29 - Forgot and Changed

17K 1.6K 45
                                    

H O W T O L O V E

You had a lot of moments that didn't last forever, now you're in your corner tryna put it together. How to love....

- Lil Wayne -

XXIX CHAPTER XXIX

Ketika kesadaranku kembali, aku langsung menyadari kehadiran Damian bersamaku

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Ketika kesadaranku kembali, aku langsung menyadari kehadiran Damian bersamaku. Aku bangkit dari tidurku dan duduk bersandar pada punggung ranjang. Entah ia ada di mana, tetapi ia pasti ada di salah satu sudut tergelap kamar ini.

"Tiba-tiba saja, aku teringat pada Sunshita. Dan aku tak tahu mengapa, tetapi rasanya begitu buruk. Aku buruk," bisikku. Aku hanya merasa tidak nyaman dengan perasaan aneh ini. Aku takut dan cemas untuk apa yang seharusnya tidak menjadi persoalan. Ia milikku dan tak ada yang akan berubah. Lalu mengapa aku masih berpikir tentang masa lalunya? Itu karena perasaan mengganjal yang muncul mengatakan bahwa kami bersama dengan cara yang tak biasa.

"Apa kau pernah memiliki rasa sesal telah memilih untuk menikahiku hari itu?"

"Jika aku menyesal, kau takkan ada di hadapanku saat ini."

"Katakan, bagaimana rasanya bersamaku?"

"Kau tak pernah berhenti membuatku terbius."

"Kuharap kau tak berdusta padaku," bisikku seolah hanya untukku sendiri.

Damian tak menanggapi. Ia jarang menanggapi. Namun, aku tahu dirinya. Aku hanya merasa begitu takut kendati aku sendiri tahu bahwa takkan ada yang dapat memisahkanku dari orang yang kucintai jika orang yang kucintai itu adalah Damian. Ia takkan pernah membiarkanku pergi atau berpisah darinya. Dan hal itulah yang kusukai darinya, kesetiaan.

Aku mengusap wajahku frustasi, "Pada dasarnya, kita tak boleh berharap terlalu banyak jika kemudian kita akan jatuh terlalu dalam. Benarkan?"

Damian melangkah keluar dari kegelapan dan duduk di pinggir ranjang, menghadap ke arahku. "Kita tak pernah tahu kapan kita akan jatuh dan sedalam apa kita terjatuh."

Dan itu benar.

Aku menghela napas, "Mengapa kita bersama dengan cara seperti ini?"

"Hmm."

"Apa aku ini penjahat? Atau hidup ini yang kejam?" Tanyaku, "mengapa kau harus menjadi miliknya sebelum mengenalku?"

"Ia adalah masa laluku. Sedangkan kau adalah masa kini dan masa depanku."

"Masa lalu adalah kenangan. Akan selalu ada orang yang menjadi bagian dari kenangan, dan setiap kenangan akan menjadi bagian dari kita. Semua kenangan akan membawa kita bernostalgia pada rasa indah. Tak peduli apakah masa itu telah lewat atau orang yang menemani kita saat itu telah tiada. Ia tetap akan ada di sana. Di dalam ingatanmu."

A Knight In Shining ArmorWhere stories live. Discover now