2. Kau Ini Milikku

43.4K 1.7K 59
                                    

Sasuke bangun dengan badan yang luar biasa remuk rasanya. Baru beberapa jam tidur di sofa kecil membuat tubuhnya kaku dan ada beberapa bagian yang sedikit nyeri saat digunakan bergerak.

Sasuke mendekati ranjang rumah sakit yang ditiduri Sakura, ia letakkan telapak tangannya pada kening Sakura memastikan bahwa suhu tubuh Sakura tidak tinggi lagi. Ia menyalakan ponsel Sakura yang tergeletak di nakas untuk melihat jam berapa sekarang.

"Setengah tiga pagi." Gumam Sasuke seraya mematikan lagi ponsel Sakura.

Sasuke benar-benar tidak bisa tidur dengan nyenyak. Selain karena tidak ada ranjang empuk, dia juga khawatir dengan kondisi istrinya yang sore tadi masih demam tinggi. Syukurlah sekarang panasnya sudah turun dan Sakura sudah bisa tidur nyenyak.

Penuh sayang Sasuke mengusap puncak kepala Sakura. "Cepat sembuh ya." Bisiknya pada telinga kiri Sakura. Sakura menggeliat kecil dan menggumamkan kata dingin. Sasuke tersenyum kecil melihat sang istri yang sempat mengeluh walaupun sedang terlelap.

Ia meraih remote AC yang tergeletak di meja dekat sofa kemudian menaikkan suhunya supaya tidak terlalu dingin. Tak lupa Sasuke membungkus Sakura dengan selimut tebal supaya tidak lagi istri merah mudanya itu mengeluh dalam tidurnya.

Sejujurnya Sasuke mengantuk berat, tidurnya tidak optimal sama sekali semenjak hari pernikahannya sampai sekarang. Mungkin kalau nanti perawat datang ia bisa meminta satu lagi ranjang yang bisa ia gunakan untuk tidur.

Sasuke menyalakan ponselnya yang terdiam disebelah ponsel Sakura. Membuka seluruh notifikasi yang masuk dalam ponselnya, rata-rata pesan yang masuk berasal dari teman-teman kerjanya yang memberikan ucapan selamat atas pernikahannya dengan Sakura.

Merasa bosan dengan aktifitasnya yang membuatnya makin mengantuk, Sasuke memutuskan untuk meninggalkan ponselnya lagi. Matanya tidak sengaja menangkap bedak dingin obat untuk penyakit cacar Sakura, diraihnya bedak tersebut dan dengan hati-hati Sasuke membubuhkan bedak dingin itu pada bintik-bintik yang ada diwajah Sakura. Sasuke sangat hati-hati mengerjakannya takut kalau-kalau Sakura akan terbangun karena kegiatannya.

Selesai dengan wajah dan sekitar leher Sakura, Sasuke mengeluarkan lengan kiri Sakura dari dalam selimut dan mulai membubuhkan bedak pada bintik-bintik penyakit istrinya.

Sasuke merasa iba melihat Sakura menderita begini, apapun yang di makan Sakura pasti akan dimuntahkan lagi, beberapa kali ia mengeluh lapar, namun ketika dia mencoba makan belum lama makanan itu keluar lagi dari lambungnya.

"Sasuke-kun."

Sasuke tersentak saat Sakura menarik tangannya dari tangan Sasuke. "Kau bangun?"

"Kau tidak tidur?" Tanya Sakura balik dengan suara parau.

Sasuke menggeleng dan mengusap pipi Sakura lembut. "Masih jam tiga. Tidurlah lagi."

Seolah tahu apa yang menjadi masalah suaminya, Sakura bertanya, "Sasuke-kun tidak bisa tidur ya?"

"Tidak. Aku hanya ingin menjagamu saja." Dusta Sasuke.

"Badanmu pasti sakit semua karna tidur di sofa."

"Aku sengaja tidak tidur, aku ingin menjagamu saja. 24 jam." Pungkas Sasuke.

Sakura meraih tangan Sasuke yang masih menempel di pipinya. Digenggamnya tangan kekar Sasuke berusaha mengucapkan terima kasih lewat penyatuan tangan mereka.

"Beruntungnya aku punya suami sepertimu." Ucap Sakura tulus dengan meninggalkan satu kecupan di punggung tangan Sasuke.

"Ya, aku juga."

Sakura mengernyit. "Kau beruntung punya suami?"

Sasuke mendengus. "Yang benar saja!?"

Tawa kecil Sakura menggema diseluruh sudut kamar rawatnya. Hal sederhana itu mampu membuat hati Sasuke menghangat.

Marriage LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang