakan bos besar di sini.

Mau tahu siapa perempuan malang ini?

Kenalkan, aku Irina, seorang pelayan di restoran kecil pinggir kota, restoran yang sebenarnya sudah layak ditutup. Entah keberuntungan macam apa yang membuatnya bertahan lebih dari sepuluh tahun ini. Aku sendiri telah bekerja di sini selama sepuluh tahun. Bayangkan! Sepuluh tahun!

Dan tak kulewatkan sehari pun tanpa senyuman iblis bosku. Satu-satunya alasan aku bertahan hanyalah karena aku butuh uang dari tempat ini yang -sekali lagi- entah bagaimana bisa bertahan dengan keuntungan tipis tetapi tak pernah merugi.

"Di mana Rowan?" tanyaku begitu memasuki dapur. "Apa nenekmu memanggilnya lagi?" ejekku pada Ron.

"Ah, tidak. Hari ini nenekku tidak datang. Entah keberuntungan apa yang tiba-tiba menerpa kita semua. Namun, tampaknya Rowan harus mengerjakan tugas baru sebagai cucu tersayang."

"Oh ya?" aku menatapnya penasaran. "Tugas apa?"

"Ia harus mengatur makan malam romantis untuk cucu Dorothea. Kau tahulah, apa yang dapat diharapkan dari tempat ini selain kecoa?"

"Tikus."

"Tepat sekali."

"Hei, hei! Kembalilah bekerja, Irina! Ron! Kau tidak mau melihat Rowan ikut meledak seperti nenek kita, kan?" teriak Rully dari meja kasir.

Aku mengangkat bahuku, "Setidaknya, akhirnya aku dapatkan satu hari tanpa kesialan dari sihir terkutuk nenek tua itu."

Tak ada lagi yang berbicara setelah itu. Kami sibuk pada pekerjaan masing-masing. Setelah mencuci wajan dan mengeringkannya, akhirnya aku pun dapat bersantai di salah satu anak tangga. Jika tak ada nenek bos, maka kami bebas.

"Irina, tolong gantikan aku sebentar. Perutku sangat sakit dan pelanggan di luar lebih banyak dari biasanya," pinta Nuri dengan wajah memelas yang membuatku tak tega untuk menolak.

A Knight In Shining ArmorWhere stories live. Discover now