02 - Damian Voltaire

51.9K 4.1K 86
                                    

B L A N K S P A C E
Magic, Madness, Heaven, Sins.
- Taylor Swift -

- Taylor Swift -

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

II CHAPTER II

Tidak ada apa-apa adalah apa yang kulihat pertama kali. Bukannya tidak ada, tetapi tempat ini begitu gelap. Aku tak bisa lihat apa pun yang ada di sekitarku.

Tanganku mulai bergerak untuk meraba tempat yang kududuki saat ini. Teksturnya halus, seperti seprai mahal. Aku yakin, aku ada di tempat tidur. Tetapi aku tak yakin pernah punya seprai sehalus dan sebagus ini.

Ingatanku melayang pada apa yang kulihat semalam. Itu pasti mimpi. Aku pasti sangat lelah bekerja sampai bermimpi tentang lelaki bertopeng yang akan menculikku. Buktinya, aku bahkan sampai lupa melepaskan kacamataku. Aku juga lupa menghidupkan lampu tidur, sehingga kamarku terlihat sangat gelap sekarang. Tak ada cahaya yang masuk, dan hal itu membuatku merasa ada yang janggal. Mengapa tak ada matahari yang menyelinap masuk kemari? Padahal aku yakin, dengan tiraiku yang sudah sobek di mana-mana, harusnya kamar ini jadi terang-benderang sekarang.

“Bagaimana kabarmu?”

Aku tersentak dan menoleh ke sana-kemari, tetapi tak ada siapapun. Ruangan ini terlalu gelap. Aku tak bisa melihat bahkan dengan kacamata minusku itu. Jelas bahwa kacamata itu tak bisa mencahayai penglihatanku. Namun, aku sangat yakin bahwa seseorang ada di sini. Seseorang selain diriku.

Dengan ketakutan, aku bergerak mundur hingga punggungku menabrak punggung ranjang. Aku pun langsung memeluk lututku, takut jika tiba-tiba ada yang menarik kakiku seperti difilm-film. “Si... siapa? Siapa di sana?”

“Ini aku.”

Lelaki itu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Lelaki itu... ia lelaki bertopeng itu!

Aku menggigit bibir bawahku, merasa ketakutan. Apa aku masih bermimpi?

“Kau... siapa kau?” aku bertanya dengan suara yang lebih terdengar seperti cicitan.

Ia benar-benar menakutiku, demi apa pun! Nenek sihir harusnya bertemu dengan ia terlebih dahulu sebelum aku! Setidaknya, ia pasti bisa membungkam Dorothea.

A Knight In Shining ArmorWhere stories live. Discover now