14. My Superhero

22.2K 1.2K 62
                                    

"Aku benar-benar berterima kasih padamu dan juga Sai, Pig." Sakura tiba diruang tamu apartemennya dengan membawa beberapa kue yang baru saja dibuatnya.

Sudah dua minggu ini dia resign dari tempat kerjanya dan untuk mengisi waktu luangnya selama di rumah dia memutuskan untuk membuat beraneka macam masakan, kue-kue basah dan kue kering untuk dimakan sendiri.

Sedangkan Sasuke, setelah satu minggu berstatus pengangguran akhirnya kini Sasuke kembali bekerja, Sai membantu Sasuke untuk menjadi seorang broker property, pekerjaan yang tidak terlalu mengeluarkan banyak modal dan tidak terlalu berat, bahkan Sasuke rasa sekarang pekerjaan yang dia jalani tidak membuatnya stress seperti saat masih bekerja di perusahaan Ayahnya dulu.

Sasuke jadi memiliki waktu bersama keluarga kecilnya lebih banyak. Walaupun gaji seorang broker property tidak sebesar gajinya saat masih kerja di perusahaan dulu tapi Sasuke rasa hidupnya yang sekarang lebih damai dengan usahanya sendiri dan tidak bergantung pada Ayah juga kakaknya.

"Berhentilah berterima kasih Jidat, itu karena Sasuke cerdas sudah selayaknya dia mendapat pekerjaan itu. Jidat, kau tak mau mencoba menggendong Inojin? Cobalah, hitung-hitung belajar kalau nanti anakmu sudah lahir." Tawar Ino pada Sakura yang duduk di sebelahnya tengah mencolek-colek pipi gembul Inojin.

Sakura menggeleng ragu, tapi Ino malah memposisikan Inojin dalam pangkuan Sakura. "Belajarlah Jidat."

Sakura terlihat kaku dengan adanya bayi mungil dalam dekapannya, dia tidak biasa menggendong bayi jujur saja.

"Apa dia nyaman aku gendong begini, Pig?"

Ino mengangguk dan melahap satu potong picnic roll isi daging yang dihidangkan Sakura di meja. "Sial, ini enak sekali Jidat!"

Sakura yang masih asik menggendong Inojin mengabaikan komentar Ino akan kue buatannya.

"Jidat, kenapa kau tidak mencoba berjualan saja?" Ino terus mengambil potongan-potongan kue yang ada di meja tanpa terasa dia hampir melahap seluruhnya. "Masakanmu enak kau tau, aku bisa membantumu mempromosikan ini pada teman-teman kantor Sai."

"Jangan berlebihan Pig, masakanku tidak seenak yang kau bilang. Bisa malu aku kalau banyak yang tak suka dengan makananku."

Ino menggeleng sambil mengunyah. "Percaya padaku Jidat, kau tau sendirikan lidahku ini lidah elite? Aku akan mengatakan enak jika apa yang aku makan benar-benar enak. Cobalah Jidat, kau bisa bekerja dirumah, menawarkan masakanmu via online, menerima pesanan dan mengantarkannya pada pelangganmu. Kau bisa mengurus rumah, mengurus anak juga suamimu."

Sakura berpikir sejenak, benar juga kata sahabatnya itu, kalau dia mencoba berjualan dia bisa membantu meringankan beban Sasuke dalam mencari uang bukan?

"Aku kurang percaya diri, Pig."

Ino berdecak. "Apa yang membuatmu ragu? Semuanya itu tak akan kau ketahui jawabannya kalau kau tak mencobanya lebih dulu."

Sakura mengangguk-anggukan kepalanya. "Baiklah. Nanti aku akan meminta pendapat Sasuke-kun."

Ino mengangguk memberi semangat pada Sakura. Bagaimana pun Sakura dan Hinata adalah sahabat kesayangannya, dia akan turut susah jika Sakura dan Hinata susah.

Ino juga sempat marah dan mengamuk pada Sasuke saat tau siapa itu Sanosuke, tapi berkat Sakura dia bisa memaafkan Sasuke dan bersikap baik pada Sanosuke.

"Jidat, bagaimana kandunganmu?"

Sakura tersenyum pada Ino. "Dia sehat Pig, dokter bilang perkembangannya bagus."

"Syukurlah kalau begitu. Kau mau perempuan apa laki-laki?"

"Semua bilang dia perempuan Pig padahal dokter belum bisa melihat jenis kelaminnya, tapi entahlah. Aku menerimanya laki-laki maupun perempuan." Jawab Sakura.

Marriage LifeWhere stories live. Discover now