33 - Damian, Where Are You?

15.8K 1.3K 36
                                    

B E C A U S E O F Y O U
Look at me now, i have everything you gave to me and my heart can sing.
- Lana Del Rey -

XXXIII CHAPTER XXXIII

Hal-hal aneh yang terjadi belakangan, terasa sangat ganjil

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Hal-hal aneh yang terjadi belakangan, terasa sangat ganjil. Menurut perkataan Will dan Damian belakangan ini, dapat kusimpulkan bahwa aku sempat terlihat asing. Itupun jika mereka tak bercanda. Karena bagaimana aku sempat terlihat asing sementara aku tertidur terlalu lama?

Entahlah. Aku juga tak mengerti. Aku dapat mendapatkan jawaban itu dari Damian karena ia yang paling tahu tentangku, tetapi kurasa Damian takkan mau memberitahu. Aku juga tak ingin mendebatnya dengan amat tak berguna. Satu-satunya orang yang dapat kutanyakan adalah Will. Karena ia adalah orang yang paling dekat denganku dan Damian.

Tetapi aku harus memastikan bahwa ia takkan berpihak pada Damian kali ini. Setidaknya jika tidak dipihakku, maka tidak juga dipihak Damian. Ia harus mengatakan hal ini dengan jujur, bagaimanapun caranya.

Begitu banyak hal yang berputar di kepalaku membuatku sulit memejamkan mata. Aku terus berpikir hingga keadaan di luar ikut menggelap seperti suasana hatiku. Ditambah dengan fakta bahwa ini sudah larut malam dan Damian belum terlihat. Apa Damian tak pulang?

Aku menarik bel di atas langit-langit ranjangku dan tak lama kemudian, Deandra datang ke kamarku.

"Tuan Putri, Anda butuh bantuan?"

"Apa Damian ada di sini?"

"Pangeran baru saja pergi."

"Pergi?" Tanyaku bingung.

"Ya, tampaknya sesuatu terjadi di tempat ini, Putri Sunshita terjebak dalam serangan dan Pangeran...," Deandra tampak ragu.

"Tak apa, lanjutkan," aku mengangguk, "tetapi sepertinya kau tahu bahwa aku sudah tahu kelanjutannya kan?"

Deandra menatapku ragu, "Tuan Putri...."

"Memang benar ya?" Tanyaku. "Cinta pertama itu takkan pernah hilang. Ia hanya tersesat."

"Tidak, Tuan Putri, Pangeran hanya menghormatinya."

"Oh, ayolah, Deandra, kau tumbuh besar denganku. Tak perlu mengatakannya, aku tahu itu. Ia sangat menghormatinya," aku tersenyum dan menoleh ke arah tirai jendela yang melambai karena tertiup angin, "sangat-sangat menghormatinya."

Deandra tak dapat mengatakan apa-apa. Mungkin ia takut salah bicara. Karena tampaknya, dalam keadaan seperti ini, bicara satu patah kata pun bisa menjadi bumerang untuknya.

Aku mengangguk, mempersilakannya pergi.

Damian, di mana kau?

Aku berjalan keluar dari kamarku untuk mencari Damian. Namun, ketika aku baru saja menginjakkan kakiku di lantai satu, aku melihat Damian sedang memapah Sunshita.

A Knight In Shining ArmorWhere stories live. Discover now