24 - What Is happening To Me?

20.6K 1.7K 20
                                    

S P A R K F L Y

Take away the pain, 'cause I see sparks fly whenever you smile.

- Taylor Swift -

XXIV CHAPTER XXIV

Mungkin para pelayan sudah sangat tahu dan mampu memahami bahwa aku dan Damian selalu bertengkar setiap saat

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Mungkin para pelayan sudah sangat tahu dan mampu memahami bahwa aku dan Damian selalu bertengkar setiap saat. Dan mungkin karena itu jugalah, mereka menjadi kebingungan saat aku tak berusaha mengkonfrontasi Pangeran mereka.

Tetapi apa yang terjadi beberapa hari ini, memang telah berhasil mengubah duniaku dengan sangat drastis. Setelah perubahanku yang tak terduga itu, aku sama sekali tak berpikir akan mendengar hal yang lebih mengejutkan dari pada itu. Yaitu, pernyataan cintanya.

Jika mendengar kata maaf darinya saja aku sudah terbengong-bengong, maka saat aku mendengar kata cinta itu... aku benar-benar terperangah. Lidahku kelu dan tubuhku kaku. Aku seperti merasakan kematian untuk kedua kalinya.

Tetapi hal ini jauh lebih mengerikan. Damian dan cinta? Tak pernah terbayang hal itu kan jadi satu.

Pernah dengar kalau cinta itu dapat menghancurkanmu?

Itulah yang kupercayai. Bukan hancur karena patah hati. Tetapi karena adanya kebutuhan untuk saling memiliki. Cinta itu tak bisa sepihak. Ia selalu memaksa pihak lainnya untuk merasakan hal yang sama. Cinta itu obsesi.

Dan dalam hal ini, Damian jelas takkan membiarkanku pergi begitu saja. Ia punya ambisinya sendiri untuk membuatku jatuh cinta padanya.

Aku tak tahu, entah ini sebuah kutukkan atau apa, setelah dibawa paksa kemari, sekarang aku juga dipaksa untuk mencintai. Karena dicintai olehnya itu bisa jadi surga ataupun neraka. Dan untukku, kedua hal itu dibatasi dengan garis tipis yang siap tuk menghilang. Perlahan, garis itu kan mengabur dan jika aku tak berhati-hati atau tak memperhatikan setiap langkahku, maka aku bisa saja melewatinya, menginjak sisi yang salah. Sisi yang takkan mau kumasuki. Neraka.

"Damian?" Aku melongokkan kepalaku ke dalam ruang kerjanya, tetapi Damian tak terlihat. Yang ada hanyalah ruangan kosong dengan kenangan pahit yang tak pernah berhenti menghantuiku. Rasanya setiap sudut kerajaan ini adalah saksi mata setiap tetes air mata, darah dan rasa sakit yang kurasakan selama aku tinggal di sini.

Rasa sakit yang Damian timbulkan.

Rasa sakit yang timbul karena menyadari bahwa Damian-lah yang melakukannya. Damian, si pembuat rasa sakit itu.

"Da--"

"Ada apa?" Damian muncul di belakangku, tiba-tiba dan membuatku terkejut.

Aku berjengit kaget, "Kau mengejutkanku!"

"Bahkan menjadi Vampir pun tetap membuatmu seperti ini."

"Seperti ini bagaimana?" Aku mengernyitkan dahiku.

A Knight In Shining ArmorWhere stories live. Discover now