22. News and Fact

20K 1K 13
                                    

"Sano-kun, jangan main di dekat kompor!" Sakura berteriak pada Sanosuke yang tengah bermain bola karet di dalam apartemen.

"Sanosuke, kalau sampai masakan Mama terkena bola, Mama pastikan akan menghukummu!" Ancam Sakura pada Sanosuke, hari ini Sanosuke sudah mulai libur sekolah jadi Sakura tidak kesepian lagi di rumah, tapi ternyata dengan adanya Sanosuke malah dia jadi sering berteriak-teriak karena anak itu membuatnya tidak konsentrasi memanggang makanan parcel pesanan pelanggan.

Hari ini pesanan yang Sakura terima tidak sedikit dan juga tidak sebanyak pada saat menjelang perayaan hari-hari besar tapi tetap saja pesanan yang diterimanya sudah berhasil membuatnya kelimpungan dan kelelahan sendiri.

"Ma aku mau!" Rengek Sanosuke saat melihat deretan masakan yang sudah jadi dan siap diantar kurir.

"Jauhkan tanganmu dari sana Sano-kun itu untuk dijual!" Pekik Sakura kala Sanosuke hendak menggapai makanan yang sudah dipack rapi oleh Sakura.

Bocah itu menurut dan menurunkan tangannya lagi tapi tidak bisa dipungkiri bahwa dia kesal karena Mamanya membentaknya terus. "Kenapa Mama ini jadi galak sekali." Runtuknya yang tertangkap telinga sang Mama.

Sakura mendelik dan memasukkan peralatan yang kotor ke dalam bak cuci. "Kalau tidak mau Mama berteriak, kau jangan membuat masalah."

"Sano tidak membuat masalah. Mama saja yang pemarah sekarang."

Sakura memutar bola matanya dan tidak menghiraukan ocehan Sanosuke.

"Sano mau tidur siang saja." Gerutu Sanosuke.

Wanita merah muda itu hanya menggelengkan kepalanya mendapati Sanosuke yang malah melangkahkan kaki ke ruang tamu bukan ke kamar. "Sano-kun, Mama tidak bisa menggendongmu kalau kau ketiduran di karpet." Peringat Sakura pada Sanosuke.

Sanosuke hanya menjawab dengan gelengan tanpa menoleh. Anak itu meraih remote televisi dan mencari channel kartun apa yang diputar di jam-jam ini. Sementara Sanosuke sibuk dengan televisi Sakura kembali sibuk dengan pesanan makanan yang sudah siap untuk di panggilkan kurir langganannya. Ia meraih ponselnya dan menghubungi kurir untuk mengantarkan makanan-makanan tersebut.

"Astaga lelah sekali." Ia mendudukkan dirinya pada salah satu kursi setelah menghubungi kurir yang saat ini sedang dalam perjalanan menuju apartemennya.

"Ugh!" Sakura kaget saat tiba-tiba bayi dalam perutnya menggeliat sedikit keras. Ia meringis saat merasakan bayinya yang semakin mendekati persalinan semakin sering bergerak. "Hey, kau kenapa Sayang?" Tanya Sakura dengan mengusap lembut perut besarnya.

"Sano-kun!! Adiknya bangun!" Teriak Sakura saat dirasa pergerakan bayinya makin aktif di dalam sana. Ia mengangkat tubuhnya dari kursi dan berjalan menghampiri Sanosuke di ruang tamu. "Sano-kun, adiknya bangun." Ulang Sakura setelah dekat dengan Sanosuke.

"Aku mau! Aku mau!" Sanosuke melompat dari posisi terlentangnya dan meletakkan kedua tangannya pada perut sang Ibu. "Hai adik, kenapa kau bangun? Kau lapar? Atau mau bermain? Kau mau nonton kartun? Lihat, kakak sedang nonton kartun."

Sakura tertawa melihat Sanosuke mengajak bicara perut besarnya. Sakura selalu saja tertawa jika ada yang mengajak perutnya bicara, entah itu Sasuke atau Sanosuke atau siapapun, pasti Sakura akan terkikik melihat orang itu mengajak perutnya bicara.

"Ma, lihat! Ini kakinya!!" Sanosuke memekik saat dipermukaan perut Sakura – yang tertutup daster hamil – muncul bentuk kaki mungil bayinya. "Kecil sekali kakinya adik Ma."

"Kau dulu juga sekecil ini Sano-kun."

Sanosuke mendongak. "Dulu aku juga bergerak begini di perut Mama?"

Marriage LifeWhere stories live. Discover now