III - Never Grow Up

5.2K 329 33
                                    

I wont let nobody hurt you. Wont let no one break your heart. No one will desert you
- Never Grow Up, Taylor Swift

•••

Upacara pelantikkan terasa begitu lama untuk dilaksanakan bagi Will. Sejak kepergian Sunshita semalam, perempuan itu tidak juga kembali. Will berharap akan menemukan perempuan itu di sini, namun sejauh ini, ia tak melihat kehadiran Sunshita dimanapun. Dan begitu upacara berakhir, Will menghampiri Lyra yang sedang berteduh di bawah pohon.

"Uhm, hai, Lyra," sapanya canggung. Will masih ingat jelas apa yang terjadi pada Lyra dan itu semua karena istrinya.

Lyra tersenyum lebar, "Hai, Will. Ada apa denganmu? Kau tampak takut padaku. Apa aku semenyeramkan itu semalam?"

"Oh, tentu. Kau sangat menyeramkan. Seolah kau ingin mencekikku dan menguburku hidup-hidup. Kau tahu, kau mengacungkan pecahan gelas itu padaku dan berteriak. Oh Tuhan... apa yang terjadi padamu sebenarnya, Lyra?"

Lyra tertawa, "Aku tahu. Aku benar-benar aneh kan? Tapi entahlah. Aku tak mengerti kenapa hal ini terjadi padaku."

"Percayalah, pasti ada alasannya."

Lyra mengangguk, "Aku tahu. Tapi yang tak kutahu adalah alasan itu sendiri."

"Kau sudah coba untuk bertanya pada Damian? Kau tahu ia yang paling tahu segalanya tentangmu kan?" Tanya Will.

Sejujurnya ia ingin menanyakan soal Sunshita semalam. Namun ia tak ingin merusak suasana hati Lyra. Biarlah ia mencari Sunshita sendiri nantinya. Ia yakin bahwa Sunshita tak berada jauh dari tempat ini. Atau mungkin, perempuan itu sudah kembali ke Est.

Ia mengangkat bahunya, "Sudah kucoba, tapi ia tak menjawab. Aku tak begitu memikirkannya lagi. Kau tahu, Will... setelah sekian lama, aku melihatnya lagi. Ia tak menggunakan topeng itu. Ia... ia selalu menjadi lelaki yang sama yang kucintai."

"Tentu. Tapi kulihat, ia masih belum ingin melepas topeng itu?" Will menaikkan sebelah alisnya seraya memandang ke arah Damian yang berdiri tak jauh dari mereka.

"Kurasa begitu."

"Kalau begitu kau harus melatihnya. Ayolah, Lyra. Aku memang suka jika kau kembali seperti ini, tapi... kau kehilangan semangatmu yang berapi-api. Aku lebih suka semangatmu itu, kau tahu."

"Apa? Kapan aku menjadi sesemangat itu?"

"Ah, aku tak yakin. Tapi kau sendiri tahu bahwa kau ingin melakukannya kan?" Will menaikkan sebelah alisnya seraya tersenyum padanya.

"Ya."

"Kalau begitu lakukanlah. Damian punya trauma yang begitu besar terhadapmu. Ia takut menyakitimu dan ia bukan tipe lelaki yang dapat menahan emosinya. Karena itulah, kau harus membantunya. Hanya kau. Hanya kau yang bisa karena kau adalah kunci semua rasa takutnya."

Lyra tersenyum, "Aku tahu, Will. Aku tahu. Dan aku akan selalu tahu."

"Baiklah, Lyra, sepertinya aku harus pergi dulu," Will melirik Damian yang berjalan mendekat.

Lyra mengangguk dan melambaikan tangannya kepada Will. Setelah meninggalkan Lyra, ia segera kembali ke Ouest untuk mencari Sunshita. Berharap bahwa perempuan itu benar-benar sudah kembali sejak semalam. Namun begitu sampai di Ouest, kerajaannya tampak sangat sepi. Seolah tak ada orang yang tinggal di sini.

Will pergi ke kamar mereka untuk mencari Sunshita tapi Sunshita tak ada di sana. Bahkan gaunnya semalam juga tidak ada.

"Dara, dimana Sunshita?" Tanya Will kepada salah satu pelayan Sunshita yang berjalan melewatinya.

A Knight In Shining ArmorWhere stories live. Discover now