17. Love You, Gramps

19.5K 1.2K 66
                                    

Sasuke, Sakura, Itachi, Izumi dan Mikoto diam di ruang tamu mansion Uchiha, mereka berlima panik bukan main karena satu-satunya kunci yang tau keberadaan Sanosuke tiba-tiba menghilang seolah tidak mau peduli dengan kepanikan yang diakibatkan oleh karena ulahnya.

Izumi yang duduk di sebelah Itachi berpindah duduk di sebelah Sakura, wanita hamil itu mengusap bahu Sakura yang masih bergetar karena tangis. Matanya sudah sangat bengkak karena terlalu lama menangis. "Sakura, kumohon tenang. Ingat bayimu, dia akan sedih jika Mamanya sedih."

Sakura menggelengkan kepalanya dan memilih tidak menjawab nasehat kakak iparnya. "Sasuke-kun, ayo kita cari sendiri Sanosuke. Aku takut dia kenapa-napa." Sakura meremas tangan suaminya yang tengah digenggamnya.

Izumi mendesah pasrah karena sarannya diabaikan oleh Sakura. Dia juga seorang Ibu, dia tahu seperti apa perasaan Sakura saat ini. Tapi dia juga wanita hamil, sama seperti Sakura, dan dia tahu seperti apa kondisi psikis dan janinnya jika terus menerus dilanda stress seperti sekarang.

Sudah hampir pukul setengah sebelas malam, artinya sudah empat jam lebih Sasuke dan Sakura menunggu Fugaku kembali ke rumah. Tak ada satu pun yang tahu kemana perginya Fugaku, yang mereka tahu hanyalah mobil Fugaku yang tak ada di tempatnya bersama salah satu sopir pribadi Fugaku.

"Sial! Ayah tak mengangkat panggilanku." Maki Itachi dengan meletakkan kembali gagang telepon yang tadi diangkatnya.

Sakura makin terisak-isak mendengar ucapan Itachi.

"Kau sudah mencoba menghubungi sopir yang dibawa Ayah?"

Itachi mengangguki pertanyaan Sasuke. "Tidak dijawab juga."

"Brengsek, akan ku pecat dia jika sampai berusaha bersekongkol dengan Ayah." Sasuke bangkit dari duduknya, meninggalkan empat orang yang sama paniknya dengan Sasuke.

Dia melangkah lebar-lebar ke kamar pribadinya yang sampai sekarang tidak diotak atik sama sekali, dengan cepat dia menyambar kunci motor yang ada didalam laci meja belajar dan turun secepat kilat.

"Mau kemana Sasuke?" Tanya Mikoto yang melihat anaknya keluar dengan membawa kunci motor yang sudah lama tak disentuhnya.

"Pergi mencari Sanosuke, Bu." Jawab Sasuke tanpa menghentikan langkah kakinya.

Namun saat dering telepon rumah berbunyi, langkah Sasuke terhenti. Itachi dengan cepat mengangkat panggilan tersebut.

"Ayah?!" Ucap Itachi setelah panggilan terhubung.

***

Fugaku marah bukan main pada sopir pribadinya yang lambat mengemudikan mobilnya.

"Lebih cepat atau ku pecat kau!" Makinya pada si sopir.

Mendengar ancaman itu sopir tersebut kelabakan dan melajukan lebih kencang lagi mobil Fugaku. Fugaku tak peduli lagi jika mobil mahalnya harus lecet atau bobrok nantinya. Yang terpenting baginya saat ini adalah dia harus sampai secepatnya di lereng jurang tempat ia meninggalkan Sanosuke tadi.

Sial, dia tak pernah setakut dan sefrustasi ini sebelumnya. Jantungnya bergejolak hebat saat ini, dia tidak tenang sama sekali, dadanya sesak seperti ada batu besar yang mengganjal di dalam dadanya, tanpa sadar bahunya bergetar, dia terisak dan air matanya tumpah.

"Cepat bodoh!! Cucuku bisa mati kalau kau lambat mengemudi!!" Maki Fugaku pada sopirnya.

"I-iya tuan."

"Sanosuke." Lirih Fugaku dengan menjambak rambutnya yang mulai memutih. Air matanya jatuh tak terbendung lagi, dia hancur sehancur-hancurnya. Dia kira jika anak itu pergi dari keluarganya hidupnya akan tenang kembali dan anak-anaknya bisa berkumpul lagi seperti dulu saat anak itu belum ada, tapi nyatanya salah. Dia keliru.

Marriage LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang