42 - Now, You Will Not Know Me

13K 1K 122
                                    

L I V E O R D I E
Are you gonna be my lover? Are we gonna be true loves suicide?
- Lana Del Rey -

XXXXII CHAPTER XXXXII

XXXXII CHAPTER XXXXII

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

4 tahun kemudian.

Musim dingin terasa begitu dingin tahun ini sebab angin terasa seperti tak mau berhenti berhembus kencang. Namun, aktifitas orang-orang seolah tak mampu dihentikan oleh dinginnya salju. Begitu juga denganku. Aku merapatkan mantelku seraya menelusuri jalan menuju keramaian. Semua orang sibuk menukarkan barang dengan uang. Dan aku merasa tak ada satupun yang memedulikanku.

Setiap kali aku berada di keramaian maupun sendirian, aku selalu merasa ada sesuatu di tempat ini. Tetapi aku tak mendapatkan bayangan apapun soal apa itu. Dan yang dapat kulakukan hanyalah bertanya-tanya, apa yang terjadi? Sebab sulit bagiku untuk mengingat bagaimana hidupku sebelumnya. Aku hanya ingat bahwa aku sedang menangis seraya duduk di lantai yang dingin. Dan setelah itu... aku tak pernah berhenti merasa hampa. Aku selalu menunggu di sini, menunggu jawaban itu. Hingga sekarang pun, semua masih terasa sama. Seolah ada kekosongan yang tak kumengerti.

Selama 4 tahun terakhir, aku tinggal di kastil itu. Kastil yang sesungguhnya terlihat asing. Tetapi jika aku tak berasal dari sini, di mana tempatku seharusnya berada?

Aku menoleh ke belakang saat merasa ada yang berjalan mengikutiku. Lelaki itu berjalan santai mendekatiku, perasaanku mengatakan bahwa aku harus berjalan pergi. Aku sudah berencana untuk berlari saat ia tiba-tiba menahan tanganku.

"Jangan berlari jika kau tak ingin buat keributan," bisiknya.

"Kau... kau siapa?" Mataku membesar ketakutan.

Aku tak mengenal siapapun, juga tak dapat mengingat apa pun. Jadi aku tak tahu siapa ia, apa ia orang jahat? Atau ia mengenalku?

"Seorang utusan, Yang Mulia. Sekarang ikutlah denganku, Yang Mulia. Pelan-pelan saja, jangan berlari."

"Mengapa aku tak boleh berlari? Dan bisakah kau berhenti memanggilku 'Yang Mulia'? Aku... itu terdengar sangat aneh buatku."

"Karena pertama, jika kau berlari, orang-orang akan menganggapmu tak wajar. Dan kedua, aku tidak bisa berhenti memanggilmu 'Yang Mulia' sebab aku menghormatimu, Yang Mulia."

"Mengapa?"

"Tak ada yang mampu berlari secepat kita, Yang Mulia," ia tersenyum. "Aku adalah Kareva Argin. Kau bisa memanggilku Argin."

"Argin... apa aku mengenalmu?"

"Tidak, tetapi Putri Nancy mengenalku."

Aku mengernyitkan dahiku, "Nancy? Siapa itu Nancy?"

"Pelan-pelan, Yang Mulia. Aku akan menceritakan semuanya."

"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
A Knight In Shining ArmorWhere stories live. Discover now