25. By Your Side

18.6K 1K 79
                                    

Beberapa hari kemudian...

Ramai. Satu kata yang dapat digunakan untuk menggambarkan seperti apa kondisi rumah baru Sasuke dan Sakura yang sudah mereka tempati selama kurang lebih satu minggu.

Hari ini adalah hari terakhir Sasuke libur dan besok dia sudah mulai bekerja di perusahaan baru milik Madara yang sekarang sudah berpindah tangan sepenuhnya atas nama Sasuke. Dia menghabiskan waktu liburannya untuk bermain dengan anak laki-lakinya, menemani Sakura menanam bunga dan bibit sayur di halaman belakang setiap sore, kemudian menghabiskan waktu untuk bergelung dalam selimut bersama istri dan anak sulungnya.

Karena ini adalah hari terakhir libur, dia berniat untuk memanfaatkan hari libur terakhirnya ini dengan sebaik mungkin bersama orang-orang tercintanya. Seperti saat ini contohnya, Sasuke dan Sanosuke tengah bermain playstation di ruang keluarga ditemani oleh berbagai jenis makanan ringan yang saat ini bungkusnya sudah berserakan sampai kemana-mana. Suara gaduh memenuhi seluruh sudut rumah akibat teriakan dua lelaki yang terjun dalam dunia games tersebut.

Berbeda dengan Sasuke dan Sanosuke yang menghabiskan waktu bersama playstation mereka, Sakura sang ibu ratu di rumah ini malah menyibukkan diri dengan berbagai menu pesanan dari pembelinya. Tanpa dibantu oleh siapapun dia mengerjakan sendiri pesanan yang diterimanya.

Saat ini sudah mulai memasuki bulan Desember, musim natal dan tahun baru, pesanan parcel yang Sakura terima sangat membeludak sampai-sampai dia bertengkar hebat dengan Sasuke yang melarangnya untuk menerima pesanan parcel makanan lagi. Akibat dari perdebatan sengit tersebut Sasuke dan Sakura tidak saling bertegur sapa selama dua hari, bahkan Sakura sampai memutuskan untuk pindah tidur di kamar Sanosuke demi melancarkan aksi ngambeknya.

Jika sudah seperti itu, lagi-lagi Sasuke lah yang dipaksa untuk mengalah. Dia menyerah jika harus berurusan dengan wanita hamil. Dengan pengakuan kalah dari Sasuke maka perang dingin mereka berakhir, keduanya kembali seperti biasa dan tidak tidur terpisah lagi.

"Sasuke-kun, tolong terima teleponnya!" Sakura berteriak dari dapur supaya suaranya dapat di dengar oleh sang suami yang tengah asik sendiri dengan Sanosuke. Dia sangat sibuk sekali hari ini, tangannya kotor terkena tepung dan segala macamnya.

"SASUKE-KUUUNNN!!" Sakura berteriak sampai membuat jendela bergetar ketika sang suami yang dipanggil sama sekali tak menggubrisnya dan malah terus saja berteriak menyerukan euphoria bermain playstation dengan Sanosuke.

Sasuke menghembuskan nafasnya kasar dengan sangat terpaksa dia meletakkan stick PS-nya dan menerima panggilan masuk di ponsel Sakura. Dia janji jika yang menghubungi Sakura adalah pelanggan baru saat itu juga dia akan menolak pesanan tidak peduli jika nanti Sakura akan mengamuk atau apa.

Sasuke mengamati baik-baik nama yang tertera di layar ponsel Sakura. "Cepat angkat Sasuke-kun, kau ini menunggu apa lagi?!"

"Halo, Ibu?"

Sakura mematung sejenak di tempatnya berdiri dan menoleh kaget pada Sasuke. "Ibu?" Gumamnya untuk dirinya sendiri.

"Ya Bu, kami baik. Sakura sedang sibuk membuat pesanan parcel makanan. Sudah kularang tapi dia malah mengajakku bertengkar."

Sakura menyimak wajah Sasuke dan mendengar dengan seksama apa yang diucapkan Sasuke. Dia sangat penasaran apa yang tengah diperbincangkan Sasuke dengan Ibunya. Sakura yakin yang menelepon itu adalah ibunya, Mebuki. Karena jika itu Mikoto pasti akan menelepon ke telepon rumah atau kalau tidak menelepon langsung ke ponsel Sasuke.

"Entahlah, kehamilannya malah membuatnya bergerak selincah kancil." Lanjut Sasuke lagi tanpa dipotong atau disanggah oleh Sakura. Tidak sopan namanya jika dia memotong pembicaraan orang lain. "Benarkah? Tentu saja sangat boleh, aku yakin mereka akan senang dengan kabar ini. Baiklah Bu, sampai jumpa jaga dirimu baik-baik."

Marriage LifeWhere stories live. Discover now