23. Don't Let You Go

21K 1.1K 114
                                    

Sasuke mengamati gerak-gerik Sakura yang terlihat sangat bersemangat hari ini, entah apa yang membuat wanita hamil itu semangat tapi yang jelas dia terlihat berbeda dari biasanya.

"Sasuke-kun, hari ini aku akan mengantar Sano-kun untuk bertemu dengan Konan dan Pain." Pamit Sakura pada Sasuke yang belum buka suara.

"Jadi itu yang membuatmu semangat hari ini?"

"Biasanya aku juga selalu semangat, Sasuke-kun." Sakura meletakkan telur mata sapi setengah matang sebagai menu sarapan Sasuke pagi ini. "Sano-kun, habiskan nasi gorengmu dan segera mandi."

Sasuke mengendikkan bahu melihat istrinya yang besar seperti paus itu bergerak lincah kesana-kemari. Apa tidak berat membawa perut sebesar itu?

Berat tentu saja, setiap malam Sakura mengeluh punggungnya sakit, kakinya pegal-pegal, pinggangnya terasa dipatah-patahkan karena lelah membawa beban seberat itu di perutnya. Semakin bertambah besar perutnya Sakura makin bingung menentukan posisi tidur yang nyaman untuknya juga sang jabang bayi. Dia hanya bisa tidur dengan posisi terlentang dan itu membuatnya tidak bisa tidur nyenyak, oh ayolah dia biasa tidur miring dengan menjadikan Sasuke sebagai gulingnya.

Tapi Sasuke heran bagaimana bisa Sakura tidak mengantuk di pagi hari padahal tidur malamnya tidak nyenyak sama sekali.

"Aku berangkat." Sasuke meneguk habis kopi tanpa gula dalam cangkirnya dan mengangkat badan dari kursi.

"Bye, Papa." Sanosuke mengayun-ayunkan kakinya dan melambaikan tangan pada Sasuke yang siap pergi kerja.

"Hati-hati Sasuke-kun. selamat bekerja." Seperti biasa Sakura akan mengantar Sasuke sampai di depan pintu apartemen, memberinya pelukan sayang sebagai penyemangat Sasuke dalam bekerja hari ini.

"Kau juga hati-hati. Cepat kembali jika sudah selesai bertemu dengan Konan." Sakura mengangguk dan melambaikan tangan pada Sasuke.

***

Tidak tahu apa yang terjadi dengan dirinya, sejak tadi jantung Sasuke berdegup cepat, tangannya gemetaran, andrenalinnya meningkat tajam membuatnya tersiksa dengan keadaan tubuhnya. "Sial, sepertinya aku harus benar-benar berhenti mengkonsumsi kopi." Gerutu Sasuke dengan mengurut kepalanya sendiri.

Ia menoleh pada jam dinding dan mendengus kesal. Dia tidak bisa pulang sekarang, dia masih harus mengikuti rapat dengan atasannya setengah jam lagi, sangat tanggung jika dia pulang ke rumah dan kembali lagi ke kantor untuk rapat.

Tangannya meraih ponsel pintar yang tergeletak diatas meja dengan cepat dia mengetik pesan untuk dikirimkan pada sang istri, sepertinya dia perlu obat penetralisir kopi yang ia teguk tadi pagi.

Selang lima belas menit berlalu tidak ada jawaban dari Sakura, Sasuke pikir mungkin Sakura tengah sibuk membuat pesanan atau mungkin tengah menikmati saat-saat sendirinya untuk tidur menggantikan waktu tidur malamnya yang tidak optimal.

Pintu terbuka, salah satu rekan Sasuke masuk memberi kabar bahwa rapat akan segera di mulai. Sasuke mengiyakan ucapan rekannya dan bersiap untuk berangkat menuju restoran mewah yang sudah ditentukan untuk rapat hari ini.

Masih dengan kondisi yang tidak menyenangkan Sasuke memaksakan diri untuk mengemudikan mobil sampai di tempat yang hendak ia tuju. Bersama dengan rekan-rekannya yang lain Sasuke masuk ke dalam restoran bergaya Eropa klasik menuju meja yang sudah direservasi atas nama kantor Sasuke.

***

Rapat berlangsung selama kurang lebih dua setengah jam yang lalu, setelah mencapai kesepatakan para karyawan dipersilahkan untuk kembali ke kantor dan melanjutkan pekerjaan, tapi tidak dengan Sasuke, dia sudah meminta izin pada atasannya untuk langsung pulang saja karena kondisi tubuh yang tidak stabil.

Marriage LifeWhere stories live. Discover now